Polda Jatim 'disusupi' JAT?

Kamis, 06 September 2012 - 09:01 WIB
Polda Jatim disusupi JAT?
Polda Jatim 'disusupi' JAT?
A A A
Sindonews.com - Penangkapan teroris di Solo, Jawa Tengah, Kamis 30 Agustus benar-benar membuat polisi tegang. Suasana markas Polda Jatim yang biasanya landa-landai, mendadak terjadi peningkatan aktivitas.

Puluhan anggota bersenjata dikerahkan berjaga di berbagai pintu masuk Polda Jatim. Tidak hanya itu, seluruh pengunjung yang keluar masuk Polda Jatim diperiksa dengan ketat. Penjagaan ketat ini meliputi pemeriksaan kendaraan dan berbagai barang yang dibawa pengunjung. Tak hanya itu saja, kartu identitas milik pengunjung juga turut diperiksa dengan metal detector.

Pemeriksaan ini memang terlihat tidak wajar. Sebab biasanya, pemeriksaan hanya untuk nomor kendaraan saja. Ada apa? Ketegangan ini informasinya muncul setelah dua orang misterius masuk ke kompleks Polda Jatim Jalan Ahmad Yani, Kota Surabaya.

Berdasarkan petunjuk anggota intel Polda Jatim, salah satu pria tersebut adalah mantan ajudan pimpinan Jamaah Islamiyah Abubakar Ba’asyir, Hadi Wiyono. Tak hanya itu, Hadi juga masih tercatat sebagai anggota Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) di Jatim. Untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk, pengawasan menyeluruh pun dilakukan. Pada pukul 17.00 WIB, anjing K-9 dikerahkan untuk menyisir gedung-gedung di markas Polda Jatim. Hewan berdaya cium tajam tersebut menyisir kantor Intelkam, Binmas, Logistik, TI, Propam, Lantas, Reskrimum, dan Samapta.

Namun, semua kepanikan polisi tersebut tidak terbukti. Kedatangan Hadi Wiyono ke Polda Jatim ternyata untuk mengurus perizinan. Menurut juru bicara JAT Ustad Son Hadi, kedatangan Hadi Wiyono sore kemarin di Polda Jatim dalam rangka memenuhi panggilan staf Binmas Polda Jatim AKP Hilman. Hadi membahas perizinan perusahaan satpam.

“Dia tadi datang ke Polda Jatim untuk mengurus perizinan satpam,” kata Son Hadi lewat telepon selulernya.

Sementara itu, pihak Polda Jatim juga buru-buru membantah kabar adanya teroris tersebut.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Hilman Thayib mengatakan, pengawasan ketat sore kemarin dilakukan sebagai langkah antisipasi terhadap segala ancaman. Sebab genderang teroris di Indonesia meningkat.

“Setiap kali ada gejolak di tempat lain, kami juga harus mewaspadai. Dan penjagaan ketat tadi adalah salah bentuk kewaspadaan itu,”kata Hilman. Dikonfirmasi kedatangan Hadi Wiyono, Hilman belum mau berkomentar.

Ditanya kemungkinan Polda Jatim meningkatkan pengamanan di kawasan perbatasan Jatim-Jateng untuk mengantisipasi masuknya para pelaku teror,Hilman mengaku, hal itu tidak akan dilakukan secara khusus,kecuali peningkatan patroli yang dilakukan kesatuan wilayah setempat.

”Itu hanya patroli yang ditingkatkan, karena prioritas kita adalah peningkatan kewaspadaan personel dan peningkatan pengamanan mako di seluruh Jatim,” katanya.

Sementara itu,Polres Ngawi memperketat pengamanan dan kewaspadaan di daerah Mantingan yang merupakan perbatasan Jatim-Jateng.

“Pos Polisi Mantingan merupakan pos pengamanan yang berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Sragen, Jateng, sehingga dikategorikan sebagai wilayah yang sangat rawan dan perlu dipantau,” kata Kapolres Ngawi AKBP Edy Junaedy.

Oleh karena itu, keamanan di daerah perbatasan Ngawi dan Sragen, ditingkatkan dengan menyiapkan sejumlah personel penembak jitu (sniper) dan razia kendaraan.
(azh)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7300 seconds (0.1#10.140)