Tim DVI kesulitan identifikasi korban
Selasa, 28 Agustus 2012 - 13:52 WIB

Tim DVI kesulitan identifikasi korban
A
A
A
Sindonews - Karena sulit untuk mengenali korban pesawat Piper Navajo secara fisik, akhirnya Tim Disaster Victim Identification (DVI) menggunakan teknik tes DNA untuk mengenali jasad korban. Hasilnya akan diketahui dalam empat hingga 10 hari kedepan.
"Tim DVI sudah bekerja sejak kemarin. Untuk mengenal pasti para korban tim kesulitan karena kondisi jenazah sangat buruk," kata Koordinator Posko pencarian dan evakuasi pesawat Piper Navajo Kombes Pol Arief Prapto Santoso di Bandara Temindung, Samarinda, Selasa (28/8/2012).
Uji DNA akan dilakukan di Jakarta. Sampel dari korban sudah diambil dan dibawa ke Jakarta. Sementara tim identifikasi membutuhkan sampel dari keluarga korban, diutamakan istri dan anaknya.
"Keluarga yang ada di Samarinda akan diambil sampelnya di Samarinda, sementara yang di Jakarta akan diambil di Jakarta," kata Arief.
Saat ditanya soal rentang waktu uji DNA, Arief mengatakan paling cepat empat hari hingga 10 hari hasilnya baru bisa diketahui. Saat ini jenazah masih disimpan di ruang pendingin Kamar Jenazah Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Syahranie Samarinda.
Seperti diberitakan sebelumnya, pesawat jenis PA31 Piper Navajo Chief Tain milik PT Intan Angkasa yang disewa Elliot Geophysics International hancur menabrak Gunung Mayang, Kabupaten Kutai Timur saat melakukan pemetaan pertambangan.
Saat dievakuasi, pesawat dan korban dalam kondisi hangus terbakar.
Sebelumnya pesawat berangkat dari Bandara Temindung Samarinda pada pukul 07.51 Wita Jumat 24 Agustus 2012 pagi menuju Bontang. Petugas ATC Bandara Temindung hilang kontak sekira pukul 08.04 Wita.
"Tim DVI sudah bekerja sejak kemarin. Untuk mengenal pasti para korban tim kesulitan karena kondisi jenazah sangat buruk," kata Koordinator Posko pencarian dan evakuasi pesawat Piper Navajo Kombes Pol Arief Prapto Santoso di Bandara Temindung, Samarinda, Selasa (28/8/2012).
Uji DNA akan dilakukan di Jakarta. Sampel dari korban sudah diambil dan dibawa ke Jakarta. Sementara tim identifikasi membutuhkan sampel dari keluarga korban, diutamakan istri dan anaknya.
"Keluarga yang ada di Samarinda akan diambil sampelnya di Samarinda, sementara yang di Jakarta akan diambil di Jakarta," kata Arief.
Saat ditanya soal rentang waktu uji DNA, Arief mengatakan paling cepat empat hari hingga 10 hari hasilnya baru bisa diketahui. Saat ini jenazah masih disimpan di ruang pendingin Kamar Jenazah Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Syahranie Samarinda.
Seperti diberitakan sebelumnya, pesawat jenis PA31 Piper Navajo Chief Tain milik PT Intan Angkasa yang disewa Elliot Geophysics International hancur menabrak Gunung Mayang, Kabupaten Kutai Timur saat melakukan pemetaan pertambangan.
Saat dievakuasi, pesawat dan korban dalam kondisi hangus terbakar.
Sebelumnya pesawat berangkat dari Bandara Temindung Samarinda pada pukul 07.51 Wita Jumat 24 Agustus 2012 pagi menuju Bontang. Petugas ATC Bandara Temindung hilang kontak sekira pukul 08.04 Wita.
(ysw)