KNKT Kumpulkan data dari puing pesawat
Senin, 27 Agustus 2012 - 21:03 WIB

KNKT Kumpulkan data dari puing pesawat
A
A
A
Sindonews.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sore tadi selesai melakukan upaya pengumpulan data pesawat Piper Navajo PA-31 di lokasi jatuh. Selain mengambil sejumlah bagian dari puing pesawat, KNKT juga mengambil dokumentasi.
"Saya melihat ada serpihan-serpihan pesawat di sana. Antara lain propeler satu saya lihat, engine saya lihat, landing gear saya lihat, lainnya terbakar dan berkeping-keping," kata Investigator KNKT Kapten Haeruddin di Bandara Temindung, Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), Senin (27/8/2012).
Selama di lokasi jatuhnya pesawat, KNKT hanya mengambil dokumentasi dari puing-puing pesawat. Selanjutnya akan dibawa ke Jakarta untuk dilakukan penyelidikan. Ditanya mengenai dugaan awal, Haeruddin menyatakan pihaknya tidak boleh buru-buru menyimpulkan.
KNKT diberi waktu untuk melakukan penyelidikan hingga menghasilkan kesimpulan yang akurat.
"Kami punya aturan, kamu diberi waktu 12 bulan, itu undang-undang. Tapi kalau kami bisa menyelesaikan sebelum 12 bulan, ya itu lebih baik," kata Haeruddin.
Selain mengambil dokumentasi puing pesawat, ada beberapa komponen yang dibawa yang ditemukan oleh kepolisian. Namun Haeruddin mengaku belum tahu komponen tersebut. Radius pecahan pesawat tidak luas, sebab jatuh di hutan yang padat.
"Bangkai pesawat kami serahkan ke Intan (PT Intan Angkasa Air Service), karena itu hak mereka. Tapi jika nanti kami perlukan, maka kami akan kembali," kata Haeruddin.
Mengenai kondisi pesawat yang hancur, Haeruddin mengaku tidak menjadi masalah dalam penyelidikan. Sebab nantinya akan didiskusikan dengan para pakar yang dimiliki KNKT.
Seperti diberitakan sebelumnya, pesawat jenis PA31 Piper Navajo Chief Tain milik PT Intan Angkasa yang disewa Elliot Geophysics International hancur menabrak Gunung Mayang, Kabupaten Kutai Timur saat melakukan pemetaan pertambangan.
Sebelumnya pesawat berangkat dari Bandara Temindung Samarinda pada pukul 07.51 Wita Jumat 24 Agustus 2012, pagi menuju Bontang. Petugas ATC Bandara Temindung hilang kontak sekira pukul 08.04 WITA.
Pesawat ini dipiloti oleh Marshal Basir dengan tiga orang penumpang yakni Suyoto (Security Officer/Kementerian Pertahanan), Peter John Elliot (GM Elliot Geophysics International), serta Jandri Hendrizal (staf Elliot Geophysics International). Peter John Elliot adalah warga negara Australia.
"Saya melihat ada serpihan-serpihan pesawat di sana. Antara lain propeler satu saya lihat, engine saya lihat, landing gear saya lihat, lainnya terbakar dan berkeping-keping," kata Investigator KNKT Kapten Haeruddin di Bandara Temindung, Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), Senin (27/8/2012).
Selama di lokasi jatuhnya pesawat, KNKT hanya mengambil dokumentasi dari puing-puing pesawat. Selanjutnya akan dibawa ke Jakarta untuk dilakukan penyelidikan. Ditanya mengenai dugaan awal, Haeruddin menyatakan pihaknya tidak boleh buru-buru menyimpulkan.
KNKT diberi waktu untuk melakukan penyelidikan hingga menghasilkan kesimpulan yang akurat.
"Kami punya aturan, kamu diberi waktu 12 bulan, itu undang-undang. Tapi kalau kami bisa menyelesaikan sebelum 12 bulan, ya itu lebih baik," kata Haeruddin.
Selain mengambil dokumentasi puing pesawat, ada beberapa komponen yang dibawa yang ditemukan oleh kepolisian. Namun Haeruddin mengaku belum tahu komponen tersebut. Radius pecahan pesawat tidak luas, sebab jatuh di hutan yang padat.
"Bangkai pesawat kami serahkan ke Intan (PT Intan Angkasa Air Service), karena itu hak mereka. Tapi jika nanti kami perlukan, maka kami akan kembali," kata Haeruddin.
Mengenai kondisi pesawat yang hancur, Haeruddin mengaku tidak menjadi masalah dalam penyelidikan. Sebab nantinya akan didiskusikan dengan para pakar yang dimiliki KNKT.
Seperti diberitakan sebelumnya, pesawat jenis PA31 Piper Navajo Chief Tain milik PT Intan Angkasa yang disewa Elliot Geophysics International hancur menabrak Gunung Mayang, Kabupaten Kutai Timur saat melakukan pemetaan pertambangan.
Sebelumnya pesawat berangkat dari Bandara Temindung Samarinda pada pukul 07.51 Wita Jumat 24 Agustus 2012, pagi menuju Bontang. Petugas ATC Bandara Temindung hilang kontak sekira pukul 08.04 WITA.
Pesawat ini dipiloti oleh Marshal Basir dengan tiga orang penumpang yakni Suyoto (Security Officer/Kementerian Pertahanan), Peter John Elliot (GM Elliot Geophysics International), serta Jandri Hendrizal (staf Elliot Geophysics International). Peter John Elliot adalah warga negara Australia.
(azh)