Tes narkoba, 9 anggota DPRD Blitar kabur
A
A
A
Sindonews.com - Sembilan orang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Blitar memilih pergi tanpa alasan ketika hendak dilakukan tes urine kebersihan diri atas narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) yang digelar Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Blitar.
Hal tersebut memancing Puluhan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) saat menggelar aksi unjuk rasa memperingati Hari Anti Narkoba (Hani) Internasional.
“Ini justru memancing kecurigaan masyarakat. Sebenarnya ada apa dengan sembilan orang anggota DPRD itu,“ ujar Koordinator aksi Mahathir Muhammad kepada wartawan menjelaskan, Selasa (26/6/2012).
Jika memang bersih, lanjut Mahathir tentunya tidak perlu menghindar ketika hendak dilakukan pengambilan sampel urine. Secawan kecil air seni akan menjadi bukti otentik apakah wakil rakyat di Kabupaten Blitar tersebut benar-benar terbebas dari pengaruh narkoba atau tidak.
“Jika kabur jangan-jangan mereka memang tidak bersih narkoba,“ tegas Mahathir.
Aksi PMII dilakukan bersama sejumlah aktivis Geranat Blitar. Selain berorasi, massa yang berjumlah sekitar 30 orang itu membagikan striker anti narkoba di sejumlah jalan protokol Kota Blitar.
Sehari sebelum aksi peringatan Hani yang jatuh setiap tanggal 26 Juni, DPRD Kabupaten Blitar melakukan tes urine anti narkoba. Dari 50 anggota dewan (termasuk tiga unsur pimpinan) hanya 31 orang yang menjalani tes narkoba. 10 orang tidak hadir karena memang absen sejak pagi dan sembilan orang lainya memilih pergi tanpa keterangan yang jelas. Pengambilan sampel urine dilakukan oleh petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Blitar. Hasilnya negatif.
“Namun untuk sembilan orang yang sengaja menghindar itu harus juga menjalani tes secara transparan,“ tuntut Mahathir.
Massa mendatangi Kantor DPRD Kabupaten Blitar. Namun tidak ada satupun wakil yang bersedia menemui. Karena merasa jengkel, massa menghentikan langkah anggota dewan dari Partai Amanat Nasional (PAN) Panoto yang diduga sengaja hendak meninggalkan tempat. Panoto yang dipaksa bicara mengakui bahwa belum semua anggota dewan mengikuti pengambilan sampel urine. Ia juga sepakat jika pelaksanaan tes yang digelar bersifat sidak.
“Artinya dilakukan mendadak. Ini untuk membuktikan lembaga rakyat beserta orang-orangnya itu bersih dari narkoba,“ ujarnya.
Secara terpisah Ketua BNN Kabupaten Blitar AKBP Henri Setiawan membenarkan jika masih ada 19 orang anggota dewan Kabupaten Blitar yang belum mengikuti pengambilan sampel urine. Mengingat sudah ada MoU antara BNN dengan DPRD, kegiatan tersebut (pengambilan sampel urine), kata Henri akan tetap berlaku bagi yang belum.
“Ini memang sifatnya mendadak. Karena kami memang ingin mengetahui realitas sebenarnya seperti apa,“ ujarnya singkat.(azh)
Hal tersebut memancing Puluhan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) saat menggelar aksi unjuk rasa memperingati Hari Anti Narkoba (Hani) Internasional.
“Ini justru memancing kecurigaan masyarakat. Sebenarnya ada apa dengan sembilan orang anggota DPRD itu,“ ujar Koordinator aksi Mahathir Muhammad kepada wartawan menjelaskan, Selasa (26/6/2012).
Jika memang bersih, lanjut Mahathir tentunya tidak perlu menghindar ketika hendak dilakukan pengambilan sampel urine. Secawan kecil air seni akan menjadi bukti otentik apakah wakil rakyat di Kabupaten Blitar tersebut benar-benar terbebas dari pengaruh narkoba atau tidak.
“Jika kabur jangan-jangan mereka memang tidak bersih narkoba,“ tegas Mahathir.
Aksi PMII dilakukan bersama sejumlah aktivis Geranat Blitar. Selain berorasi, massa yang berjumlah sekitar 30 orang itu membagikan striker anti narkoba di sejumlah jalan protokol Kota Blitar.
Sehari sebelum aksi peringatan Hani yang jatuh setiap tanggal 26 Juni, DPRD Kabupaten Blitar melakukan tes urine anti narkoba. Dari 50 anggota dewan (termasuk tiga unsur pimpinan) hanya 31 orang yang menjalani tes narkoba. 10 orang tidak hadir karena memang absen sejak pagi dan sembilan orang lainya memilih pergi tanpa keterangan yang jelas. Pengambilan sampel urine dilakukan oleh petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Blitar. Hasilnya negatif.
“Namun untuk sembilan orang yang sengaja menghindar itu harus juga menjalani tes secara transparan,“ tuntut Mahathir.
Massa mendatangi Kantor DPRD Kabupaten Blitar. Namun tidak ada satupun wakil yang bersedia menemui. Karena merasa jengkel, massa menghentikan langkah anggota dewan dari Partai Amanat Nasional (PAN) Panoto yang diduga sengaja hendak meninggalkan tempat. Panoto yang dipaksa bicara mengakui bahwa belum semua anggota dewan mengikuti pengambilan sampel urine. Ia juga sepakat jika pelaksanaan tes yang digelar bersifat sidak.
“Artinya dilakukan mendadak. Ini untuk membuktikan lembaga rakyat beserta orang-orangnya itu bersih dari narkoba,“ ujarnya.
Secara terpisah Ketua BNN Kabupaten Blitar AKBP Henri Setiawan membenarkan jika masih ada 19 orang anggota dewan Kabupaten Blitar yang belum mengikuti pengambilan sampel urine. Mengingat sudah ada MoU antara BNN dengan DPRD, kegiatan tersebut (pengambilan sampel urine), kata Henri akan tetap berlaku bagi yang belum.
“Ini memang sifatnya mendadak. Karena kami memang ingin mengetahui realitas sebenarnya seperti apa,“ ujarnya singkat.(azh)
()