Bos dealer mobil gunakan pistol milik Polri

Jum'at, 08 Juni 2012 - 09:31 WIB
Bos dealer mobil gunakan pistol milik Polri
Bos dealer mobil gunakan pistol milik Polri
A A A
Sindonews.com - Pistol jenis Colt 38 yang digunakan Mersam Adli, 29, bos jual beli mobil penembak dua karyawannya pada Rabu (6/6) malam, diketahui adalah senjata api standar Polri. Pistol itu mempunyai register, dan diduga kuat berasal dari Kepolisian Daerah (Polda) Bengkulu.

Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Elan Subilan, memastikan pistol tersebut ditembakkan tiga kali oleh tersangka. Hingga kemarin, polisi masih mengamankan pistol tersebut, beserta 27 butir peluru dan dua buah selongsong peluru yang ditemukan di lokasi kejadian.

”Dua selongsong peluru di temukan di lokasi, satu sisanya masih kami cari, sementara masih diteliti Labfor,” ungkapnya kemarin.

Terkait kepemilikan ataupun asal senjata api itu, Elan menegaskan bahwa senjata api itu tidak memiliki izin.

”Sementara pengakuan tersangka, masih tetap, kalau pistol itu didapat dari seseorang yang sudah meninggal dua tahun lalu, tapi itu kan pengakuannya, kami tentu masih kumpulkan keterangan terkait hal itu,” tambahnya.

Motif penembakan, menurut Elan, dipicu karena kecurigaan tersangka akibat tiga mobilnya, yakni dua Honda Stream dan sebuah Toyota Avanza, hilang. Dua karyawan yang menjadi korban itu dianggap paling bertanggungjawab.

Kabid Propam Polda Jateng, Kombes Pol Alex Alim Rewos menegaskan bahwa colt 38 adalah senjata organik standar Polri. Senjata api tersebut jenis revoler dengan jumlah peluru maksimal enam butir untuk satu pistol.
”Diduga pistol itu berasal dari Polda Bengkulu, milik eks personel di sana. Kami masih kembangkan itu, tentunya kami koordinasi dengan Polda Bengkulu,” ungkapnya.

Pistol beserta dua selongsong peluru, maupun 27 peluru masih diteliti Pusat Laboratorium Forensik Polri. ”Kami coba cari asal pistol itu,”jelasnya.

Jual beli mobil bekas

Tempat usaha yang dimiliki tersangka diketahui bernama N2O Mobil, lokasinya di Jalan Indraprasta Nomor 92, Semarang. Informasi yang dihimpun dari warga sekitar, showroom N2O mobil itu mulai beroperasi sejak dua bulan terakhir.

Sehari- harinya beroperasi mulai sekitar pukul 09.00 dan tutup menjelang Maghrib. Tersangka Mersam Adli sendiri dikenal sebagai seorang pekerja keras. Hal itu diungkapkan oleh salah seorang karyawan bank swasta di Semarang, ketika ditemui kemarin.

”Dia berangkat dari orang yang tidak mampu, dari Sumatera (Bengkulu) lalu merantau ke Jawa, sempat berjualan alat elektronik di Yogyakarta, sebelum akhirnya sukses seperti sekarang, selain usaha jual beli mobil bekas, dia juga punya usaha toko elektronik, juga punya aset rumah di Malang yang harganya sekitar Rp1,9 miliar. Dia juga punya mobil Lexus, juga ikut klub mobil tersebut,” bebernya.

Identitas Mersam didapat karena pada enam bulan lalu, tersangka sempat mengajukan kredit di sebuah bank swasta. Dari aset-aset yang dimiliki itu, pihak bank akhirnya percaya.

Mersam adalah warga asli Bengkulu yang tinggal di Jalan Sinar Sentosa Nomor 397 Kelurahan Kedungmundu, Kecamatan Tembalang. Robinson Akmaludin, adik kandung tersangka, mengatakan dua karyawan yang ditembak itu sudah ikut bekerja dengan kakaknya selama satu tahun terakhir.

Tersangka sempat mengeluh karena mobilnya hilang pada Minggu (3/6) saat ditinggal berlibur di Bali. ”Penembakan terjadi di ruang tamu, korban dalam kondisi tertembak masih sempat mengendarai mobil Daihatsu Terios menuju rumah sakit,” terangnya.

Adik sepupu Kapolres Purworejo

Mersam Adli diketahui adalah adik sepupu dari AKBP Taslim Chairudin, perwira polisi yang menjabat sebagai Kapolres Purworejo. Ayah tersangka dengan ayah dari AKBP Taslim merupakan kakak adik.

Mereka sama-sama berasal dari Bengkulu. ”Ya memang, ayahnya dengan ayah saya kakak adik, walaupun dia (tersangka) melakukan tindakan seperti itu, saya akan tetap mengakuinya, saya bukan pengecut,” kata Taslim.

Dihubungi terpisah, Humas RS Telogorejo Nana Noviada, mengatakan pasien Chaerul Setiawan, 39, warga Bukit Manyaran Permai, RT3/III, Kelurahan Sadeng, Kecamatan Gunungpati, Semarang meminta izin untuk pulang.

Sedang pasien Kemal SetiyaAji,38, warga Bumi Wanamukti Blok E Nomor 1, Sambiroto Semarang masih menjalani operasi untuk mengeluarkan peluru dari leher.(lin)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5146 seconds (0.1#10.140)