2013, Sidoarjo bebas sekolah rusak
A
A
A
Sindonews.com - Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Sidoarjo menargetkan tahun 2013 sudah tidak adalagi sekolah rusak. Padahal, sampai saat ini tercatat masih sebanyak 297 ruang kelas sekolah yang kondisinya rusak berat.
Kepala Dindik Sidoarjo Agoes Boedi Tjahjono mengatakan pihaknya saat ini sudah mulai merenovasi gedung sekolah yang rusak. Bahkan, pembangunan dengan sistem swakelola dengan dana APBN sudah ditender dan siap dikerjakan.
Mantan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan itu menjelaskan, saat ini sudah ada sekitar 78 sekolah rusak berat yang mulai diperbaiki.
"Target kita tahun 2013 di Sidoarjo sudah tidak ada sekolah yang rusak," tandas Agoes menjelaskan kepada wartawan, Rabu 6 Juni 2012.
Agus optimis target itu bisa dipenuhi, sebab dalam pembangunan sekolah/ruang kelas, banyak ditopang dana pendamping mulai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau block grand dari Kementrian Pendidikan (Kemendik). Selain itu, ada dana rehab dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Dari data yang ada di Dindik Sidoarjo, kebanyakan sekolah yang rusak berat kebanyakan SD yang berada di daerah pinggiran. Penyebabnya, tak lain karena usia bangunannya antara 20 sampai 50 tahun.
Dindik berharap agar dalam APBD Sidoarjo tahun 2013, ada alokasi dana cukup besar untuk rehab gedung sekolah.
"Insya Allah tahun depan sekolah rusak bisa diperbaiki semuanya," tandas Agoes.
Anggota Komisi D DPRD Sidoarjo Didik Budi Santoso mengatakan jumlah gedung sekolah yang rusak tahun 2012 mencapai 297 ruang kelas.
"Data gedung sekolah sebanyak itu yang masuk ke Komisi D, itu kategorinya rusak berat," ujar politisi Hanura tersebut.
Menurut Didik, Komisi D mendorong agar perbaikan sekolah rusak menjadi prioritas pembangunan di Sidoarjo. Sebab, hal itu berkaitan dengan upaya mencetak generasi muda yang berkualitas. Tanpa pemenuhan sarana yang ada, tentunya proses belajar mengajar akan sulit berjalan.
Selama ini, lanjut Didik, Dindik Sidoarjo sudah digerojok pemerintah melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) mencapai Rp 33 miliar lebih. Dana tersebut juga ditambah lagi dengan APBD dan block grand dari Kementrian Pendidikan.(azh)
Kepala Dindik Sidoarjo Agoes Boedi Tjahjono mengatakan pihaknya saat ini sudah mulai merenovasi gedung sekolah yang rusak. Bahkan, pembangunan dengan sistem swakelola dengan dana APBN sudah ditender dan siap dikerjakan.
Mantan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan itu menjelaskan, saat ini sudah ada sekitar 78 sekolah rusak berat yang mulai diperbaiki.
"Target kita tahun 2013 di Sidoarjo sudah tidak ada sekolah yang rusak," tandas Agoes menjelaskan kepada wartawan, Rabu 6 Juni 2012.
Agus optimis target itu bisa dipenuhi, sebab dalam pembangunan sekolah/ruang kelas, banyak ditopang dana pendamping mulai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau block grand dari Kementrian Pendidikan (Kemendik). Selain itu, ada dana rehab dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Dari data yang ada di Dindik Sidoarjo, kebanyakan sekolah yang rusak berat kebanyakan SD yang berada di daerah pinggiran. Penyebabnya, tak lain karena usia bangunannya antara 20 sampai 50 tahun.
Dindik berharap agar dalam APBD Sidoarjo tahun 2013, ada alokasi dana cukup besar untuk rehab gedung sekolah.
"Insya Allah tahun depan sekolah rusak bisa diperbaiki semuanya," tandas Agoes.
Anggota Komisi D DPRD Sidoarjo Didik Budi Santoso mengatakan jumlah gedung sekolah yang rusak tahun 2012 mencapai 297 ruang kelas.
"Data gedung sekolah sebanyak itu yang masuk ke Komisi D, itu kategorinya rusak berat," ujar politisi Hanura tersebut.
Menurut Didik, Komisi D mendorong agar perbaikan sekolah rusak menjadi prioritas pembangunan di Sidoarjo. Sebab, hal itu berkaitan dengan upaya mencetak generasi muda yang berkualitas. Tanpa pemenuhan sarana yang ada, tentunya proses belajar mengajar akan sulit berjalan.
Selama ini, lanjut Didik, Dindik Sidoarjo sudah digerojok pemerintah melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) mencapai Rp 33 miliar lebih. Dana tersebut juga ditambah lagi dengan APBD dan block grand dari Kementrian Pendidikan.(azh)
()