18 praja IPDN idap penyakit
A
A
A
Sindonews.com - Sebanyak 18 praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) diketahui membawa penyakit ke dalam kampus. Penyakit yang luput dari tes kesehatan saat penerimaan itu,sekarang kambuh.
Penyakit tersebut berskala sedang sampai berat, mulai TBC, darah tinggi, hepatitis, sampai gangguan jiwa. Rektor Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) I Nyoman Sumaryadi mengatakan, beberapa nama praja yang terindikasi depresi diduga berpenyakit nonmedis.
”Ada praja yang linglung, dia selalu merasa melihat bayangan-bayangan. Ada yang depresi,” kata Nyoman di kampus IPDN, Jalan Raya Bandung-Sumedang, Kamis 31 Mei 2012.
Menurut Nyoman, para praja yang membawa penyakit itu sebetulnya tidak bisa masuk IPDN. Namun, pihaknya tidak merasa kecolongan sendirian, sebab tes kesehatan calon praja bukan dilakukan di IPDN. Tes kesehatan dilakukan di daerah penerimaan masingmasing dengan melibatkan Dinas Kesehatan pemda, polda (polisi), dan kesdam (Angkatan Darat). Setelah dinyatakan lolos tes kesehatan, para calon praja dites psikologi di Dinas Angkatan Darat Kota Bandung.
Baru setelah itu tes akademik oleh Kementerian Dalam Negeri. Itu pun di daerah masing- masing.Tes terakhir baru dilakukan di IPDN, yakni pantohir berupa pemeriksaan fisik yang melibatkan dokter IPDN, Dinkes, polda, dan kesdam. Atas masalah tersebut, IPDN akan mengobati para praja yang membawa penyakit itu, seperti pada dua praja yang terkena TBC, mereka sudah diobati selama tiga bulan.
Sementara yang depresi dan linglung (nonmedis), sudah dibantu Dinas Angkatan Darat. Bagi yang tidak bisa sembuh, dipulangkan ke rumah orang tua masing-masing. Solusi jangka panjang,Nyoman telah meminta agar daerah lebih ketat dalam menyeleksi calon praja pada penerimaan tahun 2012 yang pendaftaran terakhir jatuh hari ini (kemarin).
”Tim kesehatan di daerah agar lebih ketat dan tajam lagi menyeleksi calon praja,” katanya.
Sementara soal tindak kekerasan, Nyoman menjamin telah hilang dari bumi IPDN, baik kekerasan fisik maupun psikis. Kalau ada yang melanggar, pihaknya akan langsung mengeluarkan pihak yang bersangkutan. Menurut dia, pascakematian Cliff Muntu, praja kontingen Sulawesi Utara, pada 2007, IPDN telah menjalankan reformasi seperti yang diinstruksikan Presiden SBY.Reformasi meliputi sistem, struktur, prosedur, dan kultur.
”Tidak ada lagi penekanan senior kepada junior. Tak ada lagi pemanggilan junior ke asrama senior, tidak ada pula senior berkunjung ke asrama junior,” kata Nyoman.(azh)
Penyakit tersebut berskala sedang sampai berat, mulai TBC, darah tinggi, hepatitis, sampai gangguan jiwa. Rektor Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) I Nyoman Sumaryadi mengatakan, beberapa nama praja yang terindikasi depresi diduga berpenyakit nonmedis.
”Ada praja yang linglung, dia selalu merasa melihat bayangan-bayangan. Ada yang depresi,” kata Nyoman di kampus IPDN, Jalan Raya Bandung-Sumedang, Kamis 31 Mei 2012.
Menurut Nyoman, para praja yang membawa penyakit itu sebetulnya tidak bisa masuk IPDN. Namun, pihaknya tidak merasa kecolongan sendirian, sebab tes kesehatan calon praja bukan dilakukan di IPDN. Tes kesehatan dilakukan di daerah penerimaan masingmasing dengan melibatkan Dinas Kesehatan pemda, polda (polisi), dan kesdam (Angkatan Darat). Setelah dinyatakan lolos tes kesehatan, para calon praja dites psikologi di Dinas Angkatan Darat Kota Bandung.
Baru setelah itu tes akademik oleh Kementerian Dalam Negeri. Itu pun di daerah masing- masing.Tes terakhir baru dilakukan di IPDN, yakni pantohir berupa pemeriksaan fisik yang melibatkan dokter IPDN, Dinkes, polda, dan kesdam. Atas masalah tersebut, IPDN akan mengobati para praja yang membawa penyakit itu, seperti pada dua praja yang terkena TBC, mereka sudah diobati selama tiga bulan.
Sementara yang depresi dan linglung (nonmedis), sudah dibantu Dinas Angkatan Darat. Bagi yang tidak bisa sembuh, dipulangkan ke rumah orang tua masing-masing. Solusi jangka panjang,Nyoman telah meminta agar daerah lebih ketat dalam menyeleksi calon praja pada penerimaan tahun 2012 yang pendaftaran terakhir jatuh hari ini (kemarin).
”Tim kesehatan di daerah agar lebih ketat dan tajam lagi menyeleksi calon praja,” katanya.
Sementara soal tindak kekerasan, Nyoman menjamin telah hilang dari bumi IPDN, baik kekerasan fisik maupun psikis. Kalau ada yang melanggar, pihaknya akan langsung mengeluarkan pihak yang bersangkutan. Menurut dia, pascakematian Cliff Muntu, praja kontingen Sulawesi Utara, pada 2007, IPDN telah menjalankan reformasi seperti yang diinstruksikan Presiden SBY.Reformasi meliputi sistem, struktur, prosedur, dan kultur.
”Tidak ada lagi penekanan senior kepada junior. Tak ada lagi pemanggilan junior ke asrama senior, tidak ada pula senior berkunjung ke asrama junior,” kata Nyoman.(azh)
()