15 pekerja proyek Kali Lamong keracunan
A
A
A
Sindonews.com - Sedikitnya 15 pekerja CV Sukone, PT Adhi Karya, yang sedang menggarap proyek Kali Lamong dari PT Pelindo III Surabaya keracunan makanan. 15 karyawan itu kini dirawat inap di Puskesmas Alun-alun, Gresik.
Ke-15 karyawan CV Sukone itu adalah M Arif, Abdurahman, Ari, Nawi, Hendro, Rahman, Wito, Nur Salim, Ghofur, Tatang, Yanto, Deny, Rochim, Soleh dan Rozikin. Dari jumlah itu lima karyawan dirawat intensif yaitu Yanto, Deny, Rochim, Soleh dan Rozikin.
Informasi yang dihimpun, para pekerja itu mengalami mual, pusing dan muntah-muntah. Diperkirakan hal itu disebabkan para pekerja itu mengonsumsi makanan yang disediakan pada malam hari.
“Keracunan itu kami duga setelah para pekerja mengonsumsi makanan yang diberikan Selasa 22 Mei malam. Sedangkan pada pagi harinya belasan pekerja mengalami mual, muntah serta pusing-pusing. Langsung kami bawa ke Puskesmas Alun-alun untuk mendapat perawatan,” ujar M Samin, salah satu mandor pada proyek tersebut, Rabu (23/5/2012).
Salah seorang korban, Hendro, mengaku dirinya bersama temannya mengalami mual, pusing dan muntah-muntah setelah bangun pagi. Padahal perutnya belum terisi apa-apa selain mengkonsumsi makanan malam yang meliputi nasi, sambal, ayam serta mie.
"Untungnya saya tidak begitu parah. Sehingga, saya tidak sampai dirawat intensif,” tandas Hendro.
Sementara Kepala Puskesmas Alun-alun Ninik Widastuti mengatakan, melihat dari ciri-ciri yang diderita para korban, pihaknya menduga kuat para karyawan tersebut mengalami keracunan. Karena memang salah satu gejala keracunan, yakni mual, muntah dan pusing.
"Maka itu, kami langsung memberikan perawatan kepada 15 korban. Hanya dari jumlah itu lima korban di antaranya harus menjalani rawat inap. Karena tingkat keracunannya cukup berat," katanya.
Sedangkan Kepala Seksi Farmasi Makanan dan Minuman Dinkes Kabupaten Gresik Bambang Suherman mengatakan, pihaknya akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu terhadap makanan yang dikonsumsi para pekerja. Untuk melakukan pemeriksaan, pihaknya akan mencari pengirim makanan kemudian diambilkan sample jenis makanan yang diberikan kepada pekerja.
"Apabila dalam pemeriksaannya nanti terbukti, maka Dinkes akan melakukan pembinaan terhadap si pengirim makanan, sehingga hal ini tidak terulang kembali," katanya.(azh)
Ke-15 karyawan CV Sukone itu adalah M Arif, Abdurahman, Ari, Nawi, Hendro, Rahman, Wito, Nur Salim, Ghofur, Tatang, Yanto, Deny, Rochim, Soleh dan Rozikin. Dari jumlah itu lima karyawan dirawat intensif yaitu Yanto, Deny, Rochim, Soleh dan Rozikin.
Informasi yang dihimpun, para pekerja itu mengalami mual, pusing dan muntah-muntah. Diperkirakan hal itu disebabkan para pekerja itu mengonsumsi makanan yang disediakan pada malam hari.
“Keracunan itu kami duga setelah para pekerja mengonsumsi makanan yang diberikan Selasa 22 Mei malam. Sedangkan pada pagi harinya belasan pekerja mengalami mual, muntah serta pusing-pusing. Langsung kami bawa ke Puskesmas Alun-alun untuk mendapat perawatan,” ujar M Samin, salah satu mandor pada proyek tersebut, Rabu (23/5/2012).
Salah seorang korban, Hendro, mengaku dirinya bersama temannya mengalami mual, pusing dan muntah-muntah setelah bangun pagi. Padahal perutnya belum terisi apa-apa selain mengkonsumsi makanan malam yang meliputi nasi, sambal, ayam serta mie.
"Untungnya saya tidak begitu parah. Sehingga, saya tidak sampai dirawat intensif,” tandas Hendro.
Sementara Kepala Puskesmas Alun-alun Ninik Widastuti mengatakan, melihat dari ciri-ciri yang diderita para korban, pihaknya menduga kuat para karyawan tersebut mengalami keracunan. Karena memang salah satu gejala keracunan, yakni mual, muntah dan pusing.
"Maka itu, kami langsung memberikan perawatan kepada 15 korban. Hanya dari jumlah itu lima korban di antaranya harus menjalani rawat inap. Karena tingkat keracunannya cukup berat," katanya.
Sedangkan Kepala Seksi Farmasi Makanan dan Minuman Dinkes Kabupaten Gresik Bambang Suherman mengatakan, pihaknya akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu terhadap makanan yang dikonsumsi para pekerja. Untuk melakukan pemeriksaan, pihaknya akan mencari pengirim makanan kemudian diambilkan sample jenis makanan yang diberikan kepada pekerja.
"Apabila dalam pemeriksaannya nanti terbukti, maka Dinkes akan melakukan pembinaan terhadap si pengirim makanan, sehingga hal ini tidak terulang kembali," katanya.(azh)
()