Ratusan siswa dirazia

Selasa, 17 April 2012 - 08:36 WIB
Ratusan siswa dirazia
Ratusan siswa dirazia
A A A
Sindonews.com - Sebanyak 468 siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Kabupaten Garut dirazia sebelum mengerjakan soal Ujian Nasional (UN) pada hari pertama.

Sebelum masuk ruang ujian, ratusan siswa dikumpulkan di halaman sekolah. “Tidak boleh membawa apapun ke ruang ujian, selain alat tulis dan kartu tanda peserta,” ujar Kepala SMKN I Garut Dadang Johar Arifin, Senin 16 April 2012.

Dia mengatakan, razia ini dilakukan untuk mengantisipasi penyelenggaraan UN beberapa tahun sebelumnya. Dimana ditemukan sebuah pesan pendek berisi kunci jawaban beredar pada handphone seluruh siswa SMKN I Garut. “Kami tidak mau kasus itu terulang,” ucapnya.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Garut Elka Nurhakimah mengatakan, pelaksanaan UN diikuti seluruh siswa SMA sederajat.

“Hanya ada seorang siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) yang tak ikut, karena sakit,” ucapnya.

Di Kota Bandung,sebanyak 37.354 peserta UN tingkat SMA dan SMK telah melewati hari pertama ujian dengan pengawasan ketat dari sekolah. Dinas Pendidikan Kota Bandung mencatat peserta UN terdiri dari 18.620 siswa SMA dan 18.734 siswa SMK dari 117 sekolah.

Ruang ujian untuk SMA ada 1.098 ruang dengan 2.094 pengawas, sementara SMK dilaksanakan di 1.098 ruang ujian dengan 2.196 pengawas. Sesuai prosedur operasional sekolah (POS) UN,beberapa sekolah menggeledah HP milik siswa sebelum mengerjakan soal UN seperti terpantau di SMAN 3, 5, dan 24 Bandung.

Wakil Manajemen Mutu SMAN 3 Bandung Firman Syahnoor mengatakan, selain memeriksa HP, pihaknya memonitoring siswa melalui Closed Circuit Television (CCTV).

“Hampir setiap ruangan dipasang kamera. Jadi,seluruh kegiatan di kelas bisa dilihat dari ruang monitoring,” ucapnya. CCTV ini dinilai efektif untuk mengurangi tingkat kecurangan siswa seperti menyontek.

Di Kota Cirebon, Dinas Pendidikan setempat mensinyalir sindikat penjualan kunci jawaban yang diklaim sebagai jawaban UN.Menurut pelaksana harian Kepala Disdik Kota Cirebon Dana Kartiman, praktik penjualan kunci jawaban ujian kerap terjadi menjelang UN, dimana jawaban yang beredar biasanya melalui short message service(SMS). Meski demikian, pihaknya belum memperoleh laporan penjualan kunci jawaban.

“Praktik itu memang rentan terjadi di daerah,bukan hanya di Kota Cirebon. Tapi, jawaban yang beredar itu nol persen kebenarannya, artinya tidak menjamin itu benar jawaban ujian,” ujarnya. Di Kabupaten Ciamis, hari pertama UN diwarnai temuan kesalahan pengiriman soal dari panitia UN tingkat pusat. Sedikitnya 19 amplop besar soal UN untuk matematika teknik berisi lembar ujian bahasa Inggris.

Akibatnya, Ciamis kekurangan sebanyak 19 amplop soal UN matematika teknik untuk pelaksanaan ujian, Rabu 18 April 2012.

“Temuan itu muncul di Sub Rayon Banjarsari, Kabupaten Ciamis. Saat petugas membongkar soal untuk disebar ke sekolah-sekolah ternyata isinya berlainan dengan nama pelajaran yang tercantum dalam dus,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis Akasah.

mencegah kecurangan dan pelanggaran UN,Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan berjanji menindak tegas baik sanksi administratif maupun hukum bagi oknum yang tertangkap tangan. Komisi IV DPRD Kabupaten Purwakarta menemukan sembilan siswa tidak mengikuti UN.Temuan itu didapat setelah mereka mendatangi sekolah-sekolah. Sedikitnya 14 siswa peserta UN dari tingkat Sekolah Luar Biasa (SLB) di Kota Tasikmalaya kebingungan mengerjakan soal-soal ujian.

Sebab,soal dan lembar jawaban yang diberikan sama persis dengan soal bagi siswa pada umumnya. Seorang siswa terpaksa mengikuti UN di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Klas IIB Kabupaten Cianjur. SW (19), pelajar SMA di Kecamatan Karangtengah, ini merupakan tahanan titipan Kejaksaan Negeri (Kejari) Cianjur yang terlibat kasus narkoba.(azh)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9119 seconds (0.1#10.140)