Gempa langka di tanah rencong

Jum'at, 13 April 2012 - 09:36 WIB
Gempa langka di tanah...
Gempa langka di tanah rencong
A A A
Sindonews.com - Gempa bumi berkekuatan 8,5 SR yang berpusat di barat daya Simeuleu,Aceh (11/4) dengan kedalaman 10 km dinilai memiliki karakteristik berbeda dengan gempa bumi yang terjadi pada 2004.

Dilihat dari sistem yang menjadi penyebabnya, gempa ini cenderung tidak terlalu diperhitungkan karena sangat jarang terjadi. Peneliti Bidang Dinamika Bumi dan Bencana Geologi Puslit Geoteknologi LIPI Nugroho Hananto menjelaskan, gempa bumi ini disebabkan oleh pergeseran kerak samudra (oceanic basin) yang berjarak antara 100 sampai 120 km dari pusat gempa 2004.

Meski magnitudonya mencapai 8,6 SR (8,5 SR versi BMKG), tetapi tidak menimbulkan gelombang tsunami dan tidak banyak menimbulkan kerusakan di daratan karena guncangannya kemungkinan teredam oleh lapisan kerak bumi berupa material halus, bukan material padat yang bisa dengan cepat merambatkan getaran. “Sehingga perambatan gelombang gempanya tidak sempurna.

Selain itu, jarak sumber gempanya juga sangat jauh dari daratan yang mencapai 120 km dengan kedalaman antara 10 sampai 30 km,”jelas Nugroho di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Bandung,kemarin. Sementara gempa di Tanah Rencong itu pada 2004, lanjut dia, terjadi karena tumbukan permukaan lempeng kerak bumi antara kerak kontinen Indo- Australia dan kerak kontinen Eurosia.

Kedua lempeng ini memiliki material yang keras dan tumbukannya menghujam ke bawah. Akibatnya, perambatan guncangan gempa terasa lebih keras hingga daratan. “Akibat tumbukannya menyebabkan lempeng lapisan bumi ambles ke bawah, maka terjadilah gelombang tsunami,” kata lulusan Institut de Physique du Globe de Paris tahun 2011 ini. Lebih lanjut, perbedaan mendasar antara gempa Aceh 2004, patahannya menjalar jauh hingga Andaman.

Karena sifat materialnya yang keras, getarannya pun hampir setara dengan pusat gempa.Sementara gempa 11 April 2012,getaran terkuat hanya terjadi di pusat gempa karena teredam material yang halus. Lebih lanjut, gempa yang terjadi pada 11 April 2012 merupakan puncak pergeseran lapisan bumi yang terjadi di salah satu garis kerak samudra di barat daya Aceh.Padahal,gempa sejenis sudah terjadi sejak 10 Januari 2012 di kerak bumi yang sama dengan magnitudonya mencapai 7,2 SR.

Pakar gempa ITB Irwan Meilano mengatakan, gempa Aceh bukan termasuk megathrust atau gempa yang terjadi pada pertemuan lempeng yang besar. Gempa yang terjadi di lempeng Indo-Australia itu sifatnya mendatar, sehingga hanya terjadi pergeseran lempeng ke kanan dan ke kiri.

Gempa tersebut juga tidak mengalami kerusakan besar, hal itu diakibatkan dua hal, pertama karena jarak pusat gempanya 400 km dari garis pantai.Selain karena jaraknya, jenis gerakan atau mekanisme gempanya bergeser sehingga dampaknya hanya terjadi di dekat pusat gempa saja. (wbs)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9174 seconds (0.1#10.140)