Banjir kepung Kota Bandung

Kamis, 05 April 2012 - 08:03 WIB
Banjir kepung Kota Bandung
Banjir kepung Kota Bandung
A A A
Sindonews.com - Banjir mengepung sebagian wilayah Kota Bandung. Ketinggian air bervariasi mulai 40 sentimeter hingga sepinggul orang dewasa. Bahkan, mobil dan sepeda motor yang nekat melintasi banjir terpaksa mogok. Hujan deras pada pukul 13.30 WIB membuat kawasan perkantoran Jalan Ahmad Yani terendam.

Banjir diakibatkan pertemuan tiga selokan dan sungai kecil di persilangan Ahmad Yani-Gudang Utara-dan Cikudapateuh Dalam tidak mampu menampung debit air yang terus meningkat. Ketinggian air di Ahmad Yani nyaris selutut. Di Gudang Utara, air mencapai pinggul orang dewasa. Debit air yang tinggi membuat Jalan Cikudapateuh Dalam berubah menjadi sungai besar berarus deras.

Kendaraan yang hendak melintasi perempatan jalan banyak yang mogok. Hujan baru berhenti pukul 14.45 WIB, namun banjir tidak surut. Bahkan bertambah tinggi. Banjir di Cikudapateuh Dalam dan Gudang Utara benar-benar surut pukul 15.45 WIB. Yang tersisa hanya sampah, lumpur, pasir, batu, dan lempengan besar aspal jalan yang terkelupas akibat banjir.

Menurut Memet (60), warga Cikudapateuh, kawasan ini bisa kebanjiran dua kali dalam setahun. Banjir kemarin adalah yang pertama di tahun ini.

”Banjir sekarang terparah setelah kejadian beberapa tahun lalu. Saya lupa tahun persisnya,” kata Memet menjelaskan, Rabu 4 April 2012.

Berdasarkan pantauan, banjir cileuncang juga merendam Jalan Riau, Seram, Riau, Banda, Aceh, Lombok, dan Dipatiukur. Ketinggian air sekitar 40 sentimeter.

Ikon Kota Bandung, Jalan Dago turut kebanjiran tepatnya di sekitar eks SMAK Dago. Setelah banjir cileuncang surut, permasalahan kembali muncul, rata-rata lampu merah di beberapa perempatan padam dan menyebabkan kemacetan luar biasa.

”Hujannya cukup besar dan mengakibatkan banjir cileuncang di sekitar Jalan Riau, bahkan beberapa perempatan terendam banjir, sehingga mobil saya terpaksa berbalik arah,” ujar Lukman (31) pengendara sedan.

Dia mengeluhkan tidak adanya polisi yang mengurai kepadatan kendaraan. ”Seharusnya begitu terjadi kepadatan, Polantas langsung turun tangan, karena kebanyakan trafic light padam menyebabkan kendaraan semrawut dan stagnan,” katanya.

Hal sama dikeluhkan Diaz (38). Dia mengaku kecewa dengan Pemkot Bandung, karena tidak bisa mengurus drainase dan penunjang lainnya.

”Bila drainase diurus dengan benar, maka tidak akan muncul banjir Cileuncang seperti ini,” ucapnya. Luapan Sungai Cibunut juga merendam ratusan rumah di tiga RW Kelurahan Kebon Pisang, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung. Akibatnya, rumah milik Cucu roboh, bahkan istri pemilik rumah, Entin hanyut terbawa air sejauh puluhan meter. Beruntung nyawanya bisa diselamatkan warga.

Camat Sumur Bandung Arif Saepudin menuturkan rumah yang parah terendam air sebanyak 50 unit, sedangkan yang mengalami kerusakan sebanyak 12 unit. Menurutnya, banjir diperparah dengan jebolnya kirmir di beberapa RT, sehingga air meluap ke permukiman warga.

”Total kirmir yang jebol di beberapa titik sekitar 60 meter, ”ucapnya.

Wakil Wali Kota Bandung Ayi Vivananda langsung mendatangi lokasi banjir. ”Saya instruksikan dinas terkait di antaranya Dinas Sosial, Dinkes, Dinas Bina Marga dan Pengairan, Pemadam Kebakaran, dan aparat kewilayahan untuk menanggulangi masalah ini,” katanya.(azh)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1983 seconds (0.1#10.140)