Balai Kota Palopo dikepung mahasiswa

Kamis, 29 Maret 2012 - 15:11 WIB
Balai Kota Palopo dikepung mahasiswa
Balai Kota Palopo dikepung mahasiswa
A A A
Sindonews.com - Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kota Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel), memaksa Wali Kota Palopo HPA Tenriadjeng, dan jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Palopo untuk menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi sebesar Rp1.500 per tanggal 1 April.

Mahasiswa mendatangi kantor Wali Kota pukul 09.00 WITA dan mengepung kantor di Jalan Andi Djemma hingga pukul 14.00 WITA, siang kemarin. Mereka sempat bertindak anarkis dengan merusak papan kantor Wali Kota di halaman depan, dan melempari kaca kantor di lantai satu hingga beberapa kaca pecah.

Petugas kepolisian dibantu personel Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) tidak bisa berbuat banyak karena jumlah mahasiswa jauh lebih besar mengepung Balai Kota Palopo ini.

Petugas lebih bertindak persuasif mengawal aksi unjuk rasa ini. Apalagi, ratusan mahasiswa juga menggelar aksi unjuk rasa membakar ban bekas di jalan utama depan Kantor Wali Kota.

"Kami minta Wali Kota ikut menolak kenaikan harga BBM. Kami tidak akan meninggalkan kantor ini, sebelum Wali Kota menandatangani surat penolakan kenaikan harga BBM," ujar Isnul dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Palopo, saat berorasi di hadapan ratusan mahasiswa yang berunjuk rasa di Balai Kota, Kamis (29/3/2012).

Mahasiswa terus meneriakkan nama Wali Kota agar turun dari ruangan kerjanya di lantai dua Balai Kota. Namun, sejak pukul 10.00 WITA hingga pukul 12.30 WITA, Wali Kota belum turun menemui pendemo.

Hal ini memicu reaksi dan protes mahasiswa. Bahkan, beberapa mahasiswa mulai bertindak anarkistis dengan melempari kaca kantor Balai Kota di lantai satu. Kaca bagian depan kantor Balai Kota pecah. Tak sampai di sini, mahasiswa merusak papan nama kantor Wali Kota. Mahasiswa juga membakar ban bekas.

"Wali Kota Palopo jangan takut dipecat Mendagri kalau menolak kenaikan harga BBM, karena puluhan ribu masyarakat Palopo akan berada di belakang Wali Kota. Kami yang memilih Wali Kota lalu, sehingga tidak ada alasan bagi Mendagri mencopot Wali Kota kalau ikut menolak kenaikan harga BBM," ungkap Isnul dalam orasinya.

Saat mahasiswa berunjuk rasa, Wali Kota bersama jajarannya tengah mendampingi mantan Wakil Presiden (Wapres) RI HM Jusuf Kalla (JK) yang tengah melakukan kunjungan ke Kota Palopo, sejak pukul 09.00-13.00 Wita.

JK meninjau proyek pembangunan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (Sutet) Poso II-Palopo-Pomala di Gardu Induk Latuppa dan bersilaturahmi dengan jajaran Pemkot dan masyarakat Palopo.

Tenri, begitu Wali Kota Palopo dua periode ini akrab disapa baru kembali ke kantornya selepas mengantar JK di Lapangan Gaspa, pukul 13.00 WITA. Saat tiba di kantornya, Wali Kota tidak langsung menemui pengunjuk rasa, tetapi masuk ke ruangan kerjanya.

Mengetahui Wali Kota sudah berada di kantor, mahasiswa memberikan batas waktu 15 menit kepada Wali Kota untuk membuat pernyataan menolak kenaikan harga BBM. Pernyataan itu wajib ditandatangani dan dibacakan di hadapan mahasiswa.

"Ini bentuk penolakan nyata Wali Kota Palopo atas kenaikan harga BBM. Makanya, pernyataan sikap Wali Kota itu wajib dibacakan di hadapan mahasiswa dan diserahkan kepada kami untuk diteruskan ke pemerintah pusat di Jakarta," kata Bayu Purnomo, aktivis mahasiswa Universitas Andi Djemma (Unanda) Palopo.

Wali Kota akhirnya turun dari kantornya di lantai dua dan menemui mahasiswa. Di hadapan pendemo, Wali Kota menegaskan ikut prihatin atas rencana kenaikan harga BBM yang akan membebani rakyat, sehingga jajaran Pemkot Palopo dan masyarakat menyatakan menolak kenaikan harga BBM ini.

Usai membacakan pernyataan sikapnya, Wali Kota kemudian menandatangani pernyataan sikap tersebut sebelum diserahkan kepada perwakilan mahasiswa. Para pendemo bertepuk tangan dan menyalami Wali Kota sebelum membubarkan diri.(azh)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6042 seconds (0.1#10.140)
pixels