Pospolantas dibakar pengunjuk rasa
A
A
A
Sindonews.com - Demo penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di Kota Palopo berakhir anarkis. Ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Palopo, merusak Pos Polisi Lalu Lintas (Poslantas) saat berunjuk rasa di Jalan Andi Djemma, depan Kantor Wali Kota dan Bank BNI Cabang Palopo.
Mahasiswa tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Palopo (AMPO) juga membakar foto Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di depan Kantor DPRD Palopo. Bahkan, saat melakukan long march di beberapa jalan-jalan utama dalam wilayah Kota Palopo, mahasiswa melakukan sweeping mobil pelat merah dan mobil tanki pemuat BBM.
Salah satu mobil pelat merah yang terkena sweeping mahasiswa di Jalan Andi Djemma, mobil dinas anggota KPU Palopo, Basman. Untung saja, mahasiswa mengenal pengendara mobil pelat DD 126 S itu, sehingga dilepaskan.
Pantauan Sindo, aksi pengerusakan Poslantas Andi Djemma terjadi sekitar pukul 14.00 WITA, saat mahasiswa memusatkan aksi demonstrasi menolak kenaikan harga BBM di Jalan Andi Djemma, depan Kantor Wali Kota Palopo.
Sekitar satu jam, mahasiswa berorasi dan membakar ban bekas hingga memacetkan arus lalu lintas di jalan protokol itu. Di tengah orasi, sekelompok mahasiswa melampiaskan kekesalannya atas rencana kenaikan harga BBM, dengan melempari Poslantas milik jajaran Polres Palopo dengan batu hingga seluruh kaca Poslantas itu pecah.
Aparat kepolisian tidak mampu menghalau mahasiswa yang mulai bertindak anarkistis, karena jumlah mahasiswa jauh lebih banyak dari petugas kepolisian dibantu anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
Usai merusak Poslantas, mahasiswa kemudian bergerak ke Kantor DPRD. Hampir satu jam berunjuk rasa di kantor Dewan ini, mahasiswa kecewa karena tidak ada satu anggota dewan keluar dari ruangannya untuk menemui pengunjuk rasa. Akhirnya, mahasiswa sepakat membakar foto Presiden SBY yang dicopot dari salah satu ruangan di Kantor DPRD.
"Ratusan mahasiswa Palopo membakar foto SBY, sebagai bentuk protes atas kebijakan Presiden menaikkan harga BBM bersubsidi. Kami juga menuntut Presiden SBY dan wakilnya mundur," tegas Munawir Abho, salah seorang pengunjuk rasa saat membakar foto Presiden SBY di atas ban bekas di halaman kantor DPRD Palopo, Selasa (27/3/2012).
Sebelumnya, mahasiswa Kota Palopo menggelar aksi unjukrasa di tiga lokasi berbeda, mulai pukul 07.00 WITA. Mahasiswa STIEM Palopo menggelar aksi demo penolakan harga BBM di depan kampusnya, di bilangan Binturu. Mahasiswa Universitas Andi Djemma (Unanda) Palopo bersama elemen mahasiswa dari perguruan tinggi lainnya, memusatkan aksi penolakan kenaikan harga BBM di Taman Baca Palopo, kompleks Lalebbata Istana Kedatuan Luwu.
Sementara mahasiswa gabungan dari Universitas Cokroaminoto (Uncokro) bersama mahasiswa dari beberapa akademi keperawatan (Akper) dan Akademi Kebidanan (Akbid) memusatkan aksinya di Jalan Dr Ratulangi, depan Taman Makam Pahlawan Palopo. Dalam aksinya, mahasiswa menyendara satu mobil truk memuat puluhan tabung gas elpiji 12 kilogram sekitar tiga jam.
Mahasiswa sempat bersitegang dengan aparat kepolisian. Sebab, salah seorang anggota polisi menyita kunci mobil truk tersebut. Mahasiswa protes dan meminta kunci truk tersebut. Bahkan, mahasiswa mengancam akan membakar truk dan meledakkan puluhan tabung gas elpiji di atas truk tersebut.
Namun, setelah bernegosiasi, polisi akhirnya menyerahkan kunci truk tersebut kepada mahasiswa. Bahkan, setelah puas berorasi di atas truk yang penuh muatan tabung gas, mahasiswa melepaskan truk tersebut. Mahasiswa selanjutnya menuju ke SPBU Salubulo, sekitar 300-an meter dari Taman Makam Pahlawan.
Selama dua jam, mahasiswa memblokir SPBU ini sehingga tidak ada penjualan BBM. "Seluruh mahasiswa se-Kota Palopo dan mahasiswa lainnya di Indonesia, menggelar aksi demonstrasi penolakan kenaikan harga BBM, sebagai bentuk amarah seluruh rakyat yang tertindas atas kebijakan Presiden SBY dan Wakilnya, Boediono, menaikkan harga BBM," kata Bayu Purnomo, mahasiswa Unanda berorasi di depan SPBU Salubulo.
Kapolres Palopo AKBP Muh Fajaruddin mengungkapkan, secara umum, aksi demontrasi penolakan kenaikan harga BBM di Palopo, terkendali, meski sempat terjadi perusakan Poslantas milik Polres Palopo di Jalan Andi Djemma.
"Polres menurunkan kekuatan penuh mengamankan demonstrasi penolakan kenaikan BBM. Teman-teman dari kesatuan TNI ikut mem-backup, karena demonstrasi berlangsung di beberapa tempat. Semua terkendali," kata Kapolres yang turun langsung memimpin pengamanan demonstrasi penolakan kenaikan harga BBM.(azh)
Mahasiswa tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Palopo (AMPO) juga membakar foto Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di depan Kantor DPRD Palopo. Bahkan, saat melakukan long march di beberapa jalan-jalan utama dalam wilayah Kota Palopo, mahasiswa melakukan sweeping mobil pelat merah dan mobil tanki pemuat BBM.
Salah satu mobil pelat merah yang terkena sweeping mahasiswa di Jalan Andi Djemma, mobil dinas anggota KPU Palopo, Basman. Untung saja, mahasiswa mengenal pengendara mobil pelat DD 126 S itu, sehingga dilepaskan.
Pantauan Sindo, aksi pengerusakan Poslantas Andi Djemma terjadi sekitar pukul 14.00 WITA, saat mahasiswa memusatkan aksi demonstrasi menolak kenaikan harga BBM di Jalan Andi Djemma, depan Kantor Wali Kota Palopo.
Sekitar satu jam, mahasiswa berorasi dan membakar ban bekas hingga memacetkan arus lalu lintas di jalan protokol itu. Di tengah orasi, sekelompok mahasiswa melampiaskan kekesalannya atas rencana kenaikan harga BBM, dengan melempari Poslantas milik jajaran Polres Palopo dengan batu hingga seluruh kaca Poslantas itu pecah.
Aparat kepolisian tidak mampu menghalau mahasiswa yang mulai bertindak anarkistis, karena jumlah mahasiswa jauh lebih banyak dari petugas kepolisian dibantu anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
Usai merusak Poslantas, mahasiswa kemudian bergerak ke Kantor DPRD. Hampir satu jam berunjuk rasa di kantor Dewan ini, mahasiswa kecewa karena tidak ada satu anggota dewan keluar dari ruangannya untuk menemui pengunjuk rasa. Akhirnya, mahasiswa sepakat membakar foto Presiden SBY yang dicopot dari salah satu ruangan di Kantor DPRD.
"Ratusan mahasiswa Palopo membakar foto SBY, sebagai bentuk protes atas kebijakan Presiden menaikkan harga BBM bersubsidi. Kami juga menuntut Presiden SBY dan wakilnya mundur," tegas Munawir Abho, salah seorang pengunjuk rasa saat membakar foto Presiden SBY di atas ban bekas di halaman kantor DPRD Palopo, Selasa (27/3/2012).
Sebelumnya, mahasiswa Kota Palopo menggelar aksi unjukrasa di tiga lokasi berbeda, mulai pukul 07.00 WITA. Mahasiswa STIEM Palopo menggelar aksi demo penolakan harga BBM di depan kampusnya, di bilangan Binturu. Mahasiswa Universitas Andi Djemma (Unanda) Palopo bersama elemen mahasiswa dari perguruan tinggi lainnya, memusatkan aksi penolakan kenaikan harga BBM di Taman Baca Palopo, kompleks Lalebbata Istana Kedatuan Luwu.
Sementara mahasiswa gabungan dari Universitas Cokroaminoto (Uncokro) bersama mahasiswa dari beberapa akademi keperawatan (Akper) dan Akademi Kebidanan (Akbid) memusatkan aksinya di Jalan Dr Ratulangi, depan Taman Makam Pahlawan Palopo. Dalam aksinya, mahasiswa menyendara satu mobil truk memuat puluhan tabung gas elpiji 12 kilogram sekitar tiga jam.
Mahasiswa sempat bersitegang dengan aparat kepolisian. Sebab, salah seorang anggota polisi menyita kunci mobil truk tersebut. Mahasiswa protes dan meminta kunci truk tersebut. Bahkan, mahasiswa mengancam akan membakar truk dan meledakkan puluhan tabung gas elpiji di atas truk tersebut.
Namun, setelah bernegosiasi, polisi akhirnya menyerahkan kunci truk tersebut kepada mahasiswa. Bahkan, setelah puas berorasi di atas truk yang penuh muatan tabung gas, mahasiswa melepaskan truk tersebut. Mahasiswa selanjutnya menuju ke SPBU Salubulo, sekitar 300-an meter dari Taman Makam Pahlawan.
Selama dua jam, mahasiswa memblokir SPBU ini sehingga tidak ada penjualan BBM. "Seluruh mahasiswa se-Kota Palopo dan mahasiswa lainnya di Indonesia, menggelar aksi demonstrasi penolakan kenaikan harga BBM, sebagai bentuk amarah seluruh rakyat yang tertindas atas kebijakan Presiden SBY dan Wakilnya, Boediono, menaikkan harga BBM," kata Bayu Purnomo, mahasiswa Unanda berorasi di depan SPBU Salubulo.
Kapolres Palopo AKBP Muh Fajaruddin mengungkapkan, secara umum, aksi demontrasi penolakan kenaikan harga BBM di Palopo, terkendali, meski sempat terjadi perusakan Poslantas milik Polres Palopo di Jalan Andi Djemma.
"Polres menurunkan kekuatan penuh mengamankan demonstrasi penolakan kenaikan BBM. Teman-teman dari kesatuan TNI ikut mem-backup, karena demonstrasi berlangsung di beberapa tempat. Semua terkendali," kata Kapolres yang turun langsung memimpin pengamanan demonstrasi penolakan kenaikan harga BBM.(azh)
()