Dituding menistakan agama, media lokal didemo

Jum'at, 23 Maret 2012 - 21:04 WIB
Dituding menistakan agama, media lokal didemo
Dituding menistakan agama, media lokal didemo
A A A
Sindonews.com - Umat muslim di Kota Palopo mengecam keras pemuatan cerita humor berisi term-term Al-Qur'an yang diplesetkan dengan kalimat berbau pornografi, di Koran Palopo Pos, edisi Kamis 22 Maret lalu.

Mereka menuntut pengelola koran harian yang bernaung di bawah Media Fajar Group meminta maaf kepada umat muslim karena pemuatan cerita humor itu dinilai melecehkan dan menista umat Islam.

Puluhan mahasiswa dan pemuda Islam dari Aliansi Pemuda Islam (API) Palopo, mendatangi Kantor Harian Palopo Pos, di Jalan Andi Djemma, Kota Palopo, usai salat Jumat. Mereka melakukan aksi bakar ban bekas dan berorasi di depan kantor media ini.

Sebelumnya, sebelum salat Jumat, puluhan kelompok pemuda dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) bergabung dalam Suara Muslim Bersatu berunjukrasa ke Kantor Palopo Pos.

Mereka menuntut pengelola media itu mempertanggungjawabkan pemuatan term-term dari Al-Qur'an yang dinilai menista agama Islam, untuk memohon maaf kepada umat muslim.

Cerita humor berjudul "Tips Bercinta Biar Langgeng Dunia Akherat" terbitan Palopo Pos, di antaranya memuat kata zakinah, soleha, mawadah, warohmah, dan istigosah yang diplesetkan artinya dan plesetan tersebut berbau pornografi.

"Term-term Islam ini berasal dari Al-Qur'an. Kami tuntut agar media ini meminta maaf kepada seluruh umat muslim satu halaman selama tiga hari berturut-turut," kata Afrianto, aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Palopo dalam orasinya saat berunjukrasa bersama puluhan aktivis PMII, Jumat (23/3/2012).

Dia mengecam pemuatan cerita humor menggunakan term-term Islam tersebut, apalagi artinya diplesetkan dengan kalimat-kalimat tak senonoh, sehingga dinilai menista agama Islam.

"Kami akan melaporkan kasus ini ke polisi terkait penistaan agama Islam, jika tuntutan kami tidak dipenuhi," tegas Afrianto, disambut teriakan "Allahu Akbar" dari massa lainnya.

PMII bersama elemen mahasiswa lainnya, menuntut Palopo Pos memuat permintaan maaf satu halaman tiga hari berturut-turut di halaman satu, sesuai halaman cerita humor itu dimuat.

"Kami juga meminta pimpinan Media Fajar Group mencopot Pemimpin Redaksi sebagai pihak yang paling bertanggungjawab di Palopo Pos, karena kelalaiannya sehingga cerita humor berisi penistaan agama Islam terbit," tegas dia.

Jika tuntutan tersebut tidak dikabulkan, PMII bersama berbagai organisasi Islam lainnya di daerah ini, tegas Afrianto, akan menurunkan massa yang lebih besar untuk menuntut pertanggungjawaban Palopo Pos.

"Masalah ini masalah SARA. Agar SARA ini tidak meluas, maka tuntutan kami dipenuhi," kata dia, seraya menyayangkan pemuatan cerita humor mengambil term-term Al-Qur'an untuk bahan plesetan dan dipublikasikan secara luas kepada masyarakat.

"Kami minta pemimpin redaksi Palopo Pos bertanggungjawab atas pemuatan cerita humor berisi plesetan term-term Islam dari Al-Qur'an yang sangat melukai hati umat muslim," tambah Lukman, aktivis PMII lainnya dalam aksi unjukrasa ke Palopo Pos.

Pengelola Palopo Pos, telah menyampaikan permohonan maaf kepada umat muslim secara terbuka melalui seluruh masjid di Kota Palopo, usai salat Jumat. Bahkan, permintaan maaf yang sama disampaikan Palopo Pos secara terbuka melalui salah satu radio swasta di Palopo.

Kepala redaksi Palopo Pos, Ikhwan Ibrahim, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Palopo, terutama umat muslim di daerah ini. Menurut dia, pihaknya tidak bermaksud melecehkan umat muslim di daerah ini atas pemuatan cerita humor itu. Dia juga mengaku kejadian ini atas kelalaian redaksi sehingga cerita humor itu terbit di media itu.

"Kami telah menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh umat muslim secara terbuka di seluruh masjid usai salat Jumat. Kami juga akan memuat permohonan maaf kepada umat muslim dan semua pihak yang tersinggung atas pemuatan cerita humor itu, melalui terbitan Palopo Pos edisi Sabtu 25 Maret besok," katanya,

Pihaknya berencana memuat permohonan maaf itu pada Jumat kemarin, namun korannya tidak terbit karena hari libur nasional. Dia juga berjanji tidak akan mengulangi kejadian yang sama dan akan lebih berhati-hati dalam memuat pemberitaan, termasuk cerita-cerita humor yang berpotensi bermuatan SARA.

"Kami tidak akan mengulangi kesalahan yang sama dan meminta maaf kepada seluruh umat muslim atas kejadian ini," katanya.

Kapolres Palopo, AKBP Muh Fajaruddin, bersama Wakil Kapolres Kompol Abire, saat salat Jumat, menghimbau umat muslim agar tidak terprovokasi dan melakukan tindakan anarkis atas kejadian ini. Dua pimpinan Polri di daerah ini, mengatakan, pihaknya telah menyikapi masalah tersebut sehingga semua pihak diminta menahan diri.

"Biarkan aparat penegak hukum mengusut kasus ini, jika memang didalamnya terdapat unsur penistaan agama tertentu," katanya.(azh)

()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6381 seconds (0.1#10.140)