Lawan Tomcat, foksi larang berburu tokek

Kamis, 22 Maret 2012 - 21:37 WIB
Lawan Tomcat, foksi...
Lawan Tomcat, foksi larang berburu tokek
A A A
Sindonews.com - Forum Konservasi Satwa (Foksi) Jawa Timur melarang untuk melakukan perburuan terhadap Tokek liar. Pasalnya, hewan inilah yang menjadi predator Tomcat atau kumbang roove.

Menurut Manager Program Forum Konservasi Satwa Liar (Foksi)Jawa Timur, Indra Harsaputra banyaknya perburuan terhadap Tokek liar inilah yang menyebabkan populasi Tomcat menjadi tak terkendali. "Selain rusaknya habitat, serangan tomcat juga karena perubahan rantai makanan di alam," kata Indra dalam keterang rilisnya yang diterima wartawan, Kamis (22/3/2012).

Ia menjelaskan, pada Bulan Maret dalah puncak produktifitas serangga jenis Wereng yang menjadi makanan Tomcat. Sementara jumlah Tokek berkurang karena banyaknya perburuan yang dilakukan oleh manunsia. Meski tidak ada data resmi soal populasi Tokek (Gekko Gecko) namun berdasarkan data dari Pengendali Ekosistem Hutan Seksi Konservasi Wilayah VI Probolinggo menyebutkan kuota tokek hasil tangkapan di alam secara nasional 50.000 ekor.

"Jumlah itu kuota terbesar di Nusa Tenggara Barat 10.000 ekor. Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat masing-masing 6.000 ekor. Sisanya dibagi untuk beberapa daerah," tambahnya.

Di Probolinggo, 1 penangkar tokok mampu menangkap 1500 hingga 1600 ekor per 4 hari. Sementara jumlah penangkar Tokek di kawasan itu mencapi puluhan. Selanjutnya, tokek kering ini akan terbang ke Hongkong, melengkapi tokek dari Thailand dan Kamboja, diolah menjadi ramuan penyembuh sejumlah penyakit.

Selain berkasiat sebagai obat penyakit kulit (gatal), daging tokek juga mampu melawan perkembangan kanker. Prof Wang dari Universitas Henan Cina, dalam World Journal of Gastroenterology (Juli 2008) mengatakan tokek bisa menambah kekebalan tubuh dan juga mengiduksi apoptosis dari sel tumor dan menekan ekspresi protein perkembangan kanker.

"Untuk mengendalikan populasi Tomcat, seharusnya hindari perburuan terhadap Tokok agar ekosistem menjadi seimbang," tukasnya. (wbs)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9147 seconds (0.1#10.140)