37 aktivis mahasiswa ditangkap
A
A
A
Sindonews.com - Gelombang unjuk rasa menolak penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi semakin kuat. Hampir di seluruh penjuru Tanah Air, ribuan mahasiswa, buruh, dan elemen masyarakat lainnya turun ke jalan.
Tuntutan mereka hanya satu ”Tolak penaikan harga BBM”. Saat ribuan buruh berjuang mengepung Istana Negara di Jakarta,kemarin,ratusan mahasiswa Medan, terlibat bentrok dengan polisi di Gedung DPRD Sumatera Utara (Sumut) Jalan Imam Bonjol, Medan. Sedikitnya 37 mahasiswa ditangkap pascainsiden tersebut. Sedangkan belasan mahasiswa terluka terkena hantaman petugas yang berusaha menghalau mereka sesaat setelah merobohkan pintu gerbang gedung Dewan.
Di pihak lain, Kasat Sabhara Polresta Medan Kompol Benny M Saragih dan seorang anggotanya terkapar karena terkena lemparan batu. Keduanya menderita luka di bagian dahi dan hidung. Kapolda Sumut Irjen Pol Wisnu Amat Sastro mengatakan ke-37 mahasiswa itu masih diperiksa di Polresta Medan.
”Yang tidak terbukti bertindak anarkistis akan dilepas dalam waktu 2-3 jam setelah ditangkap. Sedangkan yang terbukti diproses sesuai hukum yang berlaku,” katanya di Kantor Polresta Medan tadi malam, Rabu 21 Maret.
Berdasarkan informasi yang diperoleh SINDO, salah satu penunjuk rasa yang diamankan di Palladium Mal adalah Amal Assyifa, mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) yang merupakan anak dari anggota DPRD Sumut Bustami HS.
“Saya dapat laporannya tadi (kemarin). Itu risiko dari perjuangan.Tapi awakada lihat dia? Tidak ada luka-luka kan?,” kata Bustami yang mengaku sedang melakukan kunjungan kerja di Langkat.
Unjuk rasa berakhir bentrok juga terjadi Makassar,Sulawesi Selatan. ”Mereka membakar mobil PT Coca Cola Amatil dan melakukan penjarahan tabung gas. Itu tindakan pidana,” ujar Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Erwin Triwanto di Makassar, kemarin.
Sebelum membakar mobil Coca Cola itu,para mahasiswa menjarah semua minuman yang diangkut mobil tersebut dan membawanya masuk ke kampus sebagai bahan logistik bagi mahasiswa yang sedang bentrok dengan polisi. Dari Jakarta, aksi ribuan buruh di kawasan Istana Negara mengakibatkan kemacetan luar biasa. Ratusan kendaraan terjebak macet di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, kemarin.
Aksi tolak penaikan harga BBM ini berakhir damai kemarin sore. Gelombang aksi unjuk rasa di Jatim juga terus menguat. Ratusan buruh dari berbagai daerah sembuat menutup jalan Gubernur Suryo di depan Gedung Negara Grahadi hingga membuat arus lalu lintas macet. Ratusan buruh yang mengatas namakan Front Perjuangan Rakyat Jatim ini datang dari Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Pasuruan dan Mojokerto.
Mereka berasal dari berbagai elemen buruh seperti Konfederasi serikat pekerja Indonesia (KSPI), Forum Perjuangan Rakyat Surabaya (FPRS), Aliansi Perjuangan Buruh Jatim, Komite Aksi Jaminan Sosial (KAJS) Jatim,dan Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia Jatim.
“Aksi ini adalah bagian dari aksi nasional yang serentak dilakukan oleh anggota gabungan tiga konfederasi buruh tingkat nasional yaitu KSPI, KSBSI dan KSPSI mulai dari Aceh hingga Papua yang dipusatkan di Istana negara,” kata salah satu koordinator aksi Jalamudin.(azh)
Tuntutan mereka hanya satu ”Tolak penaikan harga BBM”. Saat ribuan buruh berjuang mengepung Istana Negara di Jakarta,kemarin,ratusan mahasiswa Medan, terlibat bentrok dengan polisi di Gedung DPRD Sumatera Utara (Sumut) Jalan Imam Bonjol, Medan. Sedikitnya 37 mahasiswa ditangkap pascainsiden tersebut. Sedangkan belasan mahasiswa terluka terkena hantaman petugas yang berusaha menghalau mereka sesaat setelah merobohkan pintu gerbang gedung Dewan.
Di pihak lain, Kasat Sabhara Polresta Medan Kompol Benny M Saragih dan seorang anggotanya terkapar karena terkena lemparan batu. Keduanya menderita luka di bagian dahi dan hidung. Kapolda Sumut Irjen Pol Wisnu Amat Sastro mengatakan ke-37 mahasiswa itu masih diperiksa di Polresta Medan.
”Yang tidak terbukti bertindak anarkistis akan dilepas dalam waktu 2-3 jam setelah ditangkap. Sedangkan yang terbukti diproses sesuai hukum yang berlaku,” katanya di Kantor Polresta Medan tadi malam, Rabu 21 Maret.
Berdasarkan informasi yang diperoleh SINDO, salah satu penunjuk rasa yang diamankan di Palladium Mal adalah Amal Assyifa, mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) yang merupakan anak dari anggota DPRD Sumut Bustami HS.
“Saya dapat laporannya tadi (kemarin). Itu risiko dari perjuangan.Tapi awakada lihat dia? Tidak ada luka-luka kan?,” kata Bustami yang mengaku sedang melakukan kunjungan kerja di Langkat.
Unjuk rasa berakhir bentrok juga terjadi Makassar,Sulawesi Selatan. ”Mereka membakar mobil PT Coca Cola Amatil dan melakukan penjarahan tabung gas. Itu tindakan pidana,” ujar Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Erwin Triwanto di Makassar, kemarin.
Sebelum membakar mobil Coca Cola itu,para mahasiswa menjarah semua minuman yang diangkut mobil tersebut dan membawanya masuk ke kampus sebagai bahan logistik bagi mahasiswa yang sedang bentrok dengan polisi. Dari Jakarta, aksi ribuan buruh di kawasan Istana Negara mengakibatkan kemacetan luar biasa. Ratusan kendaraan terjebak macet di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, kemarin.
Aksi tolak penaikan harga BBM ini berakhir damai kemarin sore. Gelombang aksi unjuk rasa di Jatim juga terus menguat. Ratusan buruh dari berbagai daerah sembuat menutup jalan Gubernur Suryo di depan Gedung Negara Grahadi hingga membuat arus lalu lintas macet. Ratusan buruh yang mengatas namakan Front Perjuangan Rakyat Jatim ini datang dari Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Pasuruan dan Mojokerto.
Mereka berasal dari berbagai elemen buruh seperti Konfederasi serikat pekerja Indonesia (KSPI), Forum Perjuangan Rakyat Surabaya (FPRS), Aliansi Perjuangan Buruh Jatim, Komite Aksi Jaminan Sosial (KAJS) Jatim,dan Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia Jatim.
“Aksi ini adalah bagian dari aksi nasional yang serentak dilakukan oleh anggota gabungan tiga konfederasi buruh tingkat nasional yaitu KSPI, KSBSI dan KSPSI mulai dari Aceh hingga Papua yang dipusatkan di Istana negara,” kata salah satu koordinator aksi Jalamudin.(azh)
()