Tukang becak minta terminal disatukan
A
A
A
Sindonews.com - Sikap tegas kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Bulukumba, Rosali A Liong yang tidak akan membuka jalan pintas masuk Terminal Pasar Sentral Bulukumba, membuat para tukang becak yang sebelumnya protes menerima.
Namun, tukang becak yang beroperasi di Pasar Sentral ini mengisyaratkan agar Terminal mobil angkutan desa (Angdes) disatukan kembali seperti sebelumnya. Jangan lagi dipisahkan antara mobil Angdes Bulukumba Timur dengan Bulukumba Barat. "Kalau memang itu sudah menjadi keputusan final, kami menerima. Asalkan permintaan kami juga dipenuhi," ujar Bahtiar, salah seorang tukang becak, saat kembali mendatangi gedung DPRD Bulukumba, kemarin.
Menurut Bahtiar, Dishubkominfo harus mencari solusi lain agar tidak saling merugikan antara pemerintah dan tukang becak. Sebab, jalan ini merupakan satu-satunya mata pencaharian untuk mengangkut muatan buah-buahan para pedagang. "Jangan sekedar ditutup saja, setelah itu ditinggalkan. Sebab, yang menjadi korban adalah tukang becak. Ini harus dipikirkan bagi pemerintah," ungkap dia.
Dijelaskan, sikap pemerintah menutup akses ini karena ingin melakukan penertiban terhadap pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan secara semrawut sudah tepat. Hanya saja, nasib mereka harus dipikirkan. "Kami merespons baik upaya menertibkan PKL diarea Terminal karena memang sudah semrawut. Hanya, jangan akses kita ditutup karena merugikan," harapnya.
Kepala Dishubkominfo Bulukumba Rosali A Liong menyatakan, bahwa penutupan terhadap jalur masuk pasar Sentral ini bagian dari penertiban. Apalagi, menjelang penilaian piala Adipura sehingga Terminal harus tertata dengan baik. "Jalur ini khusus pejalan kaki. Semua kendaraan yang selama ini melintas tidak boleh lagi," jelas Rosali, kemarin.
Dia menambahkan, permintaan tukang becak agar dibuka kembali sudah tidak mungkin lagi. Ini sudah menjadi keputusan pemerintah dalam menertibkan ke samrawutan pasar Sentral. Apalagi, keberadaan jalur ini dianggap cukup menganggu bagi pejalan kaki. "Jelas kita akan carikan solusi lain, yang tidak merugikan mereka," janjinya.
Wakil Ketua Komisi C DPRD Bulukumba Andi Zulkarnaen Pangki menjelaskan, Dishubkominfo harus mempertimbangkan keluhan para tukang becak tersebut. Keluhan mereka tidak bisa diabaikan begitu saja. Sebab, dia hanya mengandalkan dari muatan pedagang yang berjualan di pasar. "Harus ada solusi. Kita tidak mau mereka yang menjadi korban atas penutupan akses masuk Terminal dan pasar Sentral," tandasnya. (wbs)
Namun, tukang becak yang beroperasi di Pasar Sentral ini mengisyaratkan agar Terminal mobil angkutan desa (Angdes) disatukan kembali seperti sebelumnya. Jangan lagi dipisahkan antara mobil Angdes Bulukumba Timur dengan Bulukumba Barat. "Kalau memang itu sudah menjadi keputusan final, kami menerima. Asalkan permintaan kami juga dipenuhi," ujar Bahtiar, salah seorang tukang becak, saat kembali mendatangi gedung DPRD Bulukumba, kemarin.
Menurut Bahtiar, Dishubkominfo harus mencari solusi lain agar tidak saling merugikan antara pemerintah dan tukang becak. Sebab, jalan ini merupakan satu-satunya mata pencaharian untuk mengangkut muatan buah-buahan para pedagang. "Jangan sekedar ditutup saja, setelah itu ditinggalkan. Sebab, yang menjadi korban adalah tukang becak. Ini harus dipikirkan bagi pemerintah," ungkap dia.
Dijelaskan, sikap pemerintah menutup akses ini karena ingin melakukan penertiban terhadap pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan secara semrawut sudah tepat. Hanya saja, nasib mereka harus dipikirkan. "Kami merespons baik upaya menertibkan PKL diarea Terminal karena memang sudah semrawut. Hanya, jangan akses kita ditutup karena merugikan," harapnya.
Kepala Dishubkominfo Bulukumba Rosali A Liong menyatakan, bahwa penutupan terhadap jalur masuk pasar Sentral ini bagian dari penertiban. Apalagi, menjelang penilaian piala Adipura sehingga Terminal harus tertata dengan baik. "Jalur ini khusus pejalan kaki. Semua kendaraan yang selama ini melintas tidak boleh lagi," jelas Rosali, kemarin.
Dia menambahkan, permintaan tukang becak agar dibuka kembali sudah tidak mungkin lagi. Ini sudah menjadi keputusan pemerintah dalam menertibkan ke samrawutan pasar Sentral. Apalagi, keberadaan jalur ini dianggap cukup menganggu bagi pejalan kaki. "Jelas kita akan carikan solusi lain, yang tidak merugikan mereka," janjinya.
Wakil Ketua Komisi C DPRD Bulukumba Andi Zulkarnaen Pangki menjelaskan, Dishubkominfo harus mempertimbangkan keluhan para tukang becak tersebut. Keluhan mereka tidak bisa diabaikan begitu saja. Sebab, dia hanya mengandalkan dari muatan pedagang yang berjualan di pasar. "Harus ada solusi. Kita tidak mau mereka yang menjadi korban atas penutupan akses masuk Terminal dan pasar Sentral," tandasnya. (wbs)
()