Cagub Aceh deklarasi kampanye damai
A
A
A
Sindonews.com - Lima pasangan calon Gubernur Aceh yang mengikuti Pemilihan Kepala Daerah ( Pilkada) 9 April mendatang mendeklarasikan pilkada damai di perkarangan Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh.
Empat butir pernyataan dideklarasikan bersama-sama, yakni melaksanakan Pilkada damai demi terwujudnya Aceh yang bermartabat, aman, damai dan sejahtera.
"Memastikan agar massa pendukung dari masing-masing pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Aceh untuk berkampanye sesuai aturan dan norma-norma yang berlaku," ucap para kandidat bersama-sama, Rabu (14/3/2012).
Selain itu, kandidat gubernur Aceh juga menyatakan janji untuk saling menghormati antar sesama peaerta Pilkada dengan tidak intimidasi, provokasi atau tindakan yang dapat mencederai perdamaian.
"Menerima kekalahan dengan lapang dada dan menghargai yang menang," sebut kandidat mengakhiri deklarasi.
Usai deklarasi, para kandidat menandatangani batu prasasti deklarasi damai secara bergantian. Prasasti bertinta berwarna emas tersebut bertuliskan 'Kami para calon gubernur dan wakil gubernur Aceh sepakat untuk melaksanakan pilkada damai dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur Aceh tahun 2012 demi terwujudnya Aceh yang bermartabat, aman, damai dan sejahtera'.
Deklarasi damai para kandidat turut dihadiri Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Djoko Suyanto, Menteri Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Azwar Abubakar, dan Kapolri Jenderal Timur Pradopo.
Ketua Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh, Abdul Salam Pohroh melaporkan Pilkada diikuti lima pasangan calon gubernur dan 137 pasangan di Kabupaten/Kota.
"58 pasang dari jalur partai politik, 79 dari jalur perseorangan," kata Abdul.
Pejabat Gubernur Aceh, Tarmizi A Karim, menyatakan bangga terhadap kehadiran seluruh kandidat. Menurutnya, agenda deklarasi damai ini sangat ditunggu masyarakat Aceh. "Ini momentum baik untuk membangun Aceh," ujarnya.
Menkopolhukam, Djoko Suyanto berharap para kandidat agar berkompetisi dengan fair dan damai. "Tujuan utama kita dalam berdemokrasi bukan semata bagaimana cara mencapai kekuasaan, tapi bagaimana mewujudkan pembangunan daerah," tandas Djoko.(azh)
Empat butir pernyataan dideklarasikan bersama-sama, yakni melaksanakan Pilkada damai demi terwujudnya Aceh yang bermartabat, aman, damai dan sejahtera.
"Memastikan agar massa pendukung dari masing-masing pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Aceh untuk berkampanye sesuai aturan dan norma-norma yang berlaku," ucap para kandidat bersama-sama, Rabu (14/3/2012).
Selain itu, kandidat gubernur Aceh juga menyatakan janji untuk saling menghormati antar sesama peaerta Pilkada dengan tidak intimidasi, provokasi atau tindakan yang dapat mencederai perdamaian.
"Menerima kekalahan dengan lapang dada dan menghargai yang menang," sebut kandidat mengakhiri deklarasi.
Usai deklarasi, para kandidat menandatangani batu prasasti deklarasi damai secara bergantian. Prasasti bertinta berwarna emas tersebut bertuliskan 'Kami para calon gubernur dan wakil gubernur Aceh sepakat untuk melaksanakan pilkada damai dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur Aceh tahun 2012 demi terwujudnya Aceh yang bermartabat, aman, damai dan sejahtera'.
Deklarasi damai para kandidat turut dihadiri Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Djoko Suyanto, Menteri Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Azwar Abubakar, dan Kapolri Jenderal Timur Pradopo.
Ketua Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh, Abdul Salam Pohroh melaporkan Pilkada diikuti lima pasangan calon gubernur dan 137 pasangan di Kabupaten/Kota.
"58 pasang dari jalur partai politik, 79 dari jalur perseorangan," kata Abdul.
Pejabat Gubernur Aceh, Tarmizi A Karim, menyatakan bangga terhadap kehadiran seluruh kandidat. Menurutnya, agenda deklarasi damai ini sangat ditunggu masyarakat Aceh. "Ini momentum baik untuk membangun Aceh," ujarnya.
Menkopolhukam, Djoko Suyanto berharap para kandidat agar berkompetisi dengan fair dan damai. "Tujuan utama kita dalam berdemokrasi bukan semata bagaimana cara mencapai kekuasaan, tapi bagaimana mewujudkan pembangunan daerah," tandas Djoko.(azh)
()