Lagi, penculikan anak beraksi di Bantaeng
A
A
A
Sindonews.com - Penculikan anak disertai kekerasan kembali terjadi di Bantaeng. Kali ini menimpa ND (8) bocah Kelurahan Lamalaka Kecamatan Bantaeng, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan.
Menurut ibu korban Dawati, dirinya baru menyadari jika putrinya yang baru duduk di kelas 2 SD tersebut tidak lagi berada di rumah sekitar pukul 02.15 WITA. Padahal awalnya, korban tidur bersama bapaknya di ruang tamu sambil menonton TV. Namun saat terbangun, hanya ada bapak korban, Basri. Dia langsung berteriak, karena pintu rumahnya sudah terbuka, sementara putrinya tak lagi di tempat.
Mendengar teriakan Dawati, tetangga korban yang sudah tertidur bangun, dan membantu mencari korban. Sementara Dawati terus histeris memanggil anaknya. Warga sekitar sempat panik, lantaran salah seorang keluarga korban mengamuk lantaran ND tidak juga ditemukan.
“Saya memang pulang ke rumah sekitar Pukul 01.30 WITA, karena rumah saya terletak di bagian belakang dan melihat pintu rumahnya terbuka dan bapaknya sementara tidur. Saya pikir, mungkin bapaknya kepanasan jadi sengaja membuka pintu,” ungkap paman korban, Sarif.
Setelah polisi dan warga melakukan penyisiran di sekitar lokasi, korban baru ditemukan sekitar satu kilometer, di sekitar Pantai Lamalaka. Sempat terjadi aksi kejar-kejaran, terhadap tiga orang pria yang dicurigai. Setelah menangkap ketiga orang tersebut, langsung digiring ke Mapolres Bantaeng, untuk dimintai keterangan.
Sementara korban langsung dibawa ke Rumah Sakit (RS) Prof Anwar Makkatutu Bantaeng untuk mendapat perawatan intensif. Menurut ND, saat dirinya terbangun, dia sudah berada bersama pelaku.
“Dia (pelaku) bilang ada pencuri di rumah saya, jadi saya dibawa. Setelah itu saya dibawa ke perahu, dan dia menggayung perahu. Dia bilang kalau saya tidak mau diperkosa, maka leher saya akan dipotong, dan dibawa ke Makassar untuk dijual,” ungkap ND, yang masih kelihatan shock.
Dia mengatakan, ciri-ciri pelaku tinggi dan berkumis. Namun dia juga sempat tak sadarkan diri hingga ditemukan di sekitar Pantai Lamalaka.
Kapolres Bantaeng AKBP Donyar Kusumadji melalui Kepala Sentra Pelayanan
Kepolisian (SPK) Aiptu Rusdi Syam mengatakan hingga saat ini polisi masih melakukan penyeledikan.
Sekedar diketahui, kasus penculikan anak disertai kekerasan sudah enam kali terjadi di Kabupaten Bantaeng, dengan modus yang sama. Rata-rata korban berusia di bawah 10 tahun, dan dilukai bagian alat vitalnya dan korbannya adalah anak-anak yang tinggal di tepi pantai. Sementara, polisi hingga saat ini belum bisa memastikan motif penculikan disertai kekerasan.(azh)
Menurut ibu korban Dawati, dirinya baru menyadari jika putrinya yang baru duduk di kelas 2 SD tersebut tidak lagi berada di rumah sekitar pukul 02.15 WITA. Padahal awalnya, korban tidur bersama bapaknya di ruang tamu sambil menonton TV. Namun saat terbangun, hanya ada bapak korban, Basri. Dia langsung berteriak, karena pintu rumahnya sudah terbuka, sementara putrinya tak lagi di tempat.
Mendengar teriakan Dawati, tetangga korban yang sudah tertidur bangun, dan membantu mencari korban. Sementara Dawati terus histeris memanggil anaknya. Warga sekitar sempat panik, lantaran salah seorang keluarga korban mengamuk lantaran ND tidak juga ditemukan.
“Saya memang pulang ke rumah sekitar Pukul 01.30 WITA, karena rumah saya terletak di bagian belakang dan melihat pintu rumahnya terbuka dan bapaknya sementara tidur. Saya pikir, mungkin bapaknya kepanasan jadi sengaja membuka pintu,” ungkap paman korban, Sarif.
Setelah polisi dan warga melakukan penyisiran di sekitar lokasi, korban baru ditemukan sekitar satu kilometer, di sekitar Pantai Lamalaka. Sempat terjadi aksi kejar-kejaran, terhadap tiga orang pria yang dicurigai. Setelah menangkap ketiga orang tersebut, langsung digiring ke Mapolres Bantaeng, untuk dimintai keterangan.
Sementara korban langsung dibawa ke Rumah Sakit (RS) Prof Anwar Makkatutu Bantaeng untuk mendapat perawatan intensif. Menurut ND, saat dirinya terbangun, dia sudah berada bersama pelaku.
“Dia (pelaku) bilang ada pencuri di rumah saya, jadi saya dibawa. Setelah itu saya dibawa ke perahu, dan dia menggayung perahu. Dia bilang kalau saya tidak mau diperkosa, maka leher saya akan dipotong, dan dibawa ke Makassar untuk dijual,” ungkap ND, yang masih kelihatan shock.
Dia mengatakan, ciri-ciri pelaku tinggi dan berkumis. Namun dia juga sempat tak sadarkan diri hingga ditemukan di sekitar Pantai Lamalaka.
Kapolres Bantaeng AKBP Donyar Kusumadji melalui Kepala Sentra Pelayanan
Kepolisian (SPK) Aiptu Rusdi Syam mengatakan hingga saat ini polisi masih melakukan penyeledikan.
Sekedar diketahui, kasus penculikan anak disertai kekerasan sudah enam kali terjadi di Kabupaten Bantaeng, dengan modus yang sama. Rata-rata korban berusia di bawah 10 tahun, dan dilukai bagian alat vitalnya dan korbannya adalah anak-anak yang tinggal di tepi pantai. Sementara, polisi hingga saat ini belum bisa memastikan motif penculikan disertai kekerasan.(azh)
()