Sering 'gauli' pacar, ABG di Surabaya masuk bui
A
A
A
Sindonews.com - Nayo Gotama (18) Warga Kedung Rukem Timur, Surabaya harus meringkuk di balik jeruji. Pasalnya, orang tua sebut saja S (17) tak terima anaknya dibawa lari dan diajak hubungan layaknya suami istri berkali-kali.
Informasi yang dihimpun, pasangan sejoli ini sebenarnya sudah menjalin kasih sejak tiga tahun lalu. Bahkan Nayo dan S adalah satu sekolahan sewaktu masih SMP hingga SMA. Rupanya, hubungan sebagai sepasang kekasih berlanjut hingga 'adegan ranjang'.
Menurut Kepala Unit (Kanit) Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Surabaya AKP Suratmi, orang tua S melaporkan Nayo ke Polisi karena telah membawa lari anak gadisnya itu.
"Orang tua S sudah datang baik-baik ke tersangka untuk menanyakan keberadaan anaknya itu. Tapi ternyata, Nayo berbohong," kata Suratmi kepada Wartawan di Mapolrestabes Surabaya Timur, Surabaya, Senin (5/3/2012).
Kecurigaan orang tua S diperkuat bahwa anaknya dibawa lari oleh Nayo adalah berkat rekaman CCTV. Kebetulan di kampung tempat tinggal S terdapat CCTV. Dalam rekaman itu, terlihat Nayo sedang menjemput S. Atas dasar itulah kemudian dilaporkan ke Polisi.
Nayo sendiri mengakui semua perbuatannya. Lulusan SMA itu mengaku sudah berulang kali berhubungan intim dengan S. "Sudah ndak terhitung berapa kali (hubungan intim). Pertama kali saat dia masih kelas satu SMA. Kami melakukannya di rumah saya," aku Noya polos.
Ia mengelak jika dituding memaksa S untuk melakukan perbuatan itu. "Kami saling mencintai dan ingin menikahinya kelak. Selama ini memang hubungan kami tidak direstui orang tuanya," tambahnya.
Sayangnya, Polisi punya penilaian yang berbeda. Dari pemeriksaan petugas terkuak, Nayo pernah sekali memfoto S dalam keadaan telanjang bulat. Foto itu diduga dijadikan alat Nayo agar tetap bisa berhubungan badan.
Selain itu, Polisi juga menyita boneka panda berukuran besar. Boneka ini yang diakui polisi sebagai media rayuan Nayo untuk menyetubuhi S. Korps berseragam Coklat ini juga menjadikan rekaman CCTV dan pakaian dalam S sebagai barang bukti. (wbs)
Informasi yang dihimpun, pasangan sejoli ini sebenarnya sudah menjalin kasih sejak tiga tahun lalu. Bahkan Nayo dan S adalah satu sekolahan sewaktu masih SMP hingga SMA. Rupanya, hubungan sebagai sepasang kekasih berlanjut hingga 'adegan ranjang'.
Menurut Kepala Unit (Kanit) Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Surabaya AKP Suratmi, orang tua S melaporkan Nayo ke Polisi karena telah membawa lari anak gadisnya itu.
"Orang tua S sudah datang baik-baik ke tersangka untuk menanyakan keberadaan anaknya itu. Tapi ternyata, Nayo berbohong," kata Suratmi kepada Wartawan di Mapolrestabes Surabaya Timur, Surabaya, Senin (5/3/2012).
Kecurigaan orang tua S diperkuat bahwa anaknya dibawa lari oleh Nayo adalah berkat rekaman CCTV. Kebetulan di kampung tempat tinggal S terdapat CCTV. Dalam rekaman itu, terlihat Nayo sedang menjemput S. Atas dasar itulah kemudian dilaporkan ke Polisi.
Nayo sendiri mengakui semua perbuatannya. Lulusan SMA itu mengaku sudah berulang kali berhubungan intim dengan S. "Sudah ndak terhitung berapa kali (hubungan intim). Pertama kali saat dia masih kelas satu SMA. Kami melakukannya di rumah saya," aku Noya polos.
Ia mengelak jika dituding memaksa S untuk melakukan perbuatan itu. "Kami saling mencintai dan ingin menikahinya kelak. Selama ini memang hubungan kami tidak direstui orang tuanya," tambahnya.
Sayangnya, Polisi punya penilaian yang berbeda. Dari pemeriksaan petugas terkuak, Nayo pernah sekali memfoto S dalam keadaan telanjang bulat. Foto itu diduga dijadikan alat Nayo agar tetap bisa berhubungan badan.
Selain itu, Polisi juga menyita boneka panda berukuran besar. Boneka ini yang diakui polisi sebagai media rayuan Nayo untuk menyetubuhi S. Korps berseragam Coklat ini juga menjadikan rekaman CCTV dan pakaian dalam S sebagai barang bukti. (wbs)
()