Suspect flu burung meninggal di RSHS
A
A
A
Sindonews.com - Pasien terduga (suspect) H5N1 atau flu burung asal Kelurahan Margasari, Kecamatan Buah Batu, Kota Bandung, A,42, yang dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) sejak Rabu 29 Februari 2012 lalu meninggal dunia.
Juru Bicara Tim Medis Penyakit Menular Khusus RSHS Bandung dr Primal Sudjana mengatakan, pasien A yang dirawat sejak Rabu 29 Februari 2012 akhirnya meninggal pada Sabtu 3 Maret 2012 sekitar pukul 20.20 WIB.
“Pasien meninggal dunia karena gagal organ ganda,sampai saat ini statusnya baru dugaan (flu burung).Positif atau tidaknya masih menunggu hasil laboratorium Litbang di Jakarta,” kata Primal.
Dia mengatakan, saat pasien A mendapatkan perawatan di RSHS, kondisinya sudah dalam kondisi kritis. Pasien A merupakan rujukan dari RSUD Ujung Berung dan RS Emmanuel Kota Bandung.
“Sabtu lalu, pasien dibawa ke Rumah Sakit Ujung Berung namun karena tidak ada tempat di Rumah Sakit Ujung Berung kemudian dirujuk lah ke Rumah Sakit Emmanuel.Di RS Emmanuel kondisi pasien memburuk. Makanya dirujuk ke sini (RSHS),” ungkap dia.
Primal menuturkan,selama mendapatkan perawatan intensif di RSHS Bandung dan Rumah Sakit Emmanuel Bandung, pasien A sudah dipasangi alat bantupernafasanatau ventilator.
Menurut catatan, A merupakan pasien kedua terduga flu burung yang meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan medis intensif di Ruang Isolasi Khusus Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
Sebelumnya, pada 7 Februari 2012 lalu, seorang pasien terduga flu burung yakni Tuan SA,warga Kampung Mengger Girang, Kecamatan Regol, Kota Bandung,yang dirawat di Ruang Flamboyan RS Hasan Sadikin Bandung, juga meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan intensif selama beberapa hari. Primal menyebutkan, meninggalnya pasien A membuat pihak RSHS terus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Bandung.
Dia mengimbau, kepada masyarakat agar tetap menjaga perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Sebab, dengan perilaku itu kemungkinan terkena virus flu burung bisa diperkecil.
“Perilaku hidup bersih tidah hanya menghindari virus flu burung. Tapi, mengurangi resiko berbagai penyakit lainnya. Termasuk langkah yang dilakukan saat kontak dengan unggas,” ujar dia.
Sementara itu, Tim Gerak Cepat Penanganan Penyakit Flu Burung Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung memusnahkan 36 ekor ayam milik Ny Eti di Jalan Sabana No 14 RT 03/06,Margahayu utara, Babakan Ciparay, kemarin.
Pemusnahan itu dilakukan, setelah beberapa hari sebelumnya, tiga ekor ayam milik Ny Eti mati mendadak. Dari hasil pemeriksaan tim, ayam yang mati mendadak itu, ternyata positif H5N1 (flu burung). Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan Sudarmaji mengungkapkan, total ayam yang dimusnahkan sebanyak 36 ekor. Jika dijumlahkan dengan ayam yang mati sebelumnya berjumlah 39 ekor.
“Kami mengetahui ada ayam mati mendadak di sini berdasarkan laporan langsung dari pemilik,yakni Ibu Eti. Saat itu, diamenelepondanmengatakan kalau ada ayamnya yang mati mendadak,” ujar Sudarmaji.
Ayam mati mendadak itu sudah dibakar oleh pemilik.Keesokan harinya ada lagi ayam yang mati dan tim pun langsung memeriksanya. Sebenarnya ketika diperiksa di kerongkongan, ayam positif flu burung itu sudah bisa dimusnahkan. Tapi untuk meyakinkan, pihaknya memeriksa di bagian dubur dan ternyata hasilnya positif juga.
“Makanya, untuk melakukan depopulasi terbatas ini kami tidak usah menunggu hasil pemeriksaan lab, karena hasil pemeriksaan kita juga sudah akurat,” ungkap Sudarmadji.
Dia menambahkan, kasus positif flu burung pada unggas di Babakan Ciparay adalah pertama kalinya di 2012 ini. Sebelumnya kasus unggas mati mendadak di Pasirluyu dan Margasari ternyata negatif. Jika tidak ada lagi ayam yang terinfeksi dan mati mendadak di kawasan Babakan Ciparay, pihaknya segera melakukan vaksinasi pada seluruh ayam. Karena berdasarkan standar operasional prosedur (SOP), di daerah itu hanya depopulasi terbatas.
“Bila di lapangan masyarakat menemukan gejala seperti flu burung, kami mengimbau agar cepat lapor dan hubungi 0226015102. Kami standby 24 jam. Masyarakat jangan ragu karena kami selalu siap,” ujar Sudarmadji.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Achyani Raksanagara meminta masyarakat menjaga lingkungan agar terhindar dari virus flu burung.
“Kalau ada keluhan seperti gejala panas, sesak nafas, dan di rumahnya ada unggas segera periksakan diri ke dokter,” kata Achyani.(azh)
Juru Bicara Tim Medis Penyakit Menular Khusus RSHS Bandung dr Primal Sudjana mengatakan, pasien A yang dirawat sejak Rabu 29 Februari 2012 akhirnya meninggal pada Sabtu 3 Maret 2012 sekitar pukul 20.20 WIB.
“Pasien meninggal dunia karena gagal organ ganda,sampai saat ini statusnya baru dugaan (flu burung).Positif atau tidaknya masih menunggu hasil laboratorium Litbang di Jakarta,” kata Primal.
Dia mengatakan, saat pasien A mendapatkan perawatan di RSHS, kondisinya sudah dalam kondisi kritis. Pasien A merupakan rujukan dari RSUD Ujung Berung dan RS Emmanuel Kota Bandung.
“Sabtu lalu, pasien dibawa ke Rumah Sakit Ujung Berung namun karena tidak ada tempat di Rumah Sakit Ujung Berung kemudian dirujuk lah ke Rumah Sakit Emmanuel.Di RS Emmanuel kondisi pasien memburuk. Makanya dirujuk ke sini (RSHS),” ungkap dia.
Primal menuturkan,selama mendapatkan perawatan intensif di RSHS Bandung dan Rumah Sakit Emmanuel Bandung, pasien A sudah dipasangi alat bantupernafasanatau ventilator.
Menurut catatan, A merupakan pasien kedua terduga flu burung yang meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan medis intensif di Ruang Isolasi Khusus Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
Sebelumnya, pada 7 Februari 2012 lalu, seorang pasien terduga flu burung yakni Tuan SA,warga Kampung Mengger Girang, Kecamatan Regol, Kota Bandung,yang dirawat di Ruang Flamboyan RS Hasan Sadikin Bandung, juga meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan intensif selama beberapa hari. Primal menyebutkan, meninggalnya pasien A membuat pihak RSHS terus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Bandung.
Dia mengimbau, kepada masyarakat agar tetap menjaga perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Sebab, dengan perilaku itu kemungkinan terkena virus flu burung bisa diperkecil.
“Perilaku hidup bersih tidah hanya menghindari virus flu burung. Tapi, mengurangi resiko berbagai penyakit lainnya. Termasuk langkah yang dilakukan saat kontak dengan unggas,” ujar dia.
Sementara itu, Tim Gerak Cepat Penanganan Penyakit Flu Burung Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung memusnahkan 36 ekor ayam milik Ny Eti di Jalan Sabana No 14 RT 03/06,Margahayu utara, Babakan Ciparay, kemarin.
Pemusnahan itu dilakukan, setelah beberapa hari sebelumnya, tiga ekor ayam milik Ny Eti mati mendadak. Dari hasil pemeriksaan tim, ayam yang mati mendadak itu, ternyata positif H5N1 (flu burung). Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan Sudarmaji mengungkapkan, total ayam yang dimusnahkan sebanyak 36 ekor. Jika dijumlahkan dengan ayam yang mati sebelumnya berjumlah 39 ekor.
“Kami mengetahui ada ayam mati mendadak di sini berdasarkan laporan langsung dari pemilik,yakni Ibu Eti. Saat itu, diamenelepondanmengatakan kalau ada ayamnya yang mati mendadak,” ujar Sudarmaji.
Ayam mati mendadak itu sudah dibakar oleh pemilik.Keesokan harinya ada lagi ayam yang mati dan tim pun langsung memeriksanya. Sebenarnya ketika diperiksa di kerongkongan, ayam positif flu burung itu sudah bisa dimusnahkan. Tapi untuk meyakinkan, pihaknya memeriksa di bagian dubur dan ternyata hasilnya positif juga.
“Makanya, untuk melakukan depopulasi terbatas ini kami tidak usah menunggu hasil pemeriksaan lab, karena hasil pemeriksaan kita juga sudah akurat,” ungkap Sudarmadji.
Dia menambahkan, kasus positif flu burung pada unggas di Babakan Ciparay adalah pertama kalinya di 2012 ini. Sebelumnya kasus unggas mati mendadak di Pasirluyu dan Margasari ternyata negatif. Jika tidak ada lagi ayam yang terinfeksi dan mati mendadak di kawasan Babakan Ciparay, pihaknya segera melakukan vaksinasi pada seluruh ayam. Karena berdasarkan standar operasional prosedur (SOP), di daerah itu hanya depopulasi terbatas.
“Bila di lapangan masyarakat menemukan gejala seperti flu burung, kami mengimbau agar cepat lapor dan hubungi 0226015102. Kami standby 24 jam. Masyarakat jangan ragu karena kami selalu siap,” ujar Sudarmadji.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Achyani Raksanagara meminta masyarakat menjaga lingkungan agar terhindar dari virus flu burung.
“Kalau ada keluhan seperti gejala panas, sesak nafas, dan di rumahnya ada unggas segera periksakan diri ke dokter,” kata Achyani.(azh)
()