Bencana Trenggalek telan kerugian Rp3,7 M
A
A
A
Sindonews.com - Musibah banjir dan longsor di Kabupaten Trenggalek menelan kerugian material sebesar Rp3,7 miliar.
Untuk penanganan pasca bencana tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mengajukan bantuan sesuai kalkulasi kerugian ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pusat.
“Titik bencana diantaranya meliputi ambrolnya plengsengan di sepanjang Sungai Bagong. Yakni tepatnya di belakang Perumnas Sinawang Indah,“ ujar Kepala BPBD Kabupaten Trenggalek Joko Rusianto kepada wartawan, Jumat (2/3/2012).
Musibah longsor yang terjadi di balai Desa Pucang Anak dan SDN Winong (wilayah Kota Trenggalek) juga menjadi bagian dari peta musibah yang dilaporkan BPBD Trenggalek. Estimasi nilai kerugian, kata Joko berdasarkan survey yang dilakukan di lapangan.
Tim yang terjun menghitung kuantitas dan kualitas kerusakan. Baik itu yang berasal dari warga maupun infrastrukur yang bersifat umum. Tercatat ada tiga wilayah kecamatan yang tertimpa musibah banjir dan longsor. Diantaranya Kecamatan Kota Trenggalek, Pogalan dan Tugu.
“Dari situlah muncul angka untuk recovery kerugian bencana sebesar Rp3,7 miliar, “terangnya.
Selain Tim BPBD, Tim BNPB pusat juga menurunkan tim survei bencana ke lapangan. Menurut Joko, survei yang berlangsung sejak 28 Februari 2012 - 1 Maret 2012 itu, dilakukan secara bersamaan di seluruh daerah di Jawa Timur yang tertimpa bencana. Tidak tertutup kemungkinan, hasil survei yang dilakukan BNPB tidak selaras dengan apa yang disampaikan BPBD.
“Hari ini saya mendapat undangan ke Surabaya untuk evaluasi darurat bencana tahun 2011-2012. Acara dihadiri langsung Kepala BNPB Samsul Maarif. Jadi kepastian dari hasil survey ditentukan hari ini,“ paparnya.
Meski kemungkinan hasil survei itu tidak sama, Joko optimistis nilai dana bantuan yang diberikan BNPB nanti akan sesuai dengan usulan BPBD. Sebab, apa yang disampaikan BPBD Trenggalek telah mendapat rekomendasi dari Gubernur Jawa Timur Soekarwo.
Sementara itu akibat ambrolnya plengsengan yang berdekatan dengan wilayah Kelurahan Ngantru, Kota Trenggalek masih dikhawatirkan warga. Sebab hingga hari ini perbaikan belum juga dilakukan. Sementera hujan masih terus mengguyur.
“Kami tidak berharap terjadi musibah susulan. Karenanya akan lebih baik jika Pemkab Trenggalek segera melakukan perbaikan,“ ujar Fatkul Hadi salah satu warga Kota Trenggalek.(azh)
Untuk penanganan pasca bencana tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mengajukan bantuan sesuai kalkulasi kerugian ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pusat.
“Titik bencana diantaranya meliputi ambrolnya plengsengan di sepanjang Sungai Bagong. Yakni tepatnya di belakang Perumnas Sinawang Indah,“ ujar Kepala BPBD Kabupaten Trenggalek Joko Rusianto kepada wartawan, Jumat (2/3/2012).
Musibah longsor yang terjadi di balai Desa Pucang Anak dan SDN Winong (wilayah Kota Trenggalek) juga menjadi bagian dari peta musibah yang dilaporkan BPBD Trenggalek. Estimasi nilai kerugian, kata Joko berdasarkan survey yang dilakukan di lapangan.
Tim yang terjun menghitung kuantitas dan kualitas kerusakan. Baik itu yang berasal dari warga maupun infrastrukur yang bersifat umum. Tercatat ada tiga wilayah kecamatan yang tertimpa musibah banjir dan longsor. Diantaranya Kecamatan Kota Trenggalek, Pogalan dan Tugu.
“Dari situlah muncul angka untuk recovery kerugian bencana sebesar Rp3,7 miliar, “terangnya.
Selain Tim BPBD, Tim BNPB pusat juga menurunkan tim survei bencana ke lapangan. Menurut Joko, survei yang berlangsung sejak 28 Februari 2012 - 1 Maret 2012 itu, dilakukan secara bersamaan di seluruh daerah di Jawa Timur yang tertimpa bencana. Tidak tertutup kemungkinan, hasil survei yang dilakukan BNPB tidak selaras dengan apa yang disampaikan BPBD.
“Hari ini saya mendapat undangan ke Surabaya untuk evaluasi darurat bencana tahun 2011-2012. Acara dihadiri langsung Kepala BNPB Samsul Maarif. Jadi kepastian dari hasil survey ditentukan hari ini,“ paparnya.
Meski kemungkinan hasil survei itu tidak sama, Joko optimistis nilai dana bantuan yang diberikan BNPB nanti akan sesuai dengan usulan BPBD. Sebab, apa yang disampaikan BPBD Trenggalek telah mendapat rekomendasi dari Gubernur Jawa Timur Soekarwo.
Sementara itu akibat ambrolnya plengsengan yang berdekatan dengan wilayah Kelurahan Ngantru, Kota Trenggalek masih dikhawatirkan warga. Sebab hingga hari ini perbaikan belum juga dilakukan. Sementera hujan masih terus mengguyur.
“Kami tidak berharap terjadi musibah susulan. Karenanya akan lebih baik jika Pemkab Trenggalek segera melakukan perbaikan,“ ujar Fatkul Hadi salah satu warga Kota Trenggalek.(azh)
()