SLB perbatasan Jabar-Jateng dibangun

Rabu, 29 Februari 2012 - 08:40 WIB
SLB perbatasan Jabar-Jateng...
SLB perbatasan Jabar-Jateng dibangun
A A A
Sindonews.com – Sekolah luar biasa (SLB) negeri untuk anak-anak cacat yang berada di daerah perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah segera dibangun tahun ini.

Lokasi sekolah tersebut berada di Desa Cibingbin,Kabupaten Kuningan. Bupati Kuningan Aang Hamid Suganda mengatakan, rencana pembangunan SLB perbatasan itu telah mendapat persetujuan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Tahun ini pembangunan sekolah itu sudah bisa dimulai. Aang menyebutkan, pembangunan sekolah itu akan menggunakan dana yang diberikan pemerintah pusat, Jabar, dan Jateng.

”Lahan yang dibutuhkan sudah tersedia yaitu sekitar 5.000 meter persegi di Desa Cibingbin.Daerah ini berada di wilayah timur Kuningan yang berbatasan dengan Kabupaten Brebes, Jateng,” kata Aang kemarin. Pembangunan SLB ini, kata Aang, adalah hasil dari kerja sama antara daerah perbatasan yang lebih dikenal dengan sebuatan Kuningan Summit yang dideklarasikan 2011 lalu.

Dengan pembangunan SLB tersebut, Aang berharap bisa bermanfaat untuk menunjang pendidikan para penyandang cacat yang berada di daerah perbatasan yang selama ini kurang mendapat perhatian. Kasubbag Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Bagian Kesra Setda Pemkab Kuningan Elon Carlan mengatakan, direncanakan pada Maret mendatang akan dilakukan penandatanganan MoU antara Pemerintah Provinsi Jabar dan Jateng untuk pelaksanaan pembangunannya.

Namun, untuk tahap awal pembangunan telah tersedia anggaran sebesar Rp2 miliar dari pemerintah pusat. ”Untuk tahap awal pembangunan akan dibangun asrama, kantor, kelas, dan rumah ibadah. Untuk selanjutnya, mungkin akan dilengkapi dengan sarana-sarana pendukung lain sesuai dengan penganggaran yang telah disepakati,” kata Elon.

Meski konsep pembangunan awalnya adalah SLB, kata Elon,namun dalam jangka panjang direncanakan juga akan dibangun sarana lain seperti panti sosial dan rehabilitasi. Hal tersebut merupakan jawaban terhadap permasalahan sosial terkait keberadaan para gelandangan, pengemis dan orang gila yang selama ini tak pernah terselesaikan.

”Setelah ada panti sosial dan rehabilitasi,mudah-mudahan tidak ada lagi razia gepeng dan orang gila yang kemudian dibuang ke daerah lain,” ujar Elon. (wbs)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0515 seconds (0.1#10.140)