Korban selamat dari aksi Mujianto enggan terus terang
A
A
A
Sindonenws.com - Pekerjaan rumah (PR) polisi mengungkap kasus pembiusan berantai di Nganjuk, Jawa Timur, terus bertambah.
Senin siang, polisi kembali memeriksa korban pembiusan Mujianto asal Kabupaten Trenggalek. Sayangnya, dari sekian banyak korban yang sudah di periksa, mayoritas enggan berterus terang dan selalu mengaku tidak kenal baik dengan Mujianto ataupun Mr J.
Dengan diantar keluarganya, Senin (27/2/2012), Hari Sasongko (HS), salah satu korban pembiusan berantai yang selamat asal Kecamatan Karangan, Trenggalek ini mendatangi kantor Reserse Narkoba Polres Nganjuk.
Salah satu korban selamat berusia 31 tahun ini mengaku dibius oleh mujianto alias Mentok alias Gentong pada tanggal 23 November 2011. Saat itu setelah mendapat telepon dari tersangka, korban datang ke Nganjuk dan dijemput oleh tersangka di perempatan Desa Candi, Kecamatan Loceret, Nganjuk.
Dengan mengendarai sepeda motor, korban dibawa oleh Mujianto berkeliling ke sana ke mari hingga akhirnya dibawa ke sebuah warung dan diberi makan mie dengan minuman es teh.
Namun beberapa menit kemudian, korban merasa kepalanya pusing, mual dan muntah-muntah. Oleh tersangka, korban kembali dibawa naik motor hingga akhirnya lemas dan tak sadarkan diri.
Beruntung oleh warga yang menemukannya di Desa Cengkok, Kecamatan Tarokan, Kediri, korban segera di larikan ke rumah sakit sehingga nyawanya bisa di selamatkan. Setelah sadar di rumah sakit, korban baru menyadari bahwa ponsel dan uangnya sebesar Rp600 ribu hilang di ambil tersangka.
Anehnya, seperti belasan korban selamat yang lain, kepada petugas korban HS tampaknya juga menutup diri dengan mengaku selama ini dirinya belum pernah kenal dengan Mujianto maupun Mr J. Padahal logikanya, bagaimana mungkin korban bersedia datang ke Nganjuk jika tidak kenal dengan Mujianto maupun Mr J.
Kondisi seperti inipula yang selama ini cukup membuat polisi kesulitan mengusut kasus ini hingga tuntas, karena para korban enggan berterus terang. Padahal, Mujianto telah berkali-kali menyatakan bahwa korban adalah kekasih homo Mr J dan mujianto juga mendapat nomor-nomor telepon korban dari Mr J.
Senin siang, polisi kembali memeriksa korban pembiusan Mujianto asal Kabupaten Trenggalek. Sayangnya, dari sekian banyak korban yang sudah di periksa, mayoritas enggan berterus terang dan selalu mengaku tidak kenal baik dengan Mujianto ataupun Mr J.
Dengan diantar keluarganya, Senin (27/2/2012), Hari Sasongko (HS), salah satu korban pembiusan berantai yang selamat asal Kecamatan Karangan, Trenggalek ini mendatangi kantor Reserse Narkoba Polres Nganjuk.
Salah satu korban selamat berusia 31 tahun ini mengaku dibius oleh mujianto alias Mentok alias Gentong pada tanggal 23 November 2011. Saat itu setelah mendapat telepon dari tersangka, korban datang ke Nganjuk dan dijemput oleh tersangka di perempatan Desa Candi, Kecamatan Loceret, Nganjuk.
Dengan mengendarai sepeda motor, korban dibawa oleh Mujianto berkeliling ke sana ke mari hingga akhirnya dibawa ke sebuah warung dan diberi makan mie dengan minuman es teh.
Namun beberapa menit kemudian, korban merasa kepalanya pusing, mual dan muntah-muntah. Oleh tersangka, korban kembali dibawa naik motor hingga akhirnya lemas dan tak sadarkan diri.
Beruntung oleh warga yang menemukannya di Desa Cengkok, Kecamatan Tarokan, Kediri, korban segera di larikan ke rumah sakit sehingga nyawanya bisa di selamatkan. Setelah sadar di rumah sakit, korban baru menyadari bahwa ponsel dan uangnya sebesar Rp600 ribu hilang di ambil tersangka.
Anehnya, seperti belasan korban selamat yang lain, kepada petugas korban HS tampaknya juga menutup diri dengan mengaku selama ini dirinya belum pernah kenal dengan Mujianto maupun Mr J. Padahal logikanya, bagaimana mungkin korban bersedia datang ke Nganjuk jika tidak kenal dengan Mujianto maupun Mr J.
Kondisi seperti inipula yang selama ini cukup membuat polisi kesulitan mengusut kasus ini hingga tuntas, karena para korban enggan berterus terang. Padahal, Mujianto telah berkali-kali menyatakan bahwa korban adalah kekasih homo Mr J dan mujianto juga mendapat nomor-nomor telepon korban dari Mr J.
()