Testimoni korban selamat dari pembunuhan Mujianto
A
A
A
Sindonews.com - Aksi pembunuhan oleh Mujianto diduga dilakukan secara berencana. Korban dibius dengan racun tikus yang dicampur ke dalam minuman. Bahkan untuk memuluskan aksinya itu, Mujianto menyamar sebagai sang majikan yang sekaligus pacar sesama jenis yakni Joko Suprianto.
MF (28), salah satu korban yang lolos dari aksi pembunuhan berantai itu membeberkan pengalaman yang nyaris merenggut nyawanya. Pria asal Desa Japanan, Kecamatan Gempol, Pasuruan ini mendatangi Kantor Satreskrim Polres Nganjuk untuk menjalani pemeriksaan atas kasus tersebut. MF mengaku mengenal JS, majikan sekaligus 'pacar' pelaku sebagai Basori. Saat itu dalam telepon, Basori mengaku sebagai kepala sekolah di sebuah sekolah kawasan Nganjuk.
MJ yang sebagai Basori kemudian menghubungi MF akan dipinjami uang dengan catatan harus datang ke Nganjuk. "Saya kemudian bertemu dengan Mujianto yang mengaku disuruh sama pak Basori untuk menjemput. Pak Basori sendiri saat ini masih belum bisa ditemui karena sedang ada tamu," kata MF saat ditemui di Mapolres Nganjuk, Kamis (16/2/2012).
Saat menunggu Basori, MF diajak jalan-jalan berkeliling Nganjuk. Tak lama berselang, MF diajak mampir ke sebuah warung remang-remang di sudut kota Nganjuk. Rupanya meski sudah mampir ke warung, MF tidak mau makan bersama. "Saya tidak mau makan meski dia (Mujianto) sudah pesan makan. Saya hanya minum sedikit es teh yang dipesannya itu," bebernya.
Anehnya, es teh sisanya itu dibungkus lagi untuk dibawa pulang. Di tengah perjalanan tiba-tiba, MF merasa pusing dan mual-mual. Mujianto pun memberinya es teh yang dibungkus itu. Tanpa curiga, MF pun langsung meminumnya lagi. Rupanya, obat yang dimasukkan ke dalam minuman itu bereaksi hingga akhirnya MF tidak sadarkan diri.
"Es teh itu rasanya aneh, agak pahit. Tiba-tiba setelah mual-mual itu saya tidak sadarkan diri. Tahu-tahu sudah di perumahan warga, sedangkan Mujianto tidak tahu kemana," ungkapnya.
MF sendiri merupakan salah satu korban selamat dari aksi pembunuhan berantai dengan modus korban dibius menggunakan racun tikus. Informasinya, ada korban lagi yang selamat yakni Anton Sumartono (40), asal Desa Tegalan Pamularang, Kecamatan Lawean, Kabupaten Surakarta, Jawa Tengah. Dari pemeriksaan sementara, Mujianto mengaku telah meracun 15 orang di 15 TKP yang berbeda. Motif dari aksinya itu lantaran cemburu karena JS, pacar sesama jenisnya memiliki kekasih lagi. (wbs)
MF (28), salah satu korban yang lolos dari aksi pembunuhan berantai itu membeberkan pengalaman yang nyaris merenggut nyawanya. Pria asal Desa Japanan, Kecamatan Gempol, Pasuruan ini mendatangi Kantor Satreskrim Polres Nganjuk untuk menjalani pemeriksaan atas kasus tersebut. MF mengaku mengenal JS, majikan sekaligus 'pacar' pelaku sebagai Basori. Saat itu dalam telepon, Basori mengaku sebagai kepala sekolah di sebuah sekolah kawasan Nganjuk.
MJ yang sebagai Basori kemudian menghubungi MF akan dipinjami uang dengan catatan harus datang ke Nganjuk. "Saya kemudian bertemu dengan Mujianto yang mengaku disuruh sama pak Basori untuk menjemput. Pak Basori sendiri saat ini masih belum bisa ditemui karena sedang ada tamu," kata MF saat ditemui di Mapolres Nganjuk, Kamis (16/2/2012).
Saat menunggu Basori, MF diajak jalan-jalan berkeliling Nganjuk. Tak lama berselang, MF diajak mampir ke sebuah warung remang-remang di sudut kota Nganjuk. Rupanya meski sudah mampir ke warung, MF tidak mau makan bersama. "Saya tidak mau makan meski dia (Mujianto) sudah pesan makan. Saya hanya minum sedikit es teh yang dipesannya itu," bebernya.
Anehnya, es teh sisanya itu dibungkus lagi untuk dibawa pulang. Di tengah perjalanan tiba-tiba, MF merasa pusing dan mual-mual. Mujianto pun memberinya es teh yang dibungkus itu. Tanpa curiga, MF pun langsung meminumnya lagi. Rupanya, obat yang dimasukkan ke dalam minuman itu bereaksi hingga akhirnya MF tidak sadarkan diri.
"Es teh itu rasanya aneh, agak pahit. Tiba-tiba setelah mual-mual itu saya tidak sadarkan diri. Tahu-tahu sudah di perumahan warga, sedangkan Mujianto tidak tahu kemana," ungkapnya.
MF sendiri merupakan salah satu korban selamat dari aksi pembunuhan berantai dengan modus korban dibius menggunakan racun tikus. Informasinya, ada korban lagi yang selamat yakni Anton Sumartono (40), asal Desa Tegalan Pamularang, Kecamatan Lawean, Kabupaten Surakarta, Jawa Tengah. Dari pemeriksaan sementara, Mujianto mengaku telah meracun 15 orang di 15 TKP yang berbeda. Motif dari aksinya itu lantaran cemburu karena JS, pacar sesama jenisnya memiliki kekasih lagi. (wbs)
()