Penderita HIV didominasi ibu rumah tangga

Kamis, 16 Februari 2012 - 09:19 WIB
Penderita HIV didominasi ibu rumah tangga
Penderita HIV didominasi ibu rumah tangga
A A A
Sindonews.com - Penderita penyakit HIV/AIDS di Kota Salatiga saat ini didominasi kalangan ibu rumah tangga. Dari 128 penderita HIV/AIDS, 77 orang di antaranya adalah ibu rumah tangga. Sedang 51 orang penderita lainnya terdiri dari mahasiswa, pelajar, dan anak-anak.

Sekretaris Komisi Penanganan AIDS (KPA) Kota Salatiga Siti Zuraidah mengatakan, pola penyebaran penyakit HIV/ AIDS di kota ini belakangan mengalami pergeseran dari pemakai narkoba ke kalangan ibu rumah tangga.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh sejumlah kalangan, pergeseran pola penyebaran penyakit HIV/AIDS dikarenakan adanya peningkatan heteroseksual kaum pria.

"Ibu rumah tangga yang terjangkit penyakit HIV/AIDS sebagian besar tertular oleh suaminya. Selain itu, juga akibat perilaku menyimpang yang dilakukannya. Sebagian besar ibu rumah tangga yang terjangkit penyakit HIV/AIDS, suaminya bermobilitas tinggi," terangnya, kemarin.

Berdasarkan data dan penelitian, lanjutnya, penyebar virus mematikan tersebut yakni kaum pria yang bermobilitas tinggi, seperti sopir, pelaut, mahasiswa, buruh, dan kaum yang berpenampilan eksekutif. Pergeseran pola penyebaran HIV/AIDS ini juga terjadi di Kabupaten Semarang.

Petugas KPA Kabupaten Semarang Taufik Kurniawan menyatakan, pola penyebaran HIV/ AIDS di wilayah Kabupaten Semarang mengalami perubahan. Kelompok risiko tinggi pengidap HIV/AIDS meluas dan mulai merambah kelompok ibu rumah tangga.

"Bahkan pada tahun 2011 ini, angka ibu rumah tangga pengidap HIV/ AIDS cenderung meningkat," jelasnya.

Sementara itu, Bupati Semarang Mundjirin mengatakan, penanggulangan HIV/ AIDS di Kabupaten Semarang membutuhkan dukungan semua pihak. Sebab, selain karena keterbatasan petugas medis dan kesehatan, penyebaran penyakit mematikan ini sangat bergantung pada banyak aspek.

Menurut Mudjirin, pada 2011 lalu ditemukan pengidap HIV/AIDS baru di Kabupaten Semarang sebanyak 33 orang. Angka tersebut dianggap cukup mengkhawatirkan. (san)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5814 seconds (0.1#10.140)