Toraja Utara terapkan gratis SMA/SMK
A
A
A
Sindonews.com - Dinas Pendidikan (Disdik) Tana Toraja merencanakan program pendidikan gratis untuk tingkat sekolah menengah atas/sekolah menengah kejuruan (SMA/SMK) pada tahun 2012.
"Program pendidikan gratis tidak lagi hanya untuk SD dan SMP tapi juga akan diterapkan di tingkat SMA/SMK," ungkap Kepala bidang pendidikan menengah (Kabid Dikmen) Disdik Tana Toraja, Daud Sampe Urang kepada Sindo di Makale, Rabu (15/2/2012).
Dia mengatakan, jumlah SMA/SMK sasaran program pendidikan gratis di Tana Toraja sebanyak 44 sekolah. Besarnya anggaran pendidikan gratis yang diterima masing-masing berdasarkan banyaknya jumlah peserta didik di sekolah sasaran.
Dana pendidikan gratis untuk tingkat SMA Rp25.000 per bulan per siswa dan tingkat SMK Rp37.500 per siswa per bulan. Jumlah siswa SMA di Tana Toraja saat ini 5.086 orang dan siswa SMK 5.776 orang. Dana pendidikan gratis siswa SMA/SMK bersumber dari anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) Provinsi Sulawesi Selatan.
Ada 14 item biaya penyelenggaraan pendidikan yang akan didanai dari program pendidikan gratis tingkat SMA/SMK. Program pendidikan gratis itu akan mulai diterapkan pada tahun ini," jelas Daud.
Mantan Kepala Dinas Pendidikan cabang Kecamatan Sangalla itu mengatakan, selain program pendidikan gratis, pada tahun ini pemerintah pusat dan pemerintah provinsi juga meluncurkan program rintisan dana biaya operasional sekolah (BOS) tingkat SMA sederajat.
Besarnya anggaran rintisan dana BOS yang disalurkan kepada sekolah penerima sebesar Rp120.000 per tahun per siswa.
Menurutnya, program rintisan dana BOS sebagai pengganti program biaya operasional manajemen mutu (BOMM). Sasaran dari program rintisan dana BOS adalah siswa miskin sehingga sekolah penerima diwajibkan membebaskan dan membantu siswa miskin dari semua biaya penyelenggaraan pendidikan di sekolah bersangkutan.
Dengan begitu, siswa miskin tidak lagi terbebani dengan biaya pendidikan sehingga tidak putus sekolah karena disebabkan keterbatasan biaya.
"Untuk tahap awal, rintisan dana BOS diprioritaskan kepada siswa miskin. Selanjutnya, semua siswa SMA berhak memperoleh bantuan program rintisan dana BOS itu," jelasnya.
Sementara itu, konsultan pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, H Nganro sebagai narasumber dalam sosialisasi program rintisan dana BOS dan pendidikan gratis tingkat SMA/SMK menyatakan berdasarkan data Baligbang Disdik Provinsi Sulsel sedikitnya 158.000 siswa SMA terancam putus sekolah karena keterbatasan biaya.
Untuk mengantisipasi siswa miskin putus sekolah, pemerintah meluncurkan program rintisan dana BOS SMA dan pendidikan gratis SMA/SMK.
Menurut mantan Kakanwil Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulsel itu, penyaluran bantuan program rintisan dana BOS SMA tahap pertama pada minggu ke III Februari untuk biaya kegiatan semester II tahun ajaran 2011/2012. Penyaluran tahap ke II pada minggu ke III Agustus untuk biaya kegiatan semester I tahun ajaran 2012/2013.
"Saya berharap, sekolah penerima rintisan dana BOS SMA tidak merekayasa data sekolah dan jumlah siswa. Jika ada penyimpangan, maka akan diselesaikan melalui jalur hukum," tandasnya.
"Program pendidikan gratis tidak lagi hanya untuk SD dan SMP tapi juga akan diterapkan di tingkat SMA/SMK," ungkap Kepala bidang pendidikan menengah (Kabid Dikmen) Disdik Tana Toraja, Daud Sampe Urang kepada Sindo di Makale, Rabu (15/2/2012).
Dia mengatakan, jumlah SMA/SMK sasaran program pendidikan gratis di Tana Toraja sebanyak 44 sekolah. Besarnya anggaran pendidikan gratis yang diterima masing-masing berdasarkan banyaknya jumlah peserta didik di sekolah sasaran.
Dana pendidikan gratis untuk tingkat SMA Rp25.000 per bulan per siswa dan tingkat SMK Rp37.500 per siswa per bulan. Jumlah siswa SMA di Tana Toraja saat ini 5.086 orang dan siswa SMK 5.776 orang. Dana pendidikan gratis siswa SMA/SMK bersumber dari anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) Provinsi Sulawesi Selatan.
Ada 14 item biaya penyelenggaraan pendidikan yang akan didanai dari program pendidikan gratis tingkat SMA/SMK. Program pendidikan gratis itu akan mulai diterapkan pada tahun ini," jelas Daud.
Mantan Kepala Dinas Pendidikan cabang Kecamatan Sangalla itu mengatakan, selain program pendidikan gratis, pada tahun ini pemerintah pusat dan pemerintah provinsi juga meluncurkan program rintisan dana biaya operasional sekolah (BOS) tingkat SMA sederajat.
Besarnya anggaran rintisan dana BOS yang disalurkan kepada sekolah penerima sebesar Rp120.000 per tahun per siswa.
Menurutnya, program rintisan dana BOS sebagai pengganti program biaya operasional manajemen mutu (BOMM). Sasaran dari program rintisan dana BOS adalah siswa miskin sehingga sekolah penerima diwajibkan membebaskan dan membantu siswa miskin dari semua biaya penyelenggaraan pendidikan di sekolah bersangkutan.
Dengan begitu, siswa miskin tidak lagi terbebani dengan biaya pendidikan sehingga tidak putus sekolah karena disebabkan keterbatasan biaya.
"Untuk tahap awal, rintisan dana BOS diprioritaskan kepada siswa miskin. Selanjutnya, semua siswa SMA berhak memperoleh bantuan program rintisan dana BOS itu," jelasnya.
Sementara itu, konsultan pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, H Nganro sebagai narasumber dalam sosialisasi program rintisan dana BOS dan pendidikan gratis tingkat SMA/SMK menyatakan berdasarkan data Baligbang Disdik Provinsi Sulsel sedikitnya 158.000 siswa SMA terancam putus sekolah karena keterbatasan biaya.
Untuk mengantisipasi siswa miskin putus sekolah, pemerintah meluncurkan program rintisan dana BOS SMA dan pendidikan gratis SMA/SMK.
Menurut mantan Kakanwil Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulsel itu, penyaluran bantuan program rintisan dana BOS SMA tahap pertama pada minggu ke III Februari untuk biaya kegiatan semester II tahun ajaran 2011/2012. Penyaluran tahap ke II pada minggu ke III Agustus untuk biaya kegiatan semester I tahun ajaran 2012/2013.
"Saya berharap, sekolah penerima rintisan dana BOS SMA tidak merekayasa data sekolah dan jumlah siswa. Jika ada penyimpangan, maka akan diselesaikan melalui jalur hukum," tandasnya.
()