Sepasang kekasih bunuh diri malam Valentine
A
A
A
Sindonews.com - Warga Desa Jogosatru, Kecamatan Sukodono digemparkan dengan penemuan dua mayat di pinggir sungai desa setempat. Keduanya, Abdul Ghofur (22), warga Jogosatru dan Femilia Martasia (19), asal Desa Keboharan, Kecamatan Krian.
Mereka diketahui sepasang kekasih sudah lima bulan menjalin cinta. Saat ditemukan, Rabu (15/2/2012) dini hari, tubuh Abdul Ghofur menggelantung dan lehernya terjerat ikat pinggang yang diikatkan di pohon keres.
Mayat korban pertama kali ditemukan oleh Bayu, Fuad dan tiga teman Abdul Ghofur lainnya. Malam itu, Bayu mengaku curiga karena telepon genggam Ghofur tidak bisa dihubungi.
Bayu yang merupakan teman dekat Ghofur mengaku sebelum kejadian Ghofur tampak galau. Ghofur mengaku ke Bayu, kalau pacarnya sudah punya cowok lain pilihan orang tuanya. Padahal, Ghofur sangat mencintai Familia.
Mulai pagi hari Ghofur mengajak Familia jalan-jalan. Mereka biasanya pacaran di sawah kawasan Jogosatru. "Ghofur mengaku kalau orang tua pacarnya tidak setuju. Kalau begini lebih baik bunuh diri," ujar Bayu menirukan perkataan Ghofur.
Saat hari Valentine, Ghofur memilih menghabiskan waktu bersama pacarnya. Sekira pukul 20.00 WIB, Bayu mengaku bertemu Ghofur di jembatan dekat Desa Jogosatru.
Malam itu, Bayu sempat menyapa dan bercanda "Lho kamu valentinan ya", dan langsung dijawab Ghofur valentinan mati saja. Bayu kemudian meninggalkan Ghofur yang tampak serius duduk bersama Familia di tembok pembatas jembatan.
Sebenarnya, sejak beberapa hari sebelum kejadian Bayu mengaku khawatir terhadap teman dekatnya itu (Ghofur). Sebab, sejak curhat karena pacarnya punya cowok lain pilihan orang tuanya dan orang tua Familia tidak menyetujui hubungannya. Bahkan, Ghofur bercerita kalau pacarnya itu kayaknya hamil.
Karena itulah, Bayu, Fuad dan tiga teman lainnya lebih memperhatikan Ghofur. Tak lama berselang, setelah bertemu di jembatan, Bayu menghubungi Ghofur dan telepon genggamnya tidak aktif. "Saat itu pukul 22.00 WIB, saya hubungi handphonenya tidak bisa," aku Bayu saat dimintai keterangan di Polsek Sukodono.
Bayu, Fuad dan ketiga temannya bergegas mencari Ghofur di areal persawahan yang biasa mereka jadikan tempat memadu kasih. Bayu menyusuri areal persawahan dan melihat tubuh teman karibnya sudah menggantung di pohon keres.
Sedangkan tubuh Femilia tergeletak di tepi sungai tak jauh dari tubuh Abdul Ghofur. Kepala Desa Jogosatru Sugito, bersama warga setempat kemudian membawa korban ke Puskesmas Sukodono untuk mendapatkan pertolongan.
Setelah diperiksa, keduanya dinyatakan sudah tidak bernyawa lagi. "Setelah ditemukan, langsung di bawa ke puskesmas. Ternyata keduanya sudah meninggal dunia," ujar salah satu warga setempat.
Petugas Polsek Sukodono yang mendapat laporan, selanjutnya membawa jenazah korban ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Pusdik Porong untuk diotopsi. Hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), ditemukan beberapa luka lebam di tubuh Femilia.
Perempuan yang bekerja di pabrik kopi Desa Gilang, Kecamatan Taman itu luka lebam di bagian wajah. Selain itu, di lehernya ada luka lebam bekas dicekik. Sedangkan di leher Abdul Ghofur terdapat bekas luka jerat di lehernya.
Pria yang bekerja di pabrik baja kawasan Kecamatan Taman tersebut diduga sebelum bunuh diri, terlebih dulu mencekik pacarnya. Setelah melihat pacarnya meninggal dunia, dia nekad bunuh diri.
Kapolsek Sukodono AKP Redik Tribawanto mengatakan, pihaknya mengetahui kejadian itu setelah korban berada di Puskesmas Sukodono. Dari hasil visum sementara, RS Bhayangkara Pusdik Gasum Porong, korban perempuan tewas akibat kekurangan oksigen akibat cekikan. "Kami masih memeriksa saksi-saksi untuk menguak kasus ini," ujarnya.
Ditanya dugaan Familia hamil, Redik mengatakan untuk memastikan apakah korban hamil masih menunggu hasil visum. Sedangkan hasil visum sementara Familia meninggal dunia akibat kehabisan oksigen. (san)
Mereka diketahui sepasang kekasih sudah lima bulan menjalin cinta. Saat ditemukan, Rabu (15/2/2012) dini hari, tubuh Abdul Ghofur menggelantung dan lehernya terjerat ikat pinggang yang diikatkan di pohon keres.
Mayat korban pertama kali ditemukan oleh Bayu, Fuad dan tiga teman Abdul Ghofur lainnya. Malam itu, Bayu mengaku curiga karena telepon genggam Ghofur tidak bisa dihubungi.
Bayu yang merupakan teman dekat Ghofur mengaku sebelum kejadian Ghofur tampak galau. Ghofur mengaku ke Bayu, kalau pacarnya sudah punya cowok lain pilihan orang tuanya. Padahal, Ghofur sangat mencintai Familia.
Mulai pagi hari Ghofur mengajak Familia jalan-jalan. Mereka biasanya pacaran di sawah kawasan Jogosatru. "Ghofur mengaku kalau orang tua pacarnya tidak setuju. Kalau begini lebih baik bunuh diri," ujar Bayu menirukan perkataan Ghofur.
Saat hari Valentine, Ghofur memilih menghabiskan waktu bersama pacarnya. Sekira pukul 20.00 WIB, Bayu mengaku bertemu Ghofur di jembatan dekat Desa Jogosatru.
Malam itu, Bayu sempat menyapa dan bercanda "Lho kamu valentinan ya", dan langsung dijawab Ghofur valentinan mati saja. Bayu kemudian meninggalkan Ghofur yang tampak serius duduk bersama Familia di tembok pembatas jembatan.
Sebenarnya, sejak beberapa hari sebelum kejadian Bayu mengaku khawatir terhadap teman dekatnya itu (Ghofur). Sebab, sejak curhat karena pacarnya punya cowok lain pilihan orang tuanya dan orang tua Familia tidak menyetujui hubungannya. Bahkan, Ghofur bercerita kalau pacarnya itu kayaknya hamil.
Karena itulah, Bayu, Fuad dan tiga teman lainnya lebih memperhatikan Ghofur. Tak lama berselang, setelah bertemu di jembatan, Bayu menghubungi Ghofur dan telepon genggamnya tidak aktif. "Saat itu pukul 22.00 WIB, saya hubungi handphonenya tidak bisa," aku Bayu saat dimintai keterangan di Polsek Sukodono.
Bayu, Fuad dan ketiga temannya bergegas mencari Ghofur di areal persawahan yang biasa mereka jadikan tempat memadu kasih. Bayu menyusuri areal persawahan dan melihat tubuh teman karibnya sudah menggantung di pohon keres.
Sedangkan tubuh Femilia tergeletak di tepi sungai tak jauh dari tubuh Abdul Ghofur. Kepala Desa Jogosatru Sugito, bersama warga setempat kemudian membawa korban ke Puskesmas Sukodono untuk mendapatkan pertolongan.
Setelah diperiksa, keduanya dinyatakan sudah tidak bernyawa lagi. "Setelah ditemukan, langsung di bawa ke puskesmas. Ternyata keduanya sudah meninggal dunia," ujar salah satu warga setempat.
Petugas Polsek Sukodono yang mendapat laporan, selanjutnya membawa jenazah korban ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Pusdik Porong untuk diotopsi. Hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), ditemukan beberapa luka lebam di tubuh Femilia.
Perempuan yang bekerja di pabrik kopi Desa Gilang, Kecamatan Taman itu luka lebam di bagian wajah. Selain itu, di lehernya ada luka lebam bekas dicekik. Sedangkan di leher Abdul Ghofur terdapat bekas luka jerat di lehernya.
Pria yang bekerja di pabrik baja kawasan Kecamatan Taman tersebut diduga sebelum bunuh diri, terlebih dulu mencekik pacarnya. Setelah melihat pacarnya meninggal dunia, dia nekad bunuh diri.
Kapolsek Sukodono AKP Redik Tribawanto mengatakan, pihaknya mengetahui kejadian itu setelah korban berada di Puskesmas Sukodono. Dari hasil visum sementara, RS Bhayangkara Pusdik Gasum Porong, korban perempuan tewas akibat kekurangan oksigen akibat cekikan. "Kami masih memeriksa saksi-saksi untuk menguak kasus ini," ujarnya.
Ditanya dugaan Familia hamil, Redik mengatakan untuk memastikan apakah korban hamil masih menunggu hasil visum. Sedangkan hasil visum sementara Familia meninggal dunia akibat kehabisan oksigen. (san)
()