Wisata religi makam Dewi Sekardadu
A
A
A
Sindonews.com - Makam Dewi Sekardadu di Dusun Kepetingan, Desa Sawohan, Kecamatan Buduran, dijadikan salah satu ikon wisata religi Sidoarjo. Namun, selama ini kurang mendapat perhatian dari Pemkab Sidoarjo.
Lokasi makam yang berada di ujung timur Sidoarjo tersebut, semakin hari semakin banyak dikunjungi wisatawan. Bahkan, dalam sepekan bisa menyedot wisatawan mulai 300 sampai 600 orang.
Sayangnya, setiap air pasang areal makam terendam air dengan ketinggian 40 cm. "Kalau banjir, pengunjung enggan berkunjung ke sini," ujar Farhan, ketua pengelola makam Dewi Sekardadu, Jumat (10/2/2012).
Sejak dinobatkan sebagai wisata religi, makam Dewi Sekardadu pernah direhab tahun 2001 lalu. Sejak areal pemakaman diperbaiki, semakin banyak wisatawan yang berkunjung ke makam putri Raja Blambangan tersebut.
Farhan mengaku, fasilitas yang harus diperbaiki adalah peninggian areal makam. Sehingga, saat air pasang tidak terendam air dan bisa tetap dikunjungi wisatawan. Selain itu, pendopo makam juga perlu diperluas agar bisa memuaskan wisatawan lebih banyak lagi.
Sarana lain yang diperlukan, adalah penyediaan perahu untuk antarjemput wisatawan. Selama ini wisatawan yang berkunjung ke makam menyewa perahu nelayan. "Jika fasilitas dipenuhi, kami berharap wisatawan akan lebih banyak lagi," tandas Farhan, Jumat (10/2/2012).
Juru kunci makam Dewi Sekardadu, Samadi menambahkan, Sabtu dan Minggu, wisatawan yang berkunjung lebin banyak dibandingkan hari-hari biasa. Dia selama ini tinggal di rumahnya sendiri yang berjarak sekitar 1 kilometer dari makam. "Kalau bisa dibuatkan pemondokan, agar bisa untuk menginap," ujarnya.
Samadi bercerita, dijadikannya Makam Dewi Sekardadu sebagai wisata religi karena banyak sejarah yang bisa disimak. Bermula wabah penyakit yang melanda Kerajaan Blambangan, kemudian Maulana Ishaq (Sunan Giri) berhasil mengusir wabah penyakit dan akhirnya dinikahkan dengan putri Raja Blambangan, Dewi Sekardadu.
Dewi Sekardadu kemudian memeluk agama Islam. Bukan hanya itu, di Kerajaan Blambangan banyak rakyatnya yang ikut memeluk Islam. Karena takut rakyatnya memeluk Islam semuanya, Raja Blambangan kemudian mengusir Maulana Ishaq. Padahal, saat itu Dewi Sekardadu sedang hamil tujuh bulan.
Tak hanya itu, putra Dewi Sekardadu yang diberinama Ainul Yaqin juga dibuang ke laut. Dewi Sekardadu kemudian mencari anaknya, akhirnya dia terdampar di pesisir timur Sidoarjo.
Perahu yang dinaiki Dewi Sekardadu didorong oleh ikan keting (semacam ikan patin laut,red). Karena itulah, kawasan makam Dewi Sekardadu diberinama Kepetingan.
Kepala Dinas Pariwisata Budaya Pemuda dan Olahraga, Pramu Sigit Prihandono mengatakan, pihaknya sudah mengajukan renovasi kawasan Makam Dewi Sekardadu. Namun, sejauh ini belum masuk dalam APBD 2012. "Kalau nanti waktunya mencukupi, Insya Allah akan kita ajukan dalam PAK APBD 2012," ujarnya.
Mantan Kepala Dinas Pengairan tersebut menambahkan, untuk memajukan sektor pariwisata di Sidoarjo harus ada perencanaan ke depan. Sehingga, nantinya ada target yang akan dicapai dalam memajukan pariwisata di Sidoarjo.
Demikian pula pembangunan fisik untuk menunjang pariwisata. Khusus untuk wisata religi Makam Dewi Sekardadu, perlu adanya transportasi yang memadai, karena untuk mencapai lokasi harus menggunakan jalur sungai. "Untuk perahu, kemudian fasilitas di lokasi makam itu harus diprioritaskan. Sehingga, bisa menggaet wisatawan lebih banyak lagi," tandas Pramu Sigit.
Lokasi makam yang berada di ujung timur Sidoarjo tersebut, semakin hari semakin banyak dikunjungi wisatawan. Bahkan, dalam sepekan bisa menyedot wisatawan mulai 300 sampai 600 orang.
Sayangnya, setiap air pasang areal makam terendam air dengan ketinggian 40 cm. "Kalau banjir, pengunjung enggan berkunjung ke sini," ujar Farhan, ketua pengelola makam Dewi Sekardadu, Jumat (10/2/2012).
Sejak dinobatkan sebagai wisata religi, makam Dewi Sekardadu pernah direhab tahun 2001 lalu. Sejak areal pemakaman diperbaiki, semakin banyak wisatawan yang berkunjung ke makam putri Raja Blambangan tersebut.
Farhan mengaku, fasilitas yang harus diperbaiki adalah peninggian areal makam. Sehingga, saat air pasang tidak terendam air dan bisa tetap dikunjungi wisatawan. Selain itu, pendopo makam juga perlu diperluas agar bisa memuaskan wisatawan lebih banyak lagi.
Sarana lain yang diperlukan, adalah penyediaan perahu untuk antarjemput wisatawan. Selama ini wisatawan yang berkunjung ke makam menyewa perahu nelayan. "Jika fasilitas dipenuhi, kami berharap wisatawan akan lebih banyak lagi," tandas Farhan, Jumat (10/2/2012).
Juru kunci makam Dewi Sekardadu, Samadi menambahkan, Sabtu dan Minggu, wisatawan yang berkunjung lebin banyak dibandingkan hari-hari biasa. Dia selama ini tinggal di rumahnya sendiri yang berjarak sekitar 1 kilometer dari makam. "Kalau bisa dibuatkan pemondokan, agar bisa untuk menginap," ujarnya.
Samadi bercerita, dijadikannya Makam Dewi Sekardadu sebagai wisata religi karena banyak sejarah yang bisa disimak. Bermula wabah penyakit yang melanda Kerajaan Blambangan, kemudian Maulana Ishaq (Sunan Giri) berhasil mengusir wabah penyakit dan akhirnya dinikahkan dengan putri Raja Blambangan, Dewi Sekardadu.
Dewi Sekardadu kemudian memeluk agama Islam. Bukan hanya itu, di Kerajaan Blambangan banyak rakyatnya yang ikut memeluk Islam. Karena takut rakyatnya memeluk Islam semuanya, Raja Blambangan kemudian mengusir Maulana Ishaq. Padahal, saat itu Dewi Sekardadu sedang hamil tujuh bulan.
Tak hanya itu, putra Dewi Sekardadu yang diberinama Ainul Yaqin juga dibuang ke laut. Dewi Sekardadu kemudian mencari anaknya, akhirnya dia terdampar di pesisir timur Sidoarjo.
Perahu yang dinaiki Dewi Sekardadu didorong oleh ikan keting (semacam ikan patin laut,red). Karena itulah, kawasan makam Dewi Sekardadu diberinama Kepetingan.
Kepala Dinas Pariwisata Budaya Pemuda dan Olahraga, Pramu Sigit Prihandono mengatakan, pihaknya sudah mengajukan renovasi kawasan Makam Dewi Sekardadu. Namun, sejauh ini belum masuk dalam APBD 2012. "Kalau nanti waktunya mencukupi, Insya Allah akan kita ajukan dalam PAK APBD 2012," ujarnya.
Mantan Kepala Dinas Pengairan tersebut menambahkan, untuk memajukan sektor pariwisata di Sidoarjo harus ada perencanaan ke depan. Sehingga, nantinya ada target yang akan dicapai dalam memajukan pariwisata di Sidoarjo.
Demikian pula pembangunan fisik untuk menunjang pariwisata. Khusus untuk wisata religi Makam Dewi Sekardadu, perlu adanya transportasi yang memadai, karena untuk mencapai lokasi harus menggunakan jalur sungai. "Untuk perahu, kemudian fasilitas di lokasi makam itu harus diprioritaskan. Sehingga, bisa menggaet wisatawan lebih banyak lagi," tandas Pramu Sigit.
()