Saat perahu miring, Angelina loncat ke sungai
A
A
A
Sindonews.com - Seorang mahasiswi ITB semester IV Jurusan Teknik Kelautan, Angelina Yovanka (19), hilang saat mengikuti arung jeram di Sungai Cikandang, kemarin.
Yovanka hilang ketika perahu karet yang ia tumpangi beserta lima temannya membentur batu di kawasan Leuwi Peer, Kampung Cibihbul, Desa Tanjungjaya, Kecamatan Pakenjeng. “Perahunya miring dan terbalik seketika. Saat itu arus air sungai memang sedang deras,” kata Camat Pakenjeng Ahmad Mawardi saat dihubungi, Senin (6/2/2012).
Dari penuturan saksi yang juga teman korban, lanjut dia, mahasiswi asal Jakarta ini langsung loncat ke tengah derasnya arus sungai. Namun, setelah kejadian itu korban tidak muncul kembali ke permukaan.
“Kemungkinan korban terjepit dan terjebak di dasar sungai. Kedalaman sungai itu sendiri mencapai sembilan meter. Sedangkan lima orang teman korban lain yang satu perahu dengannya berhasil menyelamatkan diri,” ungkapnya.
Ahmad mengaku, pihak muspika setempat langsung memberikan pertolongan dengan melakukan upaya pencarian. Tapi, karena keterbatasan peralatan, upaya pencarian terhadap korban hingga kini belum membuahkan hasil.
“Ditambah lagi, hujan deras terus mengguyur wilayah Pakenjeng. Upaya pencarian pun terpaksa kami hentikan sementara. Besok baru akan kami lanjutkan kembali,” ujarnya.
Salah seorang warga Kecamatan Pakenjeng, Dadan Saefulloh (32) menuturkan, Sungai Cikandang memang acap kali dijadikan sebagai lokasi olah raga arung jeram. Derasnya air sungai berikut kumpulan batu-batu alam di tengah sungai membuat lokasi tersebut menarik untuk salah satu olahraga ekstrim ini.
“Tapi harus berhati-hati. Bila hujan deras, arus sungainya juga ikut deras. Kedalaman air pun bisa berbahaya. Kemungkinan korban tertarik ke dasar sungai,” imbuhnya.
Yovanka hilang ketika perahu karet yang ia tumpangi beserta lima temannya membentur batu di kawasan Leuwi Peer, Kampung Cibihbul, Desa Tanjungjaya, Kecamatan Pakenjeng. “Perahunya miring dan terbalik seketika. Saat itu arus air sungai memang sedang deras,” kata Camat Pakenjeng Ahmad Mawardi saat dihubungi, Senin (6/2/2012).
Dari penuturan saksi yang juga teman korban, lanjut dia, mahasiswi asal Jakarta ini langsung loncat ke tengah derasnya arus sungai. Namun, setelah kejadian itu korban tidak muncul kembali ke permukaan.
“Kemungkinan korban terjepit dan terjebak di dasar sungai. Kedalaman sungai itu sendiri mencapai sembilan meter. Sedangkan lima orang teman korban lain yang satu perahu dengannya berhasil menyelamatkan diri,” ungkapnya.
Ahmad mengaku, pihak muspika setempat langsung memberikan pertolongan dengan melakukan upaya pencarian. Tapi, karena keterbatasan peralatan, upaya pencarian terhadap korban hingga kini belum membuahkan hasil.
“Ditambah lagi, hujan deras terus mengguyur wilayah Pakenjeng. Upaya pencarian pun terpaksa kami hentikan sementara. Besok baru akan kami lanjutkan kembali,” ujarnya.
Salah seorang warga Kecamatan Pakenjeng, Dadan Saefulloh (32) menuturkan, Sungai Cikandang memang acap kali dijadikan sebagai lokasi olah raga arung jeram. Derasnya air sungai berikut kumpulan batu-batu alam di tengah sungai membuat lokasi tersebut menarik untuk salah satu olahraga ekstrim ini.
“Tapi harus berhati-hati. Bila hujan deras, arus sungainya juga ikut deras. Kedalaman air pun bisa berbahaya. Kemungkinan korban tertarik ke dasar sungai,” imbuhnya.
()