12 rumah rusak diterjang angin kencang
A
A
A
Sindonews.com - Angin kencang kembali menerjang di Kabupaten Majene. Sebanyak 12 rumah rusak akibat terjangan angin tersebut.
Dari sembilan rumah rusak itu tersebar di beberapa lingkungan. Sebanyak 3 rumah rusak di Lingkungan Tunda, Kelurahan Labuang, 5 rumah rusak di Lingkungan Rangas, Kelurahan Totoli, 3 rumah rusak di lingkungan Banggae, Kelurahan Banggae dan 1 rumah rusak di Lingkungan Camba Kelurahan Baru.
Kesaksian warga Tunda, Acong angin tiba-tiba menghantam kencang sekitar pukul 19.00 wita menyebabkan atap dan rangka atap rumah tetangganya terangkat melewati sebuah rumah di samping kirinya. Setelah atap dan rangka atap itu terjatuh, menimpa rumah lainnya sehingga rumah tersebut juga turut mengalami kerusakan.
Atap dan rangka rumah milik Dahlan terangkat dan menimpa atap rumah Hatimah sehingga rumah Hatimah juga rusak. Padahal antara rumah Dahlan dan Hatimah diantarai satu rumah. "Saya yakin itu angin puting beliung karena mampu mengangkat atap rumah beserta rangkanya," kata Acong, Selasa (31/1/2012).
Selain rumah Dahlan dan Hatimah, sebuah rumah lagi di Tunda juga mengalami kerusakan. Rumah tersebut milik Juma'di, berada sekitar 300 meter dari rumah Dahlan atau rumah Hatimah.
Sementara korban puting beliung di Camba Utara. Ibrahim menuturkan, rumahnya rusak diterjang angin kencang yang datang secara tiba-tiba sambil berputar-putar saat dia dan keluarganya tengah makan malam.
"Bagian dapur yang rusak parah karena pohon kelapa di samping rumah tumbang dan batangnya menimpa dapur," kata Ibrahim sedih.
Dibantu para kerabat dan tetangga, Ibarahim melakukan pembenahan rumah yang rusak. Korban angin kencang ini berharap pemerintah dapat segera menyalurkan bantuan. Harapan untuk mendapatkan bantuan juga disampaikan sejumlah nelayan di Majene yang dua hari terakhir tidak bisa melaut karena cuaca buruk berupa ombak besar.
Dari pantauan, puluhan perahu nelayan berbagai ukuran masih ditambatkan di Dermaga Pangaliali dan sekitarnya. "Sebagian nelayan di sini tidak melaut dulu pak, kami kuatir ombak besar seperti yang menerjang kemarin," kata Syamsuddin, salah seorang nelayan.
Diberitakan sebelumnya, pada Senin (30/1), sejumlah kapal motor nelayan rusak dan satu kapal nelayan lainnya tenggelam disapu gelombang tinggi saat tertambat di sekitar Dermaga Pangali-Ali, Kelurahan Pangali-ALi, Kecamatan Banggae.
Kapal Motor Cahaya Pupuq berbahan kayu yang tenggelam sudah selesai dibongkar dan diurai karena sejak tenggelam usaha menarik ke arah pantai gagal dilakukan. Pasalnya, badan kapal sudah dipenuhi air laut bercampur pasir.
"Kami mohon agar pemerintah dapat membantu kami, kapal motor ini menjadi harapan kami bersama awak kapal lainnya untuk mencari nafkah," kata Mulyadi, pemilik sekaligus nakhkoda kapal naas itu.
Observator Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika, Mujahidin membantah jika angin yang menerjang kota Majene adalah puting beliung. Dia beralasan, puting beliung hanya terjadi pada musim pancaroba dan durasi hanya berkisar 10 menit.
"Sedangkan yang terjadi semalam hampir mencapai 1 jam dan ini musim hujan. Pada musim hujan memang berpotensi terjadi angin kencang," kata Mujahidin.
Dia mengimbau, agar nelayan tetap berhati-hati karena angin kencang masih berpotensi menerjang secara tiba-tiba. Dikatakan, angin yang menerjang semalam berkecepatan 60 kmjam. Kecepatan angin saat ini masih berfluktuatif demikian pula terjangan ombak dari 2 meter hingga 3 meter.
Terkait bantuan kepada korban angin kencang, Wakil Bupati Majene mengaku menunggu laporan yang disampaikan secara berjenjang, mulai dari kepala lingkungan, kepala kelurahan sampai ke tingkat Dinas. Pemerintah tetap akan memberikan bantuan tapi kita tunggu dulu laporannya, kata Fahmi Massira, Wakil Bupati Majene kemarin.
Terkait bantuan kepada korban bencana alam seperti puting beliung dan kebakaran pada 2010 yang hingga kini belum tersalurkan, Fahmi mengaku kaget dan berjanji akan melakukan kros cek kepada dinas terkait.
Dari sembilan rumah rusak itu tersebar di beberapa lingkungan. Sebanyak 3 rumah rusak di Lingkungan Tunda, Kelurahan Labuang, 5 rumah rusak di Lingkungan Rangas, Kelurahan Totoli, 3 rumah rusak di lingkungan Banggae, Kelurahan Banggae dan 1 rumah rusak di Lingkungan Camba Kelurahan Baru.
Kesaksian warga Tunda, Acong angin tiba-tiba menghantam kencang sekitar pukul 19.00 wita menyebabkan atap dan rangka atap rumah tetangganya terangkat melewati sebuah rumah di samping kirinya. Setelah atap dan rangka atap itu terjatuh, menimpa rumah lainnya sehingga rumah tersebut juga turut mengalami kerusakan.
Atap dan rangka rumah milik Dahlan terangkat dan menimpa atap rumah Hatimah sehingga rumah Hatimah juga rusak. Padahal antara rumah Dahlan dan Hatimah diantarai satu rumah. "Saya yakin itu angin puting beliung karena mampu mengangkat atap rumah beserta rangkanya," kata Acong, Selasa (31/1/2012).
Selain rumah Dahlan dan Hatimah, sebuah rumah lagi di Tunda juga mengalami kerusakan. Rumah tersebut milik Juma'di, berada sekitar 300 meter dari rumah Dahlan atau rumah Hatimah.
Sementara korban puting beliung di Camba Utara. Ibrahim menuturkan, rumahnya rusak diterjang angin kencang yang datang secara tiba-tiba sambil berputar-putar saat dia dan keluarganya tengah makan malam.
"Bagian dapur yang rusak parah karena pohon kelapa di samping rumah tumbang dan batangnya menimpa dapur," kata Ibrahim sedih.
Dibantu para kerabat dan tetangga, Ibarahim melakukan pembenahan rumah yang rusak. Korban angin kencang ini berharap pemerintah dapat segera menyalurkan bantuan. Harapan untuk mendapatkan bantuan juga disampaikan sejumlah nelayan di Majene yang dua hari terakhir tidak bisa melaut karena cuaca buruk berupa ombak besar.
Dari pantauan, puluhan perahu nelayan berbagai ukuran masih ditambatkan di Dermaga Pangaliali dan sekitarnya. "Sebagian nelayan di sini tidak melaut dulu pak, kami kuatir ombak besar seperti yang menerjang kemarin," kata Syamsuddin, salah seorang nelayan.
Diberitakan sebelumnya, pada Senin (30/1), sejumlah kapal motor nelayan rusak dan satu kapal nelayan lainnya tenggelam disapu gelombang tinggi saat tertambat di sekitar Dermaga Pangali-Ali, Kelurahan Pangali-ALi, Kecamatan Banggae.
Kapal Motor Cahaya Pupuq berbahan kayu yang tenggelam sudah selesai dibongkar dan diurai karena sejak tenggelam usaha menarik ke arah pantai gagal dilakukan. Pasalnya, badan kapal sudah dipenuhi air laut bercampur pasir.
"Kami mohon agar pemerintah dapat membantu kami, kapal motor ini menjadi harapan kami bersama awak kapal lainnya untuk mencari nafkah," kata Mulyadi, pemilik sekaligus nakhkoda kapal naas itu.
Observator Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika, Mujahidin membantah jika angin yang menerjang kota Majene adalah puting beliung. Dia beralasan, puting beliung hanya terjadi pada musim pancaroba dan durasi hanya berkisar 10 menit.
"Sedangkan yang terjadi semalam hampir mencapai 1 jam dan ini musim hujan. Pada musim hujan memang berpotensi terjadi angin kencang," kata Mujahidin.
Dia mengimbau, agar nelayan tetap berhati-hati karena angin kencang masih berpotensi menerjang secara tiba-tiba. Dikatakan, angin yang menerjang semalam berkecepatan 60 kmjam. Kecepatan angin saat ini masih berfluktuatif demikian pula terjangan ombak dari 2 meter hingga 3 meter.
Terkait bantuan kepada korban angin kencang, Wakil Bupati Majene mengaku menunggu laporan yang disampaikan secara berjenjang, mulai dari kepala lingkungan, kepala kelurahan sampai ke tingkat Dinas. Pemerintah tetap akan memberikan bantuan tapi kita tunggu dulu laporannya, kata Fahmi Massira, Wakil Bupati Majene kemarin.
Terkait bantuan kepada korban bencana alam seperti puting beliung dan kebakaran pada 2010 yang hingga kini belum tersalurkan, Fahmi mengaku kaget dan berjanji akan melakukan kros cek kepada dinas terkait.
()