Bima mencekam, mahasiswa Makassar blokade jalan
A
A
A
Sindonews.com - Seraturan mahasiswa asal Nusa Tengggara Barat (NTB) di Makassar memblokade hampir seluruh badan Jalan Jenderal Sudirman. Aksi ini dimulai pukul 16.30 Wita dan sampai pukul 19.00 Wita, mahasiswa masih menutup jalan.
Aksi penutupan jalan nasional yang memicu kemacetan ini sebagai bentuk dukungan terhadap warga yang melakukan aksi di Kantor Pemkab Bima, NTB.
Seperti diketahui, situasi di Bima kembali memanas. Sejumlah gedung pemerintah dibakar massa yang diduga berasal dari penolak penambangan yang dilakukan PT Sumber Mineral Nusantara sekitara pukul 15.00 Wita. Kantor Bupati Bima juga dibakar oleh massa.
Aksi warga ini mendapat dukungan dari mahasiswa asal daerah tersebut yang merantau ke Makassar. Mahasiswa asal Bima di kota ini membakar ban bekas di tengah jalan dan membentangkan spanduk berisi keprihatinan terhadap situasi NTB yang kian mencekam.
Mahasiswa yang mengatasnamakan Gerakan Rakyat Antitambang (Granat) ini mengusung dua keranda berisi gambar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan Bupati Bima Ferry Zulkarnain, dan Kapolda NTB Brigjen Polisi Arif Wachyunadi.
Koordinator aksi, Syahruddin dalam orasinya menegaskan, aksi ini sebagai bentuk solidaritas warga di Bima yang kecewa terhadap kebijakan bupati yang memberikan izin penambangan di wilayah tersebut. Izin tambang tersebut belum dicabut oleh bupati.
Dalam penyataan sikapnya, Granat mendesak Bupati Bima Ferry Zulkarnain segera mencabut SK 188.45/357/004/2004 tentang izin tambang yang diberikan kepada PT Sumber Mineral Nusantara. Mahasiswa juga mendesak Komisi Nasional Hak Azasi Manusia (Komnas HAM) mengusut indikasi pelanggaran HAM yang dilakukan oleh aparat kepolisian saat membubarkan massa beberapa waktu lalu.
"Kami juga mendesak kapolri untuk segera membebaskan warga Bima yang ditahan," tegas Syahruddin.
Saat itu polisi terlibat bentrok dengan massa di Pelabuhan Sape, NTB pada Sabtu 24 Desember 2011 lalu. Polisi menangkan sejumlah warga karena diduga sebagai provokator.
Aksi penutupan jalan nasional yang memicu kemacetan ini sebagai bentuk dukungan terhadap warga yang melakukan aksi di Kantor Pemkab Bima, NTB.
Seperti diketahui, situasi di Bima kembali memanas. Sejumlah gedung pemerintah dibakar massa yang diduga berasal dari penolak penambangan yang dilakukan PT Sumber Mineral Nusantara sekitara pukul 15.00 Wita. Kantor Bupati Bima juga dibakar oleh massa.
Aksi warga ini mendapat dukungan dari mahasiswa asal daerah tersebut yang merantau ke Makassar. Mahasiswa asal Bima di kota ini membakar ban bekas di tengah jalan dan membentangkan spanduk berisi keprihatinan terhadap situasi NTB yang kian mencekam.
Mahasiswa yang mengatasnamakan Gerakan Rakyat Antitambang (Granat) ini mengusung dua keranda berisi gambar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan Bupati Bima Ferry Zulkarnain, dan Kapolda NTB Brigjen Polisi Arif Wachyunadi.
Koordinator aksi, Syahruddin dalam orasinya menegaskan, aksi ini sebagai bentuk solidaritas warga di Bima yang kecewa terhadap kebijakan bupati yang memberikan izin penambangan di wilayah tersebut. Izin tambang tersebut belum dicabut oleh bupati.
Dalam penyataan sikapnya, Granat mendesak Bupati Bima Ferry Zulkarnain segera mencabut SK 188.45/357/004/2004 tentang izin tambang yang diberikan kepada PT Sumber Mineral Nusantara. Mahasiswa juga mendesak Komisi Nasional Hak Azasi Manusia (Komnas HAM) mengusut indikasi pelanggaran HAM yang dilakukan oleh aparat kepolisian saat membubarkan massa beberapa waktu lalu.
"Kami juga mendesak kapolri untuk segera membebaskan warga Bima yang ditahan," tegas Syahruddin.
Saat itu polisi terlibat bentrok dengan massa di Pelabuhan Sape, NTB pada Sabtu 24 Desember 2011 lalu. Polisi menangkan sejumlah warga karena diduga sebagai provokator.
()