Berobat ditandu ramai-ramai sejauh 7 km
A
A
A
Sindonews.com - Perjuangan warga Desa Sopo Batu yang tinggal di wilayah pedalaman Mandailing Natal, Sumatera Utara, mungkin membuat miris melihatnya. Warga terpaksa beramai-ramai menandu seorang yang tengah sakit parah dibawa berobat ke rumah sakit yang jaraknya 7 kilometer dari desa mereka.
Mungkin Anda bertanya tanya-kenapa tidak menggunakan mobil atau kenderaan roda empat lainnya? Jawabannya, karena akses jalan menuju desa mereka sangat sulit dilalui kendaraan, sementara tenaga kesehatan di desa ini juga datangnya hanya sepekan sekali.
Karena tak lagi mampu menahan sakit, warga terpaksa berama- ramai membawa pasien yang tengah sakit ini dengan menggunakan tandu darurat terbuat dari batang bambu dan selembar kain.
Warga pun harus menandu orang yang sakit ini dengan berjalan kaki secara bergantian. Perjuangan warga memang cukup luar biasa, berjalan kaki sejauh lebih kurang 7 kilometer agar sampai di rumah sakit ataupun klinik dokter.
Apa alasan warga sehingga harus menandu yang sakit ini dengan berjalan kaki? Kepala Desa Sopo Batu Amiruddin memberikan jawabannya. "Akses jalan menuju salah satu desa pedalaman di Mandailing Natal ini sangat buruk menjadi penyebabnya," kata dia, Jumat (20/1/2012).
Dia menjelaskan, jalanan desa yang masih berupa tanah bercampur lumpur ditambah ruas jalan yang sempit, menanjak, dan penuh jurang membuat mobil atau kendaraan roda empat jarang sekali melintasi desanya.
Kondisi seperti ini membuat nyawa warga yang sedang sakit tersebut tentunya terancam. Bagaimana tidak, perjalanan ke rumah sakit dengan ditandu berjalan kaki seperti ini membutuhkan waktu lebih dari dua jam.
Amiruddin mengatakan, warga kerap hampir tak terselamatkan lagi nyawanya akibat sering terlambat mendapat pertolongan medis. Parahnya lagi hal tersebut menimpa ibu hamil yang harus menjalani persalinan darurat di tengah jalan, karena belum sempat sampai ke rumah sakit.
"Kami berharap pemerintah segera membuka keterisoliran desa kami dengan membangun akses jalan yang layak," pinta Amiruddin. Warga juga meminta agar tenaga kesehatan selalu tersedia di desa mereka dan tidak hanya datang sepekan sekali.
Melihat kondisi seperti ini setelah 66 tahun Indonesia merdeka, tentunya mengundang keprihatinan. Celakanya lagi, di saat para wakil rakyat hidup bermewah-mewah dengan fasilitas dari uang rakyat, rakyat seperti warga Desa Sopo Batu ini justru hidup dalam belenggu penderitaan.
Mungkin Anda bertanya tanya-kenapa tidak menggunakan mobil atau kenderaan roda empat lainnya? Jawabannya, karena akses jalan menuju desa mereka sangat sulit dilalui kendaraan, sementara tenaga kesehatan di desa ini juga datangnya hanya sepekan sekali.
Karena tak lagi mampu menahan sakit, warga terpaksa berama- ramai membawa pasien yang tengah sakit ini dengan menggunakan tandu darurat terbuat dari batang bambu dan selembar kain.
Warga pun harus menandu orang yang sakit ini dengan berjalan kaki secara bergantian. Perjuangan warga memang cukup luar biasa, berjalan kaki sejauh lebih kurang 7 kilometer agar sampai di rumah sakit ataupun klinik dokter.
Apa alasan warga sehingga harus menandu yang sakit ini dengan berjalan kaki? Kepala Desa Sopo Batu Amiruddin memberikan jawabannya. "Akses jalan menuju salah satu desa pedalaman di Mandailing Natal ini sangat buruk menjadi penyebabnya," kata dia, Jumat (20/1/2012).
Dia menjelaskan, jalanan desa yang masih berupa tanah bercampur lumpur ditambah ruas jalan yang sempit, menanjak, dan penuh jurang membuat mobil atau kendaraan roda empat jarang sekali melintasi desanya.
Kondisi seperti ini membuat nyawa warga yang sedang sakit tersebut tentunya terancam. Bagaimana tidak, perjalanan ke rumah sakit dengan ditandu berjalan kaki seperti ini membutuhkan waktu lebih dari dua jam.
Amiruddin mengatakan, warga kerap hampir tak terselamatkan lagi nyawanya akibat sering terlambat mendapat pertolongan medis. Parahnya lagi hal tersebut menimpa ibu hamil yang harus menjalani persalinan darurat di tengah jalan, karena belum sempat sampai ke rumah sakit.
"Kami berharap pemerintah segera membuka keterisoliran desa kami dengan membangun akses jalan yang layak," pinta Amiruddin. Warga juga meminta agar tenaga kesehatan selalu tersedia di desa mereka dan tidak hanya datang sepekan sekali.
Melihat kondisi seperti ini setelah 66 tahun Indonesia merdeka, tentunya mengundang keprihatinan. Celakanya lagi, di saat para wakil rakyat hidup bermewah-mewah dengan fasilitas dari uang rakyat, rakyat seperti warga Desa Sopo Batu ini justru hidup dalam belenggu penderitaan.
()