Nusa Barong jadi pulau konservasi terumbu karang

Senin, 16 Januari 2012 - 09:03 WIB
Nusa Barong jadi pulau konservasi terumbu karang
Nusa Barong jadi pulau konservasi terumbu karang
A A A
Sindonews.com - Dinas Perikanan Peternakan dan Kelautan Kabupaten Jember akhirnya menjadikan Pulau Nusa Barong, Puger, sebagai kawasan konservasi. Ini dilakukan demi melindungi terumbu karang dan kehidupan di sekitarnya.

Kepala Dinas Perikanan Peternakan dan Kelautan Mahfud Afandi mengungkapkan, banyak terumbu karang di Nusa Barong yang rusak akibat ulah manusia sendiri.

Dari penelitian yang telah dilakukan belum lama ini, tercatat hampir 80% terumbu karang di kawasan Nusa Barong rusak. ”Kami akan menjadikan wilayah perairan itu sebagai kawasan konservasi perairan daerah,” kata Mahfud.

Menurut Mahfud, kerusakan terumbu karang disebabkan aktivitas para nelayan di wilayah itu. Banyak kapal yang sandar bahkan labuh jangkar untuk mencuri telur penyu yang harganya selangit di pasar gelap. Hal ini mengakibatkan terumbu karang di perairan dangkal rusak.

Melihat kondisi itu, dinas mengajukan program rehabilitasi terumbu karang,termasuk pemanfaatan kawasan perairannya sebagai konservasi alam. Menurut Mahfud, program yang diusulkannya itu dipastikan sudah mendapat persetujuan dari pemerintah pusat dan siap dilaksanakan pada tahun ini.

”Dengan adanya persetujuan pemerintah pusat, maka kawasan perairan Pulau Nusa Barong akan dijadikan taman wisata laut dan akan menjadi asset Pemkab Jember,” ujar dia.

Dalam pengelolaan kawasan, Dinas akan membentuk Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) di Puger yang akan bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jatim III.Langkah ini diharapkan mampu menjadikan Pulau Nusa Barong sebagai benteng Kabupaten Jember yang berada di gugusan Line of Fireagar tetap lestari dan mampu menjadi pelindung ketika terjadi tsunami atau bencana lain.

Ketua Komisi B Anang Murwanto mengatakan, jumlah terumbu karang di wilayah Nusa Barong sejak 2009 hingga 2011 menunjukkan tren berkurang. Indikasinya pun bisa dilihat jelas dari turunnya jumlah tangkapan ikan nelayan yang mencapai 20%.

”Penyebab utamanya diperkirakan karena kondisi di perairan wilayah laut selatan serta terumbu karang sudah ada yang rusak.Apalagi ombak yang besar berikut anomali cuaca yang tidak bisa diprediksi,” kata Anang.

Menurut dia, teknik atau cara nelayan menangkap ikan juga memengaruhi kelestarian terumbu karang.Tak jarang nelayan menggunakan cairan kimia dan bahan peledak. ”Hampir semua jenis ikan,baik lemuru maupun tongkol yang sebelumnya menjadi hasil tangkapan mayoritas nelayan Puger, sekarang mulai sulit ditemukan,” ujarnya.

Dia meminta agar Pemkab Jember tahun ini lebih gencar melakukan langkah antisipasi terhadap perilaku nelayan yang dapat mengakibatkan kerusakan ekosistem laut. Dia juga meminta Polairud Jember diperbantukan untuk menggelar patroli secara rutin di wilayah perairan laut selatan untuk mencegah penggunaan alat tangkap yang dilarang seperti potasium maupun dinamit.
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3199 seconds (0.1#10.140)