Sekolah ambruk, murid & guru lolos dari maut
A
A
A
Sindonews.com - Bangunan SDN 2 Nusawangi di Tasikmalaya, Jawa Barat, ambruk hanya beberapa menit setelah para murid dan guru keluar kelas. Puluhan murid pun berhasil lolos dari maut. Kini mereka terpaksa belajar di tenda darurat dan kantin sekolah.
Satu lokal bangunan sekolah di Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya ini ambruk setelah hujan yang disertai angin terjadi. Ruang sekolah yang dibangun pada tahun 1955 dan sempat direhab pada tahun 2001, bagian atapnya ambuk hanya berselang beberapa menit setelah murid dan gurunya keluar kelas.
Ambruknya atap sekolah ini terjadi pada Senin 9 Januari 2012 sekira pukul 09.00 WIB pada saat hari pertama murid mulai masuk sekolah setelah libur selama dua pekan. Akibat kejadian ini, murid-murid terpaksa harus belajar di kantin dan tenda darurat di halaman sekolah yang baru saja dibuat, Kamis (11/1/2012).
Dari pantauan, sejumlah murid tadi pagi tampak beramai-ramai memindahkan bangku dan kursi ke dalam tenda darurat, agar mereka dapat melakukan proses belajar sepeti biasanya.
Sejumlah murid mengeluh saat mereka belajar di dalam tenda dan berharap sekolahnya dapat segera dibangun kembali, sehingga bisa belajar normal seperti biasanya. Menurut Risa, belajar di tenda tidak nyaman karena panas. "Kalau hujan dingin dan buku basah," ucapnya. Dirinya ingin sekolah cepat dibangun agar bisa belajar lagi di kelas.
Sementara menurut Dede, murid lainnya, dia memilih belajar ditenda dan tidak mau belajar di kelas karena takut ambruk lagi. "Mau kembali belajar di kelas kalau kelasnya sudah dibangun lagi, biar aman dan belajar tenang," katanya.
Menurut Kepala Sekolah SDN 2 Nusawangi Sihabudin, atap ambruk setelah murid dan guru keluar dari kelas, dan beberapa menit kemudian ambruk. Pihaknya sudah mengajukan bantuan pada pemerintah.
"Tanggapannya baik, namun karena dari luar sekolah terlihat bagus, jadi belum diprioritaskan. Padahal kalau dalamnya bangunan sudah rusak dan rapuh, karena baru sekali di renovasi tahun 2001," papar Sihabudin.
Pihak sekolah berharap segera dibangun kembali agar murid-murid dapat segera belajar seperti biasanya, terlebih sebentar lagi murid kelas enam akan ujian nasional. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, kelas yang ambruk dan dua kelas lainnya kini dikosongkan, karena nyaris ambruk juga.
Satu lokal bangunan sekolah di Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya ini ambruk setelah hujan yang disertai angin terjadi. Ruang sekolah yang dibangun pada tahun 1955 dan sempat direhab pada tahun 2001, bagian atapnya ambuk hanya berselang beberapa menit setelah murid dan gurunya keluar kelas.
Ambruknya atap sekolah ini terjadi pada Senin 9 Januari 2012 sekira pukul 09.00 WIB pada saat hari pertama murid mulai masuk sekolah setelah libur selama dua pekan. Akibat kejadian ini, murid-murid terpaksa harus belajar di kantin dan tenda darurat di halaman sekolah yang baru saja dibuat, Kamis (11/1/2012).
Dari pantauan, sejumlah murid tadi pagi tampak beramai-ramai memindahkan bangku dan kursi ke dalam tenda darurat, agar mereka dapat melakukan proses belajar sepeti biasanya.
Sejumlah murid mengeluh saat mereka belajar di dalam tenda dan berharap sekolahnya dapat segera dibangun kembali, sehingga bisa belajar normal seperti biasanya. Menurut Risa, belajar di tenda tidak nyaman karena panas. "Kalau hujan dingin dan buku basah," ucapnya. Dirinya ingin sekolah cepat dibangun agar bisa belajar lagi di kelas.
Sementara menurut Dede, murid lainnya, dia memilih belajar ditenda dan tidak mau belajar di kelas karena takut ambruk lagi. "Mau kembali belajar di kelas kalau kelasnya sudah dibangun lagi, biar aman dan belajar tenang," katanya.
Menurut Kepala Sekolah SDN 2 Nusawangi Sihabudin, atap ambruk setelah murid dan guru keluar dari kelas, dan beberapa menit kemudian ambruk. Pihaknya sudah mengajukan bantuan pada pemerintah.
"Tanggapannya baik, namun karena dari luar sekolah terlihat bagus, jadi belum diprioritaskan. Padahal kalau dalamnya bangunan sudah rusak dan rapuh, karena baru sekali di renovasi tahun 2001," papar Sihabudin.
Pihak sekolah berharap segera dibangun kembali agar murid-murid dapat segera belajar seperti biasanya, terlebih sebentar lagi murid kelas enam akan ujian nasional. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, kelas yang ambruk dan dua kelas lainnya kini dikosongkan, karena nyaris ambruk juga.
()