Gurita Atut di Bumi Banten

Rabu, 14 September 2011 - 13:18 WIB
Gurita Atut di Bumi Banten
Gurita Atut di Bumi Banten
A A A
Sindonews.com - Untuk warga Banten dan sekitarnya, siapa yang tak kenal Ratu Atut Chosiyah. Gubernur wanita pertama yang juga anak dari Tubagus Chasan Sochib, seorang jawara yang sangat dikenal masyarakat Banten dan sekitarnya.

Atut, yang saat ini berusia 49 tahun, merupakan Gubernur wanita pertama yang sangat kontroversial. Bukan hanya karena proses pemilihannya yang menuai banyak protes dari seterunya, namun juga kroni yang berada di sekitarnya. Tak tanggung-tanggung, kroni yang berasal dari keluarganya sendiri, menduduki jabatan-jabatan penting di Provinsi Banten.

Karir istri dari Hikmat Tomet ini, berawal dari jabatan Wakil Gubernur Banten periode 2002-2007. Namun di tengah jalan, Atut mendapatkan durian runtuh, saat pasangannya Djoko Munandar dicopot dari jabatannya sebagai Gubernur Banten karena terlibat kasus korupsi. Kemudian Atut ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Banten hingga periode berakhir pada 2007.

Tak puas menduduki jabatan Plt Gubernur, Atut mencalonkan diri kembali sebagai Gubernur Banten berpasangan dengan Mohammad Masduki dalam Pilkada Banten 2007 dengan dukungan tujuh partai, yakni Partai Golkar, PDI-P, PBR, PBB, PDS, Partai Patriot, dan PKPB. Singkatnya, Atut-Masduki sukses mengkandaskan lawan-lawannya, dan melenggang ke kursi Gubernur-Wakil Gubernur Provinsi Banten.

Pelantikannya terhitung istimewa. Selain dilantik oleh Menteri Urusan Dalam Negeri saat itu, Muhammad Ma'ruf, juga dihadiri Gubernur Jakarta saat itu, Sutiyoso. Agung Laksono saat masih menjabat sebagai Ketua DPR-RI Agung Laksono, Gubernur Gorontalo yang masih dijabat Fadel Muhammad, bupati/wali kota se-Provinsi Banten, dan sejumlah tokoh nasional lain. Setidaknya 2.700 undangan hadir dalam pelantikan Atut yang digelar di Cipocok Jaya, Serang.

Sedikitnya 2.500 anggota kepolisian, Tentara Nasional Indonesia, Satuan Polisi Pamong Praja, serta petugas Dinas Perhubungan menjaga di sekitar lokasi pelantikan dan sepanjang jalan.

Sejak menduduki jabatan Gubernur Banten, Atut mendapatkan gelar sebagai Gubernur wanita pertama di Indonesia. Kini, Atut ingin meneruskan kesuksesannya dengan kembali mencalonkan diri dalam Pilkada Banten yang akan digelar tahun depan.

Seperti diduga banyak orang, kesuksesan Atut tak lepas dari peran ayahnya, Chasan Sochib. Dia merupakan pimpinan informal yang sangat kuat pengaruhnya di Banten. Kelompoknya dikenal sebagai Kelompok Rawu, yang tangan dan kakinya telah mencengkeram sektor swasta, kemasyarakatan, dan pemerintahan di Banten.

Lalu siapakah Chasan yang begitu digdayanya di daerah Banten? Berikut cerita yang dihimpun Sindonews dari berbagai sumber.

Sekira 1960-an, Chasan merupakan seorang jawara Banten yang berbisnis beras dan jagung antarpulau Jawa-Sumatera. Chasan juga merupakan penyedia kebutuhan logistik bagi Kodam VI Siliwangi saat itu. Dengan alasan untuk menjaga kestabilan politik dan ekonomi di daerah Banten, Kodam VI memberikan keistimewaan terhadap Chasan. Salah satu pertimbangannya, Chasan merupakan orang yang disegani di Banten. Keistimewaan itu berupa pemberian proyek-proyek pemerintah, khususnya di bidang konstruksi.

Dengan banyaknya keistimewaan yang diperoleh, tidak membuat Chasan puas. Selain mendirikan PT Sinar Ciomas Raya yang menjadi perusahaan terbesar di Banten, Chasan juga menguasai sejumlah organisasi bisnis. Seperti Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Banten, Gabungan Pengusaha Konstruksi Nasional Indonesia daerah Banten, dan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional Indonesia Banten.

Ketika orde reformasi bergulir, Chasan mampu menempatkan dirinya dalam struktur politik dan ekonomi yang baru. Bahkan ketika Banten menjadi sebuah provinsi dengan struktur politik yang baru, Chasan mampu bertindak secara aktif menentukan siapa yang akan menjadi penguasa di Banten.

Sepak terjang pertamanya, yakni mendorong maju anak sulungnya dari isteri pertama, Wasiah, untuk menjadi penguasa Banten. Tak puas dengan kesuksesan Atut, Chasan juga menanamkan kukunya dengan menempatkan sanak-kadang untuk aktif terlibat di bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya di daerah Banten.

Di sektor bisnis, Chasan memegang sendiri cengkeramannya dengan menduduki jabatan sebagai Ketua Kadin Banten, Ketua Gabung Pengusaha Konstruksi Nasional Indonesia (Gapesindo) Banten, Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Nasional Indonesia Banten, Ketua Persatuan Pendekar Persilatan dan Seni Budaya Banten (PPPSBB), Ketua Wushu Indonesia Banten, Ketua Satuan Kerja Ulama Banten.

Sadar dirinya sudah berumur, Chasan menempatkan anaknya untuk meneruskan kepemimpinannya di sektor bisnis. Ratu Tatu Chasanah ditempatkannya sebagai Ketua Masyarakat Agribisnis dan Agroindustri Indonesia Banten.

Di bidang politik, Chasan mencengkeramkan pengaruhnya di Partai Golkar dengan menempatkan suami Atut, Hikmat Tomet, sebagai Ketua DPD II Partai Golkar Provinsi Banten. Kemudian anaknya, Ratu Tatu Chasanah sebagai Ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Pandeglang, Ratu Lilis Kadarwati sebagai Ketua DPD II Partai Golkar Kota Serang, dan Tubagus Chaeri Wardhana di Angkatan Muda Partai Golkar.

Selain Atut yang menjabat Gubernur Banten, Chasan juga sukses menempatkan anaknya, Tubagus Haerul Jaman, menjadi Wali Kota Serang. Sementara Wakil Bupati Serang juga dijabat Ratu Tatu, merangkap Ketua PMI Banten. Wakil Bupati Pandeglang dijabat isteri kelimanya, Heryani. Bahkan hingga menantunya, Airin Rachmi Diany, sukses didorongnya menduduki jabatan Wali Kota Tangerang Selatan.

Kerabat lainnya juga menduduki posisi yang tak kalah banyak. Sebut saja, Hikmat Tomet, suami Atut, yang menjabat sebagai anggota DPR RI.

Kemudian Andika Hazrumy, putra Atut dan Hikmat, merupakan anggota DPD RI, juga menjabat Wakil Ketua GP Ansor, Ketua Taruna Tanggap Bencana, serta Bendahara Karang Taruna Banten.

Aden Abdul Khaliq, suami dari Ratu Lilis, menjabat anggota DPRD Banten, Ketua DPD KNPI Banten, dan Ketua Persatuan Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) Kota Serang.

Ratna Komalasari, isteri muda Chasan, sebagai anggota DPRD Kota Serang, dan Ketua Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) Banten.

Ade Rossi Chairunnisa, isteri Andika Hazrumy, menjabat anggota DPRD Kota Serang, Ketua KONI Serang, Ketua Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Usia Dini (Himpaudi) Banten, dan Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Banten

Tak pelak, kesuksesan Chasan membuat dirinya bungah. Jika anak sulungnya, Atut merupakan Gubernur, maka dirinya adalah Gubernur Jenderal. Seperti yang diaku dirinya dalam wawancara dengan media usai mengantarkan kemenangan Djoko Munandar-Atut Chosiyah beberapa tahun silam.

Namun kini, Chasan telah tiada. Pada hari Kamis 30 Juni 2011 pukul 03.55 WIB, jawara ini mengembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Sari Asih, Serang, diduga disebabkan penyakit lever yang dideritanya.

Sejak dua tahun lalu kesehatan pendekar Banten ini memang dikabarkan sudah mulai mengalami menurun. Berbagai pengobatan sudah pernah dijalankannya, mulai dari pengobatan tradisional hingga modern hingga ke Singapura. Namun, kondisinya tidak kunjung membaik. Chasan dikebumikan di pemakaman keluarga, di kampung Sampiran, Pabuaran, Kabupaten Serang.

Setelah berpulangnya Chasan, kepemimpinan tertinggi dinasti ini berada di tangan Atut. Mampukah Atut mempertahankan gurita kekuasaan keluarganya di bumi Banten, atau akan tersingkir perlahan-lahan seperti keluarga Cendana.
(hyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 4.0882 seconds (0.1#10.140)