1 Peserta Tablig Akbar Ijtima Dunia Dirawat karena Batuk dan Demam Tinggi
A
A
A
SUNGGUMINASA - Satu peserta tablig akbar Ijtima Dunia 2020 Zona Asia dikabarkan tengah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Haji Makassar, Rabu malam 18 Maret 2020. Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah mengakui hal tersebut. Kata dia, peserta tersebut sementara ditangani pihak rumah sakit. (Baca: Tablig Akbar Ijtima Dunia Batal, Ribuan Peserta Dipulangkan)
"Tadi malam memang ada satu orang demam. Itu sudah kita rujuk Rumah Sakit Haji. Sudah tertatangani dengan baik," ujar Nurdin. Dia melanjutkan, peserta yang tengah dirawat itu berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Dikabarkan, kondisinya menurun karena kelelahan.
"Dari NTT. Dia usia lanjut. Kelelahan saya kira," tegas Nurdin. Meski begitu, dia mengemukakan, tim kesehatan yang diterjunkan di lokasi acara memastikan tidak ada ditemukan kasus positif suspect virus korona.
"Tim kesehatan kita juga bekerja. Bagaimana mendeteksi semua peserta yang ada ini, apakah tidak ada suspek, dan kalau ada kita akan segera isolasi. Tapi hari ini kepala dinas kesehatan sudah menyampaikan belum ada (suspect Corona)," jelasnya.
Sementara Koordinator Lapangan Tim Pengendali Penyebaran COVID-19 RSUD Haji Makassar, Sahruna Madjid mengatakan, pasien itu sebelumnya dirawat karena gejala batuk dan demam. Dia dirujuk ke rumah sakit sejak Rabu (18/3/2020) malam kemarin.
"Sekarang kondisi pasien membaik, suhu tubuh berangsur normal. Tapi masih dalam tahap observasi. Pasien dicurigai kelelahan karena usia lanjut, 75 tahun," ujar Sahruna yang dikonfirmasi KORAN SINDO, Kamis (19/3/2020).
Sebelumnya, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah turut membenarkan dirawatnya salah satu peserta Ijtima Dunia. Peserta lanjut usia tersebut disebut berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sahruna melanjutkan, pasien tersebut kini masuk sebagai orang dalam pengawasan (ODP). Pasalnya pasien itu ditengarai melakukan kontak dengan warga luar negeri yang juga menjadi peserta itjima.
"Iya, masuk ODP. Pasien masuk dengan gejala demam dan batuk, memiliki riwayat kontak dengan orang yang memiliki perjalanan ke luar negeri," ujar Sahruna.
Meski demikian, pihak RSUD Haji masih menunggu perkembangan lebih lanjut untuk melakukan langkah merujuk pasien ke RSUP dr Wahidin Sudirohusodo. Salah satu rumah sakit rujukan yang ditetapkan untuk penanganan tindak lanjut gejala virus corona atau COVID-19.
"Kita tunggu perkembangan, sementara diobservasi, kita tetap koordinasi dengan Dinas Kesehatan," pungkasnya.
"Tadi malam memang ada satu orang demam. Itu sudah kita rujuk Rumah Sakit Haji. Sudah tertatangani dengan baik," ujar Nurdin. Dia melanjutkan, peserta yang tengah dirawat itu berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Dikabarkan, kondisinya menurun karena kelelahan.
"Dari NTT. Dia usia lanjut. Kelelahan saya kira," tegas Nurdin. Meski begitu, dia mengemukakan, tim kesehatan yang diterjunkan di lokasi acara memastikan tidak ada ditemukan kasus positif suspect virus korona.
"Tim kesehatan kita juga bekerja. Bagaimana mendeteksi semua peserta yang ada ini, apakah tidak ada suspek, dan kalau ada kita akan segera isolasi. Tapi hari ini kepala dinas kesehatan sudah menyampaikan belum ada (suspect Corona)," jelasnya.
Sementara Koordinator Lapangan Tim Pengendali Penyebaran COVID-19 RSUD Haji Makassar, Sahruna Madjid mengatakan, pasien itu sebelumnya dirawat karena gejala batuk dan demam. Dia dirujuk ke rumah sakit sejak Rabu (18/3/2020) malam kemarin.
"Sekarang kondisi pasien membaik, suhu tubuh berangsur normal. Tapi masih dalam tahap observasi. Pasien dicurigai kelelahan karena usia lanjut, 75 tahun," ujar Sahruna yang dikonfirmasi KORAN SINDO, Kamis (19/3/2020).
Sebelumnya, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah turut membenarkan dirawatnya salah satu peserta Ijtima Dunia. Peserta lanjut usia tersebut disebut berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sahruna melanjutkan, pasien tersebut kini masuk sebagai orang dalam pengawasan (ODP). Pasalnya pasien itu ditengarai melakukan kontak dengan warga luar negeri yang juga menjadi peserta itjima.
"Iya, masuk ODP. Pasien masuk dengan gejala demam dan batuk, memiliki riwayat kontak dengan orang yang memiliki perjalanan ke luar negeri," ujar Sahruna.
Meski demikian, pihak RSUD Haji masih menunggu perkembangan lebih lanjut untuk melakukan langkah merujuk pasien ke RSUP dr Wahidin Sudirohusodo. Salah satu rumah sakit rujukan yang ditetapkan untuk penanganan tindak lanjut gejala virus corona atau COVID-19.
"Kita tunggu perkembangan, sementara diobservasi, kita tetap koordinasi dengan Dinas Kesehatan," pungkasnya.
(sms)