Pakar IT UII Nilai Diperlukan Peta Sebaran Virus Corona
A
A
A
YOGYAKARTA - Pakar Teknologi Informasi Fakultas Teknologi Informasi (FTI) Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Ismail mengatakan, keterbukaan tentang penyebaran virus Corona (COVID-19) bagi masyarakat sangat penting.
Sebab dengan mengetahui perkembangan penyebaran COVID-19, masyarakat dapat melakukan langkah-langkah antisipasi secara mandiri, menjaga diri, dan lingunganan dengan baik.
“Keterbukaan informasi tidak akan membuat masyarakat panik, justru memperkuat kepercayaan pada pemerintah. Untuk itu, masyarakat memerlukan informasi yang jelas dan terbuka mengenai virus Corona,” kata Dosen FTI UII soal pemanfaatan Big Data, Sabtu (14/3/2020).
Fahmi menjelaskan apa yang disampaikan berdasarkan data yang masuk dan diolahnya dari percakapan di media sosial. Khususnya yang menjadi perhatian serius masyarakat, yakni kepercayaan. Kepercayaan bisa positif, tapi juga dapat negatif.
Yang jelas, kepercayaan menduduki peringkat pertama. Kepanikan justru bukan menjadi hal yang utama dalam keseharian masyarakat. Prosentase percakapan yang menyinggung kepanikan jauh lebih sedikit dibandingkan kepercayaan.
“Untuk itu mendorong pemerintah agar terbuka menyampaikan informasi, sehingga masyarakat benar-benar memahami dan mengetahui yang harus dilakukan,” paparnya.
Namun keterbukaan tersebut tetap harus dari satu pintu seperti yang selama ini berlangsung. Tidak semua orang, dalam hal ini pemerintah daerah, bisa menyampaikan informasi terkait Corona. Informasi satu pintu menuntut Pemerintah Pusat memiliki data yang selalu baru dari
waktu ke waktu berdasarkan laporan dari daerah yang juga harus selalu terbaru.
''Idealnya informasi tentang virus Corona memang satu pintu, ada di Pemerintah Pusat,” tukasnya.
Menueutnya, berdasarkan data yang diperolehnya, sudah bisa dikategorikan yang menjadi kebutuhan masyarakat yang terjadi melalui percakapan di media sosial. Ini memberi gambaran mengenai langkah-langkah yang dapat dilakukan.
Sebab dengan mengetahui perkembangan penyebaran COVID-19, masyarakat dapat melakukan langkah-langkah antisipasi secara mandiri, menjaga diri, dan lingunganan dengan baik.
“Keterbukaan informasi tidak akan membuat masyarakat panik, justru memperkuat kepercayaan pada pemerintah. Untuk itu, masyarakat memerlukan informasi yang jelas dan terbuka mengenai virus Corona,” kata Dosen FTI UII soal pemanfaatan Big Data, Sabtu (14/3/2020).
Fahmi menjelaskan apa yang disampaikan berdasarkan data yang masuk dan diolahnya dari percakapan di media sosial. Khususnya yang menjadi perhatian serius masyarakat, yakni kepercayaan. Kepercayaan bisa positif, tapi juga dapat negatif.
Yang jelas, kepercayaan menduduki peringkat pertama. Kepanikan justru bukan menjadi hal yang utama dalam keseharian masyarakat. Prosentase percakapan yang menyinggung kepanikan jauh lebih sedikit dibandingkan kepercayaan.
“Untuk itu mendorong pemerintah agar terbuka menyampaikan informasi, sehingga masyarakat benar-benar memahami dan mengetahui yang harus dilakukan,” paparnya.
Namun keterbukaan tersebut tetap harus dari satu pintu seperti yang selama ini berlangsung. Tidak semua orang, dalam hal ini pemerintah daerah, bisa menyampaikan informasi terkait Corona. Informasi satu pintu menuntut Pemerintah Pusat memiliki data yang selalu baru dari
waktu ke waktu berdasarkan laporan dari daerah yang juga harus selalu terbaru.
''Idealnya informasi tentang virus Corona memang satu pintu, ada di Pemerintah Pusat,” tukasnya.
Menueutnya, berdasarkan data yang diperolehnya, sudah bisa dikategorikan yang menjadi kebutuhan masyarakat yang terjadi melalui percakapan di media sosial. Ini memberi gambaran mengenai langkah-langkah yang dapat dilakukan.
(zil)