Mahasiswa S3 Fakultas Biologi UGM Temukan Spesies Baru Bakteri Penghasil Antibiotik
A
A
A
YOGYAKARTA - Mahasiswa program doktoral (S3) Fakultas Biologi UGM, Ambarwati, berhasil menemukan spesies baru bakteri Streptomyces penghasil antibiotik yang memilkki senyawa bioaktif atau antibiotik yang berspektrum luas.
Ambarwati mengatakan, penemuan ini karena banyak antibiotik yang digunakan untuk mengobati penyakit akibat infeksi bakteri banyak terjadi resistensi bakteri patogen terhadap berbagai macam antibiotik.
Untuk itu, harus ada solusi untuk mengatasi masalah tersebut. “Itulah yang mendorong saya melakukan penelitian ini,” kata Ambarwati di UGM, Jumat (14/2/2020).
Ambarwati menjelaskan untuk peneltian dengan mengeksplorasi bakteri penghasil antibiotik, yakni Streptomyces dengan metode Whole Genome Sequencing (WGS) atau metode sekuensing genom utuh.
Bakteri jenis ini dipilih karena mampu menghasilkan antibiotik terbanyak. Sampel bakteri yang digunakan berasal dari dwwwataran tinggi Cemoro Sewu, Magetan, Jawa Timur.
“Dari peneltian itu, berhasil menemukan satu spesies bakteri Streptomyces baru penghasil antibiotik,” katanya di Fakultas Biologi UGM.
Menurut Ambarwati spesies baru yang dia temukan tersebut memiliki potensi penghasil senyawa bioaktif atau antibiotik yang berspektrum luas. Artinya, spesies ini tidak hanya mampu menghambat bakteri gram positif, tetapi juga bakteri gram negatif bahkan anticandida (anti jamur candida).
“Temuan lain menunjukkan bahwa spesies bakteri baru itu memiliki 53 kelompok gen penghasil senyawa bioaktif,” terang dosen di Prodi Kesmas FIK Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Streptomyces baru ini menghasilkan 8 senyawa yang telah ditemukan sebelumnya pada Streptomyces lain dengan kemiripan 100% dengan 6 senyawa yang telah diketahui strukturnya. Selain itu Spesies baru ini juga berpotensi menghasilkan 9 golongan senyawa baru,” tuturnya.
Selain itu, spesies baru ini juga berpotensi menghasilkan senyawa malasidin yang memiliki kemampuan menghambat bakteri gram positif patogen yang telah resisten terhadap antibiotik. Sleain itu juga bisa menyembuhkan infeksi kulit akibat Staphylococcus aureus yang resisten terhadap metilisin.
“Sekuen hasil WGS dari spesies baru ini dalam proses submit ke National Center for Biotechnology Information (NCBI) dam diajukan namanya sebagai Streptomyces cemorosewuensis sp. Nov,” paparnya.
Ambarwati mengatakan, penemuan ini karena banyak antibiotik yang digunakan untuk mengobati penyakit akibat infeksi bakteri banyak terjadi resistensi bakteri patogen terhadap berbagai macam antibiotik.
Untuk itu, harus ada solusi untuk mengatasi masalah tersebut. “Itulah yang mendorong saya melakukan penelitian ini,” kata Ambarwati di UGM, Jumat (14/2/2020).
Ambarwati menjelaskan untuk peneltian dengan mengeksplorasi bakteri penghasil antibiotik, yakni Streptomyces dengan metode Whole Genome Sequencing (WGS) atau metode sekuensing genom utuh.
Bakteri jenis ini dipilih karena mampu menghasilkan antibiotik terbanyak. Sampel bakteri yang digunakan berasal dari dwwwataran tinggi Cemoro Sewu, Magetan, Jawa Timur.
“Dari peneltian itu, berhasil menemukan satu spesies bakteri Streptomyces baru penghasil antibiotik,” katanya di Fakultas Biologi UGM.
Menurut Ambarwati spesies baru yang dia temukan tersebut memiliki potensi penghasil senyawa bioaktif atau antibiotik yang berspektrum luas. Artinya, spesies ini tidak hanya mampu menghambat bakteri gram positif, tetapi juga bakteri gram negatif bahkan anticandida (anti jamur candida).
“Temuan lain menunjukkan bahwa spesies bakteri baru itu memiliki 53 kelompok gen penghasil senyawa bioaktif,” terang dosen di Prodi Kesmas FIK Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Streptomyces baru ini menghasilkan 8 senyawa yang telah ditemukan sebelumnya pada Streptomyces lain dengan kemiripan 100% dengan 6 senyawa yang telah diketahui strukturnya. Selain itu Spesies baru ini juga berpotensi menghasilkan 9 golongan senyawa baru,” tuturnya.
Selain itu, spesies baru ini juga berpotensi menghasilkan senyawa malasidin yang memiliki kemampuan menghambat bakteri gram positif patogen yang telah resisten terhadap antibiotik. Sleain itu juga bisa menyembuhkan infeksi kulit akibat Staphylococcus aureus yang resisten terhadap metilisin.
“Sekuen hasil WGS dari spesies baru ini dalam proses submit ke National Center for Biotechnology Information (NCBI) dam diajukan namanya sebagai Streptomyces cemorosewuensis sp. Nov,” paparnya.
(zil)