Saat Dipacul Metu Banyune, Terciptalah Legenda Tuban
A
A
A
TUBAN - Kabupaten Tuban merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang terletak di Pantai Utara Jawa Timur. Kabupaten Tuban terdiri dari 20 kecamatan dan beribukota di Kecamatan Tuban.
Kabupaten Tuban mempunyai letak yang strategis. Yakni di perbatasan Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah dengan dilintasi oleh Jalan Nasional Daendels di Pantai Utara.
Pada zaman dahulu Tuban dijadikan pelabuhan utama Kerajaan Majapahit dan menjadi salah satu pusat penyebaran Agama Islam oleh para Walisongo.
Namun jauh sebelum itu, ada kisah legenda mengenai lahirnya Tuban. Lahirnya Tuban diawali dari peristiwa ketika Raden Aryo Dandang Wacono sedang membuka lahan.
Saat Raden Aryo mencangkul lahan di hutan Bambu yang bernama Papringan.
Hal yang mengagetkan adalah saat itu secara mengejutkan muncul keajaiban, keluarnya air di tanah yang Raden Aryo pacul. Sumber air ini sangat sejuk dan meskipun terletak di tepi pantai utara pulau Jawa, mata air tadi tidak bergaram, tidak seperti kota pantai lainnya.
Keluarnya air di dalam istilah Jawanya disebut “metu” dan “banyune”. Sehingga bila digabung menjadi metu-banyune alias “Tuban”.
Akhirnya tanah yang baru dibuka tersebut oleh Raden Aryo Dandang Wacono dinamakan Tuban. Peristiwa itulah dijadikan sebagai awal tonggak sejarah dalam memberi tanah tersebut dengan sebutan Tuban dan selanjutnya kini dikenal dengan nama Kabupaten Tuban.
Sedangkan pemerintahan di Tuban hadir pada zaman Majapahit, yakni, saat peristiwa agung pelantikan Ronggolawe menjadi Adipati Tuban pertama oleh Raja Majapahit Raden Wijaya.
Peristiwa pelantikan itu dilaksanakan pada 12 Nopember Tahun 1293. Tanggal itulah dijadikan tonggak lahirnya Pemerintah Kabupaten Tuban.
Dahulu kala, Tuban bernama Kambang Putih. Sesungguhnya sejak abad ke-11 hingga abad ke-15 dalam berita-berita para penulis Cina. Mereka menyebut Tuban sebagai salah satu kota pelabuhan utama Utara Jawa yang kaya dan banyak penduduk Tionghoanya.
Orang Cina menyebut Tuban dengan nama Duban atau nama lainnya adalah Chumin. Pasukan Cina-Mongolia (tentara Tartar), pada tahun 1292 datang menyerang Jawa bagian Timur (kejadian yang menyebabkan berdirinya Kerajaan Majapahit) mendarat di pantai Tuban. Dari sana pulalah sisa-sisa tentaranya kemudian meninggalkan pulau Jawa untuk kembali ke negaranya
Sejak abad ke-15 dan 16 kapal-kapal dagang yang berukuran sedang saja sudah terpaksa membuang sauh di laut yang cukup jauh dari garis pantai. Setelah itu Pantai Tuban menjadi dangkal oleh endapan lumpur.
Keadaan geografis seperti ini membuat Kota Tuban dalam perjalanan sejarah selanjutnya sudah tidak menjadi kota pelabuhan yang penting lagi.
Kabupaten Tuban mempunyai letak yang strategis. Yakni di perbatasan Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah dengan dilintasi oleh Jalan Nasional Daendels di Pantai Utara.
Pada zaman dahulu Tuban dijadikan pelabuhan utama Kerajaan Majapahit dan menjadi salah satu pusat penyebaran Agama Islam oleh para Walisongo.
Namun jauh sebelum itu, ada kisah legenda mengenai lahirnya Tuban. Lahirnya Tuban diawali dari peristiwa ketika Raden Aryo Dandang Wacono sedang membuka lahan.
Saat Raden Aryo mencangkul lahan di hutan Bambu yang bernama Papringan.
Hal yang mengagetkan adalah saat itu secara mengejutkan muncul keajaiban, keluarnya air di tanah yang Raden Aryo pacul. Sumber air ini sangat sejuk dan meskipun terletak di tepi pantai utara pulau Jawa, mata air tadi tidak bergaram, tidak seperti kota pantai lainnya.
Keluarnya air di dalam istilah Jawanya disebut “metu” dan “banyune”. Sehingga bila digabung menjadi metu-banyune alias “Tuban”.
Akhirnya tanah yang baru dibuka tersebut oleh Raden Aryo Dandang Wacono dinamakan Tuban. Peristiwa itulah dijadikan sebagai awal tonggak sejarah dalam memberi tanah tersebut dengan sebutan Tuban dan selanjutnya kini dikenal dengan nama Kabupaten Tuban.
Sedangkan pemerintahan di Tuban hadir pada zaman Majapahit, yakni, saat peristiwa agung pelantikan Ronggolawe menjadi Adipati Tuban pertama oleh Raja Majapahit Raden Wijaya.
Peristiwa pelantikan itu dilaksanakan pada 12 Nopember Tahun 1293. Tanggal itulah dijadikan tonggak lahirnya Pemerintah Kabupaten Tuban.
Dahulu kala, Tuban bernama Kambang Putih. Sesungguhnya sejak abad ke-11 hingga abad ke-15 dalam berita-berita para penulis Cina. Mereka menyebut Tuban sebagai salah satu kota pelabuhan utama Utara Jawa yang kaya dan banyak penduduk Tionghoanya.
Orang Cina menyebut Tuban dengan nama Duban atau nama lainnya adalah Chumin. Pasukan Cina-Mongolia (tentara Tartar), pada tahun 1292 datang menyerang Jawa bagian Timur (kejadian yang menyebabkan berdirinya Kerajaan Majapahit) mendarat di pantai Tuban. Dari sana pulalah sisa-sisa tentaranya kemudian meninggalkan pulau Jawa untuk kembali ke negaranya
Sejak abad ke-15 dan 16 kapal-kapal dagang yang berukuran sedang saja sudah terpaksa membuang sauh di laut yang cukup jauh dari garis pantai. Setelah itu Pantai Tuban menjadi dangkal oleh endapan lumpur.
Keadaan geografis seperti ini membuat Kota Tuban dalam perjalanan sejarah selanjutnya sudah tidak menjadi kota pelabuhan yang penting lagi.
(nrw)