Musala di Minut Dirusak, Marten: Sikapi dengan Bijak
A
A
A
KOTA GORONTALO - Aksi pengrusakan musala oleh oknum masyarakat di wilayah Kabupaten Minahasa Utara (Minut), menjadi perhatian semua elemen. Tidak terkecuali Pemerintah Kota Gorontalo, yang menyayangkan aksi tidak terpuji itu. Marten A. Taha, Wali Kota Gorontalo mengatakan, persoalan tersebut agar dapat disikapi dengan bijak oleh pemangku kepentingan dan masyarakat. Agar tidak menimbulkan persoalan baru, yang menjurus pada hal-hal negatif.
"Kita harus menyikapi persoalan ini dengan bijak, tanpa harus merugikan masyarakat satu dan lainnya. Saya juga mengimbau kepada masyarakat Gorontalo yang ada di rantau, agar tidak terpancing dengan isu-isu yang provokasi. Supaya kerukunan antar umat beragama terus terjaga dengan baik," ujar Marten, ketika dimintai tanggapan melalui telepon selular Kamis (30/01/20) malam.
Secara rinci ia menjelaskan bahwa dari koordinasi yang ia lakukan dengan pihak Kementerian Agama (Kemenag) Kota Manado, bahwa terkait perusakan musala ini sudah dilakukan mediasi oleh pemerintah daerah. Baik itu Pemerintah Provinsi Sulut, Pemerintah Kabupaten Minut, jajaran Fokopimda hingga Polda Sulut.
Bahkan sudah dilakukan mediasi antara masyarakat di kawasan musala, dengan masyarakat Perumahan Agape Desa Tumaluntung Kabupaten Minut. Turut dihadiri oleh unsur Pemerintah Provinsi Sulut, Kabupaten Minut dan aparat hukum dalam hal ini Polda Gorontalo.
Tidak hanya itu, proses pengurusan izin yang diketahui sebelumnya dokumen itu sudah disiapkan oleh pihak pengelola musala, akan dikawal oleh pihak Polda Sulut. Dimana aparat kepolisian dan pemerintah daerah setempat, memfasilitasi sampai dengan musala tersebut memiliki izin resmi.
"Persoalan pengrusakan musala ini sudah ditangi serius oleh aparat Pemerintah Daerah setempat, baik itu provinsi dan kabupaten. Bahkan dikawal ketat oleh Polda Sulut. Sehingga saya berharap dan mengimbau masyarakat Gorontalo yang ada di rantau, agar tidak terprovokasi dengan informasi yang beredar di media sosial. Terpenting, terus jaga hubungan harmonis antara umat beragama di Sulut, karena torang samua basudara," terang Marten.
Selain itu Marten juga mengimbau kepada masyarakat Kota Gorontalo, untuk menyikapi kejadian itu dengan kepala dingin. Serta mempercayai sepenuhnya kepada aparat hukum, menangani permasalahan ini dengan baik.
"Mengingat masyarakat Kota Gorontalo juga memiliki keluarga di Sulawesi Utara, maka saya mengimbau kepada masyarakat di Kota Gorontalo, agar jangan termakan informasi yang tidak jelas, tentang pengrusakan musala di Minut. Biarlah aparat hukum yang menangani hal itu. Marilah kita selalu jaga kondusifitas daerah, dan keharmonisan antar umat beragama," tutup Marten.
"Kita harus menyikapi persoalan ini dengan bijak, tanpa harus merugikan masyarakat satu dan lainnya. Saya juga mengimbau kepada masyarakat Gorontalo yang ada di rantau, agar tidak terpancing dengan isu-isu yang provokasi. Supaya kerukunan antar umat beragama terus terjaga dengan baik," ujar Marten, ketika dimintai tanggapan melalui telepon selular Kamis (30/01/20) malam.
Secara rinci ia menjelaskan bahwa dari koordinasi yang ia lakukan dengan pihak Kementerian Agama (Kemenag) Kota Manado, bahwa terkait perusakan musala ini sudah dilakukan mediasi oleh pemerintah daerah. Baik itu Pemerintah Provinsi Sulut, Pemerintah Kabupaten Minut, jajaran Fokopimda hingga Polda Sulut.
Bahkan sudah dilakukan mediasi antara masyarakat di kawasan musala, dengan masyarakat Perumahan Agape Desa Tumaluntung Kabupaten Minut. Turut dihadiri oleh unsur Pemerintah Provinsi Sulut, Kabupaten Minut dan aparat hukum dalam hal ini Polda Gorontalo.
Tidak hanya itu, proses pengurusan izin yang diketahui sebelumnya dokumen itu sudah disiapkan oleh pihak pengelola musala, akan dikawal oleh pihak Polda Sulut. Dimana aparat kepolisian dan pemerintah daerah setempat, memfasilitasi sampai dengan musala tersebut memiliki izin resmi.
"Persoalan pengrusakan musala ini sudah ditangi serius oleh aparat Pemerintah Daerah setempat, baik itu provinsi dan kabupaten. Bahkan dikawal ketat oleh Polda Sulut. Sehingga saya berharap dan mengimbau masyarakat Gorontalo yang ada di rantau, agar tidak terprovokasi dengan informasi yang beredar di media sosial. Terpenting, terus jaga hubungan harmonis antara umat beragama di Sulut, karena torang samua basudara," terang Marten.
Selain itu Marten juga mengimbau kepada masyarakat Kota Gorontalo, untuk menyikapi kejadian itu dengan kepala dingin. Serta mempercayai sepenuhnya kepada aparat hukum, menangani permasalahan ini dengan baik.
"Mengingat masyarakat Kota Gorontalo juga memiliki keluarga di Sulawesi Utara, maka saya mengimbau kepada masyarakat di Kota Gorontalo, agar jangan termakan informasi yang tidak jelas, tentang pengrusakan musala di Minut. Biarlah aparat hukum yang menangani hal itu. Marilah kita selalu jaga kondusifitas daerah, dan keharmonisan antar umat beragama," tutup Marten.
(akn)