Banjir Mojokerto Mulai Surut, Warga Bersihkan Sampah dan Lumpur
A
A
A
MOJOKERTO - Banjir yang merendam puluhan rumah warga di Desa Banyulegi, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur mulai surut, Rabu (8/1/2020). Sejumlah warga pun mulai membersihkan rumahnya dari lumpur dan sampah yang terbawa saat banjir.
Seperti yang dilakukan Amel, warga Dusun Balong, Desa Banyulegi. Sejak pagi, dia sibuk membersihkan lantai rumahnya dari lumpur dan sampah yang terbawa air saat banjir pada Selasa (7/1/2020) dini hari. Kala itu, banjir menggenangi rumahnya hingga setinggi lutut orang dewasa.
"Sejak kemarin sore sudah bersih-bersih karena air memang mulai surut. Tapi pagi ini di bersihkan lagi, soalnya banyak lumpur dan sampah yang terbawa saat banjir. Jika tidak cepat dibersihkan, justru akan kesulitan," kata Amel, Rabu (8/1/2019).
Kendati sempat tergenang banjir, namun kata Amel, tidak ada perabotan berharga yang rusak. Dia mengaku sudah melakukan langkah antisipasi sebelum banjir menerjang. Dia menempatkan benda-benda berharga seperti barang elektronik dan kasur di tempat yang cukup tinggi.
"Kemarin air kan tidak begitu tinggi di dalam rumah, jadi masih aman. Sebab semua peralatan langsung diamankan setelah air mulai menggenangi jalan. Jadi sebenarnya sudah persiapan. Beda dengan tahun lalu, banyak perabotan yang terendam, karena di dalam rumah sampai 60 cm," imbuhnya.
Terjangan banjir ini sudah menjadi hal biasa bagi Amel. Lantaran, sejak puluhan tahun Sungai Lamong yang tak jauh dari rumahnya selalu meluap saat musim penghujan tiba. Pemilik usaha salon kecantikan ini pun mengaku sudah terbiasa menjadi langganan banjir.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Muhammad Zaini mengimbau kepada warga untuk siaga. Lantaran, cuaca ekstrem masih akan menerjang wilayah Kabupaten Mojokerto hingga April 2020.
"Potensi bencana masih cukup tinggi. Sesuai informasi dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) Surabaya, disebutkan bahwa perubahan iklim berpotensi menimbulkan bencana. Kami mengimbau kepada masyarakat untuk siaga. Utamanya daerah-daerah rawan bencana," katanya.
Seperti yang dilakukan Amel, warga Dusun Balong, Desa Banyulegi. Sejak pagi, dia sibuk membersihkan lantai rumahnya dari lumpur dan sampah yang terbawa air saat banjir pada Selasa (7/1/2020) dini hari. Kala itu, banjir menggenangi rumahnya hingga setinggi lutut orang dewasa.
"Sejak kemarin sore sudah bersih-bersih karena air memang mulai surut. Tapi pagi ini di bersihkan lagi, soalnya banyak lumpur dan sampah yang terbawa saat banjir. Jika tidak cepat dibersihkan, justru akan kesulitan," kata Amel, Rabu (8/1/2019).
Kendati sempat tergenang banjir, namun kata Amel, tidak ada perabotan berharga yang rusak. Dia mengaku sudah melakukan langkah antisipasi sebelum banjir menerjang. Dia menempatkan benda-benda berharga seperti barang elektronik dan kasur di tempat yang cukup tinggi.
"Kemarin air kan tidak begitu tinggi di dalam rumah, jadi masih aman. Sebab semua peralatan langsung diamankan setelah air mulai menggenangi jalan. Jadi sebenarnya sudah persiapan. Beda dengan tahun lalu, banyak perabotan yang terendam, karena di dalam rumah sampai 60 cm," imbuhnya.
Terjangan banjir ini sudah menjadi hal biasa bagi Amel. Lantaran, sejak puluhan tahun Sungai Lamong yang tak jauh dari rumahnya selalu meluap saat musim penghujan tiba. Pemilik usaha salon kecantikan ini pun mengaku sudah terbiasa menjadi langganan banjir.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Muhammad Zaini mengimbau kepada warga untuk siaga. Lantaran, cuaca ekstrem masih akan menerjang wilayah Kabupaten Mojokerto hingga April 2020.
"Potensi bencana masih cukup tinggi. Sesuai informasi dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) Surabaya, disebutkan bahwa perubahan iklim berpotensi menimbulkan bencana. Kami mengimbau kepada masyarakat untuk siaga. Utamanya daerah-daerah rawan bencana," katanya.
(wib)