Potret Keberagamanan, Tabuhan Rebana Iringi Misa Natal di Gereja Mater Dei

Rabu, 25 Desember 2019 - 11:49 WIB
Potret Keberagamanan, Tabuhan Rebana Iringi Misa Natal di Gereja Mater Dei
Potret Keberagamanan, Tabuhan Rebana Iringi Misa Natal di Gereja Mater Dei
A A A
SEMARANG - Puluhan anak-anak bernyanyi dengan ceria saat perayaan Misa Natal di Gereja Mater Dei di Kelurahan Lamper Kidul Kecamatan Semarang Selatan, Rabu (25/12/2019). Lagu berjudul Nandur Rukun yang menceritakan kerukunan antar umat beragama dan persatuan Indonesia, mengalun syahdu dari mulut-mulut mungil nan ceria itu.

Bukan hanya bait dan syair semata, namun lagu Nandur Rukun yang dibawakan anak-anak di halaman gereja tersebut, benar-benar nyata membuktikan kerukunan antar umat beragama di Jawa Tengah. Pasalnya, lagu itu diiringi oleh group rebana dari Pondok Pesantren Roudlotul Solihin, Sayung Kabupaten Demak. (Baca Juga: Malam Natal di Manado, Kendaraan Relatif Lancar)

Beberapa lagu dilantunkan dengan kolaborasi menarik itu sebelum pelaksanaan ibadah Misa Natal. Decak kagum dan tepuk tangan bergemuruh dari ribuan jamaah, ketika penampilan usai dipertunjukkan.

Mereka kagum dengan kolaborasi yang menunjukkan persatuan dan kesatuan itu. Alhasil, penampilan Paswa Anak Gereja Mater Dei dengan group Rebana Ponpes Roudlotul Solihin itu langsung menjadi sorotan kamera ribuan jamaah.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang pagi itu berkeliling sepedaan ke gereja-gereja juga tak dapat menutupi kebahagiaannya. Menurutnya, apa yang ada di Gereja Mater Dei itu menunjukkan bagaimana kehidupan antar umat beragama di Jawa Tengah yang damai.

"Dari perjalanan saya berkeliling gereja, hari ini paling unik, saya disambut anak-anak menyanyi sangat bagus, sangat kompak dengan pesan perdamaian dan persatuan. Yang menarik, penampilan anak-anak ini diiringi rebana dari salah satu Pondok Pesantren di Demak," kata Ganjar. (Baca Juga: Umat Katolik Ikuti Misa Malam Natal di gereja St Ignatius Kalasan Sleman)

Menurut Ganjar, seperti inilah seharusnya Indonesia. Semua masyarakat dapat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, meski dengan cara yang sederhana.

"Ini sederhana, tapi menggembirakan. Kita tunjukkan spirit Merah Putih, spirit persatuan Indonesia. Umat muslim bisa ikut mangayubagyo dalam perayaan Natal ini dengan suasana Indonesia banget, suasana yang lokal dan penuh nilai-nlilai kultural. Ini luar biasa," tutupnya.

Pengasuh Ponpes Roudlotul Solihin, KH Abdul Qodir mengatakan, keikutsertannya dalam memeriahkan Natal tahun ini adalah untuk meneguhkan kembali semangat kebersamaan dan keberagaman. Selain itu, visi pondok pesantren yang dipimpinnya adalah mencetak santri yang inklusif yang mau menerima perbedaan.

"Ini salah satu wujud kongkret kami untuk melaksanakan visi itu. Kami datang ke gereja ini untuk ikut mangayubagyo dengan saudara-saudara Kristiani," kata dia.

Qodir mengatakan, Natal merupakan momentum untuk kembali meneguhkan persaudaraan. Di tengah maraknya isu radikalisme, pihaknya ingin menunjukkan bahwa masih banyak orang yang memiliki hati yang baik yang berjuang demi keutuhan NKRI.

"Meski akan muncul pro dan kontra, namun kami lebih menekankan aspek kemanusiaan dan aspek persaudaraan. Karena bagi kami, misi agama itu yang terpenting adalah kemanusiaan di atas ritual dan sebagainya," ucapnya.

Sementara itu, Romo Kepala Gereja Mater Dei, Romo Sugihartanto begitu bahagia dan bergembira menyambut kehadiran para santri dari Ponpes Roudlotul Solihin Demak. Menurutnya, momentum ini dapat menjadi bukti bahwa masih banyak masyarakat yang menginginkan persatuan dan kesatuan.

"Kami sangat bergembira sekali, kita ingin anggota bangsa dan negara membangun persaudaraan. Dalam rangka mewujudkan, kita harus berusaha melakukan apa yg baik bagi bangsa dan negara. Natal ini sebagai moment untuk meneguhkan kembali semangat persaudaraan itu. Rawuhnya pak Kyai bersama rombongan, ini kebahagiaan bagi kami," ucapnya.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6459 seconds (0.1#10.140)
pixels