Memasuki Musim Hujan, DPUPR Buleleng Maksimalkan Petugas Drainase
A
A
A
SINGARAJA - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) memaksimalkan petugas drainase yang ada untuk terus melakukan pembersihan termasuk pencegahan terjadinya genangan. Ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi datangnya musim hujan.
Hal tersebut diungkapkan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DPUPR Buleleng, I Nengah Budiarta, saat dikonfirmasi mengenai antisipasi terjadinya genangan, Jumat (13/12/2019).
Budiarta menjelaskan DPUPR Buleleng mempunyai tenaga drainase sebanyak 84 orang. Jumlah tersebut terdiri dari pekerja drainase dan mandor drainase yang dibagi menjadi 14 wilayah. Masing-masing wilayah ada kelompok tenaga drainase dan diawasi oleh mandor drainase. “Kita sudah cover dari barat mulai Seririt, Lovina, Pancasari, wilayah kota sampai ke Kubutambahan,” jelasnya.
Dari 14 wilayah, empat berada di Seririt, Lovina, Pancasari dan Kubutambahan. Sisanya ada di wilayah Kota Singaraja. Pembagian wilayah bukan didasarkan pada batas administratif suatu wilayah. Melainkan pembagian 14 wilayah tersebut berdasarkan jalur drainase yang ada. “Dibagi per wilayah sesuai jalur drainase,” ujar Budiarta.
Dari jumlah petugas drainase tersebut, dirasa masih cukup. Mengingat wilayah yang ditangani hanya sampai di Seririt. Untuk wilayah sebelah barat yang melewati Seririt, memang ada drainase. Namun, kewenangannya bukan di Pemerintah Kabupaten, melainkan di Pemerintah Pusat melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida.
Budiarta pun mengungkapkan, para petugas drainase ini juga dilibatkan dalam pembersihan yang dilakukan pada pagi hari tadi. Petugas drainase bersama dengan pegawai Pemkab Buleleng lainnya membersihkan jalur drainase yang dibagi menjadi sepuluh zona. Pembersihan ini sebagai bentuk kolaborasi atau kerja bersama antar instansi untuk mengantisipasi terjadinya genangan pada saat musim hujan datang. “Ini memang tupoksi kami di PUPR. Namun, kita tidak bisa bekerja sendiri. Harus ada kolaborasi juga antar instansi. Termasuk dari masyarakat sendiri. Jangan membuang sampah sembarangan khususnya di jalur-jalur drainase,” ungkapnya.
Pria yang juga Sekretaris DPUPR Buleleng ini menambahkan selain dilakukan pembersihan, pengerjaan infrastruktur drainase juga terus dilakukan. Untuk proyek yang dananya dari Pemkab Buleleng, ada di Desa Pancasari. Sesuai kontrak, pengerjaan harus rampung pada tang 28 Desember 2019. Sedangkan, untuk yang dikerjakan BWS Bali Penida yaitu sodetan di daerah Baktiseraga, Jalan Serma Karma menuju Jalan ahmad Yani. “Sodetan yang dikerjakan BWS akan mengurangi genangan yang terjadi di musim hujan khususnya di wilayah Jalak Putih. Diharapkan rampung akhir tahun ini,” tandas Budiarta.
Hal tersebut diungkapkan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DPUPR Buleleng, I Nengah Budiarta, saat dikonfirmasi mengenai antisipasi terjadinya genangan, Jumat (13/12/2019).
Budiarta menjelaskan DPUPR Buleleng mempunyai tenaga drainase sebanyak 84 orang. Jumlah tersebut terdiri dari pekerja drainase dan mandor drainase yang dibagi menjadi 14 wilayah. Masing-masing wilayah ada kelompok tenaga drainase dan diawasi oleh mandor drainase. “Kita sudah cover dari barat mulai Seririt, Lovina, Pancasari, wilayah kota sampai ke Kubutambahan,” jelasnya.
Dari 14 wilayah, empat berada di Seririt, Lovina, Pancasari dan Kubutambahan. Sisanya ada di wilayah Kota Singaraja. Pembagian wilayah bukan didasarkan pada batas administratif suatu wilayah. Melainkan pembagian 14 wilayah tersebut berdasarkan jalur drainase yang ada. “Dibagi per wilayah sesuai jalur drainase,” ujar Budiarta.
Dari jumlah petugas drainase tersebut, dirasa masih cukup. Mengingat wilayah yang ditangani hanya sampai di Seririt. Untuk wilayah sebelah barat yang melewati Seririt, memang ada drainase. Namun, kewenangannya bukan di Pemerintah Kabupaten, melainkan di Pemerintah Pusat melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida.
Budiarta pun mengungkapkan, para petugas drainase ini juga dilibatkan dalam pembersihan yang dilakukan pada pagi hari tadi. Petugas drainase bersama dengan pegawai Pemkab Buleleng lainnya membersihkan jalur drainase yang dibagi menjadi sepuluh zona. Pembersihan ini sebagai bentuk kolaborasi atau kerja bersama antar instansi untuk mengantisipasi terjadinya genangan pada saat musim hujan datang. “Ini memang tupoksi kami di PUPR. Namun, kita tidak bisa bekerja sendiri. Harus ada kolaborasi juga antar instansi. Termasuk dari masyarakat sendiri. Jangan membuang sampah sembarangan khususnya di jalur-jalur drainase,” ungkapnya.
Pria yang juga Sekretaris DPUPR Buleleng ini menambahkan selain dilakukan pembersihan, pengerjaan infrastruktur drainase juga terus dilakukan. Untuk proyek yang dananya dari Pemkab Buleleng, ada di Desa Pancasari. Sesuai kontrak, pengerjaan harus rampung pada tang 28 Desember 2019. Sedangkan, untuk yang dikerjakan BWS Bali Penida yaitu sodetan di daerah Baktiseraga, Jalan Serma Karma menuju Jalan ahmad Yani. “Sodetan yang dikerjakan BWS akan mengurangi genangan yang terjadi di musim hujan khususnya di wilayah Jalak Putih. Diharapkan rampung akhir tahun ini,” tandas Budiarta.
(atk)