Petugas IB Buleleng Raih Juara Pertama di Tingkat Nasional
A
A
A
SINGARAJA - Buleleng berhasil melampaui target yang diberikan pada program Upaya Khusus Sapi Indukan wajib Bunting (Upsus Siwab) tahun 2019 oleh Kementerian Pertanian (Kementan). Terkait dengan hal tersebut, salah satu petugas Inseminasi Buatan (IB) Buleleng berhasil meraih juara pertama tingkat nasional.
Penghargaan diserahkan langsung oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian (Kementan), I Ketut Diarmita kepada Gede Suarjana, petugas IB asal Desa Patas, Kecamatan Gerokgak, di Kantor Kementan, Jakarta, Rabu (11/12/2019).
Gede Suarjana saat ditemui di Kantor Dinas Pertanian (Distan) Buleleng menjelaskan dirinya sudah menjadi petugas IB sejak tahun 1988. Ini berarti, Suarjana telah menjadi petugas IB selama 31 tahun. Kesehariannya berkeliling untuk membantu masyarakat ataupun peternak melakukan IB di wilayah Kecamatan Gerokgak. “Saya berkeliling dari Desa Tukad Sumaga sampai Desa Sumberklampok,” jelasnya.
Dengan lamanya pria berusia 54 tahun ini menjadi petugas IB, membawa ia ke pengalaman yang panjang tersebut. Sehingga pada tahun 2019 berhasil menjadi juara pertama tingkat nasional. Sebelum melaju ke tingkat nasional, petugas IB asal Banjar Dinas Mertasari, Desa Patas ini sudah menjadi juara di tingkat provinsi. “Kriteria penilaian adalah banyak sapi yang sudah diberikan treatment IB dan juga penilaian lapangan oleh tim penilai dari Kementan,” ujar Gede Suarjana.
Pada tahun 2019, Buleleng diberi target oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan untuk IB sebanyak 15.400 ekor. Namun, Buleleng telah berhasil mencapai 16.721 ekor. Sementara khusus untuk Gede Suarjana telah berhasil melakukan treatment IB sebanyak 1.480 ekor.
Mengenai Upsus Siwab ini, Kepala Distan Buleleng, Made Sumiarta menyebutkan Upsus Siwab merupakan program dari Kementerian Pertanian. Tujuan dari Upsus Siwab adalah menghindari kepunahan sapi-sapi unggulan yang ada di daerah seperti sapi bali.
Seperti diketahui, sistem perkawinan sapi ada dua yaitu inseminasi buatan (IB) dan inseminasi kawin alam (INKA). “Upsus Siwab berfokus pada IB. Ini dikarenakan INKA memerlukan proses yang agak lama dan tingkat ketidakberhasilan INKA sangat tinggi,” sebutnya.
Disinggung mengenai jumlah petugas IB di Buleleng, mantan Kepala Bagian Umum Setda Buleleng mengungkapkan jumlah petugas IB di sembilan kecamatan sebanyak 40 orang. Status dari petugas ini ada swadaya dan juga ada dari PNS. Sebelum menjadi petugas IB, harus mengikuti semacam pelatihan dan bimbingan teknis selama dua minggu sampai satu bulan. “Kita harus rekrut yang berkompeten. Sampai saat ini jumlah 40 orang sudah mencukupi,” ungkap Sumiarta.
Sementara itu, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Distan Buleleng, Made Suparma mengatakan untuk petugas IB, pekerjaannya tidak memakai jam. Petugas IB datang ke peternak sesuai birahi dari sapi sendiri. Itupun kalau ada panggilan dari peternak. Petugas IB pun harus jeli karena birahi itu ada baru birahi, setengah birahi, dan puncak birahi.
“Di puncak birahi itu kalau dilakukan IB akan jadi atau bunting. Jika gagal akan dilakukan lagi 18-21 hari kemudian karena siklus birahi sapi selama itu. Satu lagi yang perlu diingat, Upsus Siwab ini tidak dikenakan biaya atau gratis untuk peternak,” tandasnya. (dra)
Penghargaan diserahkan langsung oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian (Kementan), I Ketut Diarmita kepada Gede Suarjana, petugas IB asal Desa Patas, Kecamatan Gerokgak, di Kantor Kementan, Jakarta, Rabu (11/12/2019).
Gede Suarjana saat ditemui di Kantor Dinas Pertanian (Distan) Buleleng menjelaskan dirinya sudah menjadi petugas IB sejak tahun 1988. Ini berarti, Suarjana telah menjadi petugas IB selama 31 tahun. Kesehariannya berkeliling untuk membantu masyarakat ataupun peternak melakukan IB di wilayah Kecamatan Gerokgak. “Saya berkeliling dari Desa Tukad Sumaga sampai Desa Sumberklampok,” jelasnya.
Dengan lamanya pria berusia 54 tahun ini menjadi petugas IB, membawa ia ke pengalaman yang panjang tersebut. Sehingga pada tahun 2019 berhasil menjadi juara pertama tingkat nasional. Sebelum melaju ke tingkat nasional, petugas IB asal Banjar Dinas Mertasari, Desa Patas ini sudah menjadi juara di tingkat provinsi. “Kriteria penilaian adalah banyak sapi yang sudah diberikan treatment IB dan juga penilaian lapangan oleh tim penilai dari Kementan,” ujar Gede Suarjana.
Pada tahun 2019, Buleleng diberi target oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan untuk IB sebanyak 15.400 ekor. Namun, Buleleng telah berhasil mencapai 16.721 ekor. Sementara khusus untuk Gede Suarjana telah berhasil melakukan treatment IB sebanyak 1.480 ekor.
Mengenai Upsus Siwab ini, Kepala Distan Buleleng, Made Sumiarta menyebutkan Upsus Siwab merupakan program dari Kementerian Pertanian. Tujuan dari Upsus Siwab adalah menghindari kepunahan sapi-sapi unggulan yang ada di daerah seperti sapi bali.
Seperti diketahui, sistem perkawinan sapi ada dua yaitu inseminasi buatan (IB) dan inseminasi kawin alam (INKA). “Upsus Siwab berfokus pada IB. Ini dikarenakan INKA memerlukan proses yang agak lama dan tingkat ketidakberhasilan INKA sangat tinggi,” sebutnya.
Disinggung mengenai jumlah petugas IB di Buleleng, mantan Kepala Bagian Umum Setda Buleleng mengungkapkan jumlah petugas IB di sembilan kecamatan sebanyak 40 orang. Status dari petugas ini ada swadaya dan juga ada dari PNS. Sebelum menjadi petugas IB, harus mengikuti semacam pelatihan dan bimbingan teknis selama dua minggu sampai satu bulan. “Kita harus rekrut yang berkompeten. Sampai saat ini jumlah 40 orang sudah mencukupi,” ungkap Sumiarta.
Sementara itu, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Distan Buleleng, Made Suparma mengatakan untuk petugas IB, pekerjaannya tidak memakai jam. Petugas IB datang ke peternak sesuai birahi dari sapi sendiri. Itupun kalau ada panggilan dari peternak. Petugas IB pun harus jeli karena birahi itu ada baru birahi, setengah birahi, dan puncak birahi.
“Di puncak birahi itu kalau dilakukan IB akan jadi atau bunting. Jika gagal akan dilakukan lagi 18-21 hari kemudian karena siklus birahi sapi selama itu. Satu lagi yang perlu diingat, Upsus Siwab ini tidak dikenakan biaya atau gratis untuk peternak,” tandasnya. (dra)
(alf)