Perkuat Anggota Polantas, 100 Unit Bodycam Siap Rekam 20 Jam

Perkuat Anggota Polantas, 100 Unit Bodycam Siap Rekam 20 Jam
A
A
A
JAKARTA - Anggota polisi lalu lintas (Polantas) Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya kini dilengkapi kamera berteknologi tinggi saat bertugas di lapangan. Kamera tersebut bernama Bodycam. Alat ini bisa digunakan streaming live dengan petugas di kantor TMC Polda Metro Jaya dengan ketahanan baterai 8-12 jam nonstop. Body camera berbentuk kotak ini juga dilengkapi sejumlah fitur. Yakni perekaman video selama 20 jam dengan resolusi HD, WiFi, sim card 4G, hingga IP67 atau anti air.
“Body camera ini ditempelkan di seragam anggota Polantas sehingga bisa merekam perilaku bandel mereka di jalan raya saat melakukan penindakan serta bisa dikendalikan secara langsung dari ruang kontrol Ditlantas Polda Metro Jaya,” ujar Kasatgas Electronic Traffic Law Enforcement (E-TLE) Ditlantas Polda Metro Jaya Kompol Arif Fazrulrahman kemarin.
Menurut dia, saat ini baru ada 16 kamera yang akan digunakan oleh anggota PJR. Pada 2020, dia menyebut akan ada 100 unit bodycam. "Mulai Minggu depan bodycam ini kita distribusikan. Rencana hari Jumat kita latihkan, ada 16 kamera yang akan kita bagikan kepada 7 induk petugas PJR sementara. Yang kita sebar ada 16 ini digunakan petugas PJR, awal tahun 100," ungkap Kasie STNK Subdit Regident Ditlantas Polda Metro Jaya itu.
Arif mengatakan kamera ini bisa digunakan untuk berkomunikasi antara petugas di lapangan yang menggunakan bodycam dan petugas yang berada di kantor. Kamera ini juga dilengkapi tombol panic button dan GPS.
"Dalam bodycam ini ada fitur panic button sehingga dalam posisi darurat petugas akan menekan tombol itu nanti dalam TMC akan terinfokan di mana dan koordinat mana dalam kondisi emergency karena ada GPS. Kalau dipencet panic button alarm kita bunyi," jelas Arif.
Kasubdit Gakum Ditlantas Polda Metro Jaya Kompol Fahri menambahkan dengan kamera pengawas tersebut diharapkan ada perubahan perilaku anggota menjadi lebih baik dan tertib. Sebab kamera tubuh itu akan menjadi bukti kinerja petugas di lapangan.
Kedepan kata dia, kamera tersebut juga akan berfungsi sebagai E-TLE portable sehingga seluruh kamera yang berada di jalan juga bisa digunakan untuk E-TLE. Kemudian kamera itu juga dilengkapi dengan tombol panik. Tombol itu digunakan untuk memberi sinyal lokasi di mana bantuan dibutuhkan. “Insya Allah dalam waktu dekat ditambah 100 unit lagi," tegasnya.
Selain body cam, Polda Metro Jaya juga akan menambah kamera E-TLE sebanyak 45 unit pada 2020 nanti. Sehingga total menjadi 105 mata kamera untuk memantau pengendara di jalan raya pada 2020. Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Gatot Eddy Pramono mengatakan, body camera di baju Polantas sudah mulai dioperasikan. Ada 12 personel kepolisian di lapangan yang memakai alat ini. "Bisa mengontrol anggota dan interaksi dengan masyarakat terlihat," ujarnya.
Body camera dipakai untuk menjadi bukti apabila pengemudi kendaraan melawan saat ditindak di lapangan, padahal sudah jelas melakukan pelanggaran lalu lintas. Body camera juga akan merekam perilaku bandel oknum polantas di jalan raya saat melakukan penindakan.
Kamera terhubung dengan NTMC Polri sehingga terpantau langsung. “Kalau masyarakat atau anggota arogan akan terekam. Kalau masih anggota kita yang nakal itu akan hilang dengan sendirinya, sekarang jadi enggak ada tuh damai-damai lagi," tegasnya.
Jenderal bintang dua ini menjelaskan, body camera juga dilengkapi sistem komunikasi dua arah. Petugas di lapangan bisa langsung bicara dengan operator di NTMC Polri guna minta bantuan dan sebaliknya. "Dalam waktu dekat ditambah 100 unit lagi," kata Gatot.
“Body camera ini ditempelkan di seragam anggota Polantas sehingga bisa merekam perilaku bandel mereka di jalan raya saat melakukan penindakan serta bisa dikendalikan secara langsung dari ruang kontrol Ditlantas Polda Metro Jaya,” ujar Kasatgas Electronic Traffic Law Enforcement (E-TLE) Ditlantas Polda Metro Jaya Kompol Arif Fazrulrahman kemarin.
Menurut dia, saat ini baru ada 16 kamera yang akan digunakan oleh anggota PJR. Pada 2020, dia menyebut akan ada 100 unit bodycam. "Mulai Minggu depan bodycam ini kita distribusikan. Rencana hari Jumat kita latihkan, ada 16 kamera yang akan kita bagikan kepada 7 induk petugas PJR sementara. Yang kita sebar ada 16 ini digunakan petugas PJR, awal tahun 100," ungkap Kasie STNK Subdit Regident Ditlantas Polda Metro Jaya itu.
Arif mengatakan kamera ini bisa digunakan untuk berkomunikasi antara petugas di lapangan yang menggunakan bodycam dan petugas yang berada di kantor. Kamera ini juga dilengkapi tombol panic button dan GPS.
"Dalam bodycam ini ada fitur panic button sehingga dalam posisi darurat petugas akan menekan tombol itu nanti dalam TMC akan terinfokan di mana dan koordinat mana dalam kondisi emergency karena ada GPS. Kalau dipencet panic button alarm kita bunyi," jelas Arif.
Kasubdit Gakum Ditlantas Polda Metro Jaya Kompol Fahri menambahkan dengan kamera pengawas tersebut diharapkan ada perubahan perilaku anggota menjadi lebih baik dan tertib. Sebab kamera tubuh itu akan menjadi bukti kinerja petugas di lapangan.
Kedepan kata dia, kamera tersebut juga akan berfungsi sebagai E-TLE portable sehingga seluruh kamera yang berada di jalan juga bisa digunakan untuk E-TLE. Kemudian kamera itu juga dilengkapi dengan tombol panik. Tombol itu digunakan untuk memberi sinyal lokasi di mana bantuan dibutuhkan. “Insya Allah dalam waktu dekat ditambah 100 unit lagi," tegasnya.
Selain body cam, Polda Metro Jaya juga akan menambah kamera E-TLE sebanyak 45 unit pada 2020 nanti. Sehingga total menjadi 105 mata kamera untuk memantau pengendara di jalan raya pada 2020. Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Gatot Eddy Pramono mengatakan, body camera di baju Polantas sudah mulai dioperasikan. Ada 12 personel kepolisian di lapangan yang memakai alat ini. "Bisa mengontrol anggota dan interaksi dengan masyarakat terlihat," ujarnya.
Body camera dipakai untuk menjadi bukti apabila pengemudi kendaraan melawan saat ditindak di lapangan, padahal sudah jelas melakukan pelanggaran lalu lintas. Body camera juga akan merekam perilaku bandel oknum polantas di jalan raya saat melakukan penindakan.
Kamera terhubung dengan NTMC Polri sehingga terpantau langsung. “Kalau masyarakat atau anggota arogan akan terekam. Kalau masih anggota kita yang nakal itu akan hilang dengan sendirinya, sekarang jadi enggak ada tuh damai-damai lagi," tegasnya.
Jenderal bintang dua ini menjelaskan, body camera juga dilengkapi sistem komunikasi dua arah. Petugas di lapangan bisa langsung bicara dengan operator di NTMC Polri guna minta bantuan dan sebaliknya. "Dalam waktu dekat ditambah 100 unit lagi," kata Gatot.
(don)