Antisipari Banjir, DLH Buleleng Gelar Pelatihan Pembuatan Biopori UNF 1
A
A
A
SINGARAJA - Untuk mengantisipasi banjir di Buleleng khususnya Desa Baktiseraga, Pemerintah Kabupaten Buleleng bekerja sama dengan Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja menggelar pelatihan pembuatan biopori UNF 1 di Desa Baktiseraga, Senin (9/12/2019).
Pelatihan Biopori UNF 1 ini merupakan Pengabdian Pada Masyarakat (P2m) Kerja sama antara Dinas Lingkungan Hidup Buleleng dengan Undiksha Singaraja. Selain itu Juga UNF 1 merupakan produk hasil kolaborasi antara program studi perikanan dan biologi yag berfungsi untuk mempercepat proses dekomposisi sampah organik.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Buleleng Putu Ariadi Pribadi mengatakan lubang ini berbentuk silidris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah sebagai metode resapan air. Lubang itu bertujuan mengatasi genangan air dengan cara meningkatan daya resap air pada tanah."Lubang Biopori memiliki ukuran tertentu yang telah ditentukan, yakni dengan kedalaman satu meter dan berdiameter 10 cm," kata Putu Ariadi Pribadi.
Putu Ariadi Pribadi, menuturkan, pelatihan pembuatan biopori dilakukan sebagai upaya mengurangi genangan air yang dapat menyebabkan banjir saat musim penghujan tiba. "Kami memberikan penjelasan cara pembuatan biopori ke masyarakat Buleleng Khususnya masyarakat di Desa Baktiseraga. Juga memberikan peralatan untuk pembuatan biopori tersebut," Ujarnya .
Pelatihan Biopori ini bertujuan untuk penyerapan air di musim hujan yang akan datang.”Kegiatan pengabdian masyarakat pembuatan biopori ini merupakan salah satu program DLH Buleleng yang bekerjasama dengan Undiksha singaraja dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat,” ucap Putu Ariadi
Lebih lanjut, Putu Ariadi menjelaskan selain berfungsi untuk mencegah banjir, biopori juga banyak manfaatnya. Salah satunya air yang tersimpan bisa dijadikan pupuk untuk tanaman. ”Lubang resapan biopori merupakan metode resapan air untuk atasi genangan air dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah,” tuturnya
Disamping itu, lanjut Putu Ariadi dengan teknik biopori tanah akan menjadi lebih subur. Adanya lubang biopori, maka resapan air hujan yang mengandung lumpur dan bakteri akan dilarutkan menjadi mineral-mineral yang diperlukan dalam kehidupan tumbuhan.
Putu Ariadi Menambahkan Pembuatan Agregat Biopori UNF 1 ini akan dikerjakan dibeberapa wilayah di Desa Baktiseraga.” Setalah melaksanakan sosialisasi pembuatan Biopori ini, akan langsung dikerjakan lubang Biopori di Beberapa titik di Baktiseraga,” Imbuhnya
Dipilihnya Desa Baktiseraga sebagai pilot projek tentang pembuatan biopori, Putu Ariadi mengatakan Bahwa setiap musih Hujan tiba Desa Baktiseraga Selalu Tergenang banjir.” Kalau pelatihan ini berhasil, kedepan kami di DLH Buleleng akan kembangkan dengan menyasar daerah-daerah yang terkena dampak banjir di saat musim penghujan tiba,” ungkapnya
Pelatihan Biopori UNF 1 ini merupakan Pengabdian Pada Masyarakat (P2m) Kerja sama antara Dinas Lingkungan Hidup Buleleng dengan Undiksha Singaraja. Selain itu Juga UNF 1 merupakan produk hasil kolaborasi antara program studi perikanan dan biologi yag berfungsi untuk mempercepat proses dekomposisi sampah organik.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Buleleng Putu Ariadi Pribadi mengatakan lubang ini berbentuk silidris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah sebagai metode resapan air. Lubang itu bertujuan mengatasi genangan air dengan cara meningkatan daya resap air pada tanah."Lubang Biopori memiliki ukuran tertentu yang telah ditentukan, yakni dengan kedalaman satu meter dan berdiameter 10 cm," kata Putu Ariadi Pribadi.
Putu Ariadi Pribadi, menuturkan, pelatihan pembuatan biopori dilakukan sebagai upaya mengurangi genangan air yang dapat menyebabkan banjir saat musim penghujan tiba. "Kami memberikan penjelasan cara pembuatan biopori ke masyarakat Buleleng Khususnya masyarakat di Desa Baktiseraga. Juga memberikan peralatan untuk pembuatan biopori tersebut," Ujarnya .
Pelatihan Biopori ini bertujuan untuk penyerapan air di musim hujan yang akan datang.”Kegiatan pengabdian masyarakat pembuatan biopori ini merupakan salah satu program DLH Buleleng yang bekerjasama dengan Undiksha singaraja dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat,” ucap Putu Ariadi
Lebih lanjut, Putu Ariadi menjelaskan selain berfungsi untuk mencegah banjir, biopori juga banyak manfaatnya. Salah satunya air yang tersimpan bisa dijadikan pupuk untuk tanaman. ”Lubang resapan biopori merupakan metode resapan air untuk atasi genangan air dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah,” tuturnya
Disamping itu, lanjut Putu Ariadi dengan teknik biopori tanah akan menjadi lebih subur. Adanya lubang biopori, maka resapan air hujan yang mengandung lumpur dan bakteri akan dilarutkan menjadi mineral-mineral yang diperlukan dalam kehidupan tumbuhan.
Putu Ariadi Menambahkan Pembuatan Agregat Biopori UNF 1 ini akan dikerjakan dibeberapa wilayah di Desa Baktiseraga.” Setalah melaksanakan sosialisasi pembuatan Biopori ini, akan langsung dikerjakan lubang Biopori di Beberapa titik di Baktiseraga,” Imbuhnya
Dipilihnya Desa Baktiseraga sebagai pilot projek tentang pembuatan biopori, Putu Ariadi mengatakan Bahwa setiap musih Hujan tiba Desa Baktiseraga Selalu Tergenang banjir.” Kalau pelatihan ini berhasil, kedepan kami di DLH Buleleng akan kembangkan dengan menyasar daerah-daerah yang terkena dampak banjir di saat musim penghujan tiba,” ungkapnya
(atk)