Bangun Pondok, Ayah dan Anak di Riau Tertimbun Longsor
A
A
A
PEKAN BARU - Elipati Zebua, 55 bersama anaknya Tabhezhisoki, 25, warga Teluk Aur Rambah Samo tertimbun longsor dalam musibah bencana alam yang terjadi di Desa Rokan Koto Ruang, Kecamatan Rokan IV Koto, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Riau.
"Tim dengan peralatan lengkap sudah sampai lokasi tanah longsor," kata Kepala Seksi Ops dan Kesiapsiagaan Basarnas Kota Pekanbaru, Jecky Chen, Kamis (5/12/2019).
Keterangan saksi mata, longsor itu terjadi pada 2 Desember 2019. Saat itu keduanya sedang membuat pondok di pinggir sungai. Pembuatan tempat istirahat itu sendiri posisinya terjal.
"Saat keduanya membuat pondok, kondisi dalam keadaan hujan lebat. Kemudian tiba-tiba longsor dari atas. Keduanya yang sedang membuat pondok tidak sempat menyelamatkan diri," ujarnya.
Paur Humas Polres Rohul, Ipda Feri mengatakan, lambatnya informasi musibah tanah longsor. Dia mengaku baru kemarin mendapatkan informasi dari keluarga. Dia menjelaskan, pada 2 Desember itu Elipati Zibua bersama empat anaknya termasuk Tabhezhisoki pergi untuk membuat pondok dan sebagian berburu babi hutan.
"Menjelang malam, ketiga anak korban pamit pulang. Jadi yang tinggal hanya Elipati Zibua dan Tabhezhisoki. Karena tidak ada kabar malam itu, istri Elipati menelpon. Namun, tidak ada jawaban," tuturnya.
Pada 3 Desember 2019, pihak keluarga kembali mencoba menghubungi nomor ponsel Elipati maupun Tabhezhisoki, namun tidak diangkat juga. Mereka pun masih menunggu.
Karena tidak kunjung ada jawaban dan sudah mulai curiga, salah satu anak korban bernama Febrian Zebua berangkat ke lokasi pada 4 Desember 2019 pukul 17.00 WIB. Sampai di lokasi dia terkejut karena melihat ada longsor. Lumpur dan kayu menggeser posisi pondok (rumah singgah) dan ladang mereka. Tidak terlihat Elipati maupun Tabhezhisoki di pondok dan lahan yang sudah rata disapu longsor.
"Tanah longsor menimbun kebun mereka. Selain itu posisi rumah tidak tampak lagi dan sudah berpindah ke arah depan sejauh 60 meter akibat disapu longsor tanah yang bercampur air dan kayu. Tidak jauh dari posisi rumah ditemukan dua ekor anjing yang ikut mati serta dompet salah satu korban," ucap Danramil Rokan IV Koto Kapten Horas Simbolon.
Proses pencarian difokuskan di lokasi yang terdiri dari tumpukan tanah, kayu, dan batang kelapa sawit. "Kendala yang dihadapi adalah medan yang terjal dan sulit dijangkau. Ini juga yang menyebabkan alat berat belum dapat menuju lokasi," tuturnya
"Tim dengan peralatan lengkap sudah sampai lokasi tanah longsor," kata Kepala Seksi Ops dan Kesiapsiagaan Basarnas Kota Pekanbaru, Jecky Chen, Kamis (5/12/2019).
Keterangan saksi mata, longsor itu terjadi pada 2 Desember 2019. Saat itu keduanya sedang membuat pondok di pinggir sungai. Pembuatan tempat istirahat itu sendiri posisinya terjal.
"Saat keduanya membuat pondok, kondisi dalam keadaan hujan lebat. Kemudian tiba-tiba longsor dari atas. Keduanya yang sedang membuat pondok tidak sempat menyelamatkan diri," ujarnya.
Paur Humas Polres Rohul, Ipda Feri mengatakan, lambatnya informasi musibah tanah longsor. Dia mengaku baru kemarin mendapatkan informasi dari keluarga. Dia menjelaskan, pada 2 Desember itu Elipati Zibua bersama empat anaknya termasuk Tabhezhisoki pergi untuk membuat pondok dan sebagian berburu babi hutan.
"Menjelang malam, ketiga anak korban pamit pulang. Jadi yang tinggal hanya Elipati Zibua dan Tabhezhisoki. Karena tidak ada kabar malam itu, istri Elipati menelpon. Namun, tidak ada jawaban," tuturnya.
Pada 3 Desember 2019, pihak keluarga kembali mencoba menghubungi nomor ponsel Elipati maupun Tabhezhisoki, namun tidak diangkat juga. Mereka pun masih menunggu.
Karena tidak kunjung ada jawaban dan sudah mulai curiga, salah satu anak korban bernama Febrian Zebua berangkat ke lokasi pada 4 Desember 2019 pukul 17.00 WIB. Sampai di lokasi dia terkejut karena melihat ada longsor. Lumpur dan kayu menggeser posisi pondok (rumah singgah) dan ladang mereka. Tidak terlihat Elipati maupun Tabhezhisoki di pondok dan lahan yang sudah rata disapu longsor.
"Tanah longsor menimbun kebun mereka. Selain itu posisi rumah tidak tampak lagi dan sudah berpindah ke arah depan sejauh 60 meter akibat disapu longsor tanah yang bercampur air dan kayu. Tidak jauh dari posisi rumah ditemukan dua ekor anjing yang ikut mati serta dompet salah satu korban," ucap Danramil Rokan IV Koto Kapten Horas Simbolon.
Proses pencarian difokuskan di lokasi yang terdiri dari tumpukan tanah, kayu, dan batang kelapa sawit. "Kendala yang dihadapi adalah medan yang terjal dan sulit dijangkau. Ini juga yang menyebabkan alat berat belum dapat menuju lokasi," tuturnya
(cip)