Pasar Pharaa Sentani Bisa Menjadi Tempat Wisata Belanja
A
A
A
SENTANI - Rencana Pemerintah Kabupaten Jayapura terhadap keberadaan Pasar Pharaa (pasar baru) Sentani, tidak hanya sebagai tempat jual beli bagi masyarakat di daerah ini tetapi juga dirancang sebagai tempat wisata belanja.
Pasar Pharaa yang awal pembangunannya pada periode pertama Presiden Jokowi dan diresmikan pada 2017 lalu, berdiri megah dengan lima bangunan permanen dua lantai ini diharapkan dapat mendongkrak pendapatan daerah tetapi juga meningkatkan ekonomi masyarakat melalui transaksi jual beli di pasar ini.
“Masyarakat bisa datang bersama keluarga, sambil belanja bisa menikmati fasilitas hiburan lainnya,” ujar Bupati Jayapura Mathius Awoitauw beberapa waktu lalu.
Menurut Mathius, kehadiran Pasar Pharaa selain menjalankan perputaran roda ekonomi dan pendapatan daerah secara umum, secara kusus peningkatan ekonomi masyarakat lokal yang berjualan di pasar ini.
Pelaksanaan PON Tahun depan, menurut Bupati Awoitauw menjadi ajang yang sangat penting bagi masyarakat lokal yang beraktifitas di pasar ini.
“Selain destinasi wisata yang ada, pasar Pharaa juga akan mereka dikunjungi,” jelasnya.
Bupati mengharapkan kinerja Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis untuk bekerja semaksimal mungkin dengan menata kembali fasilitas-fasilitas layanan yang ada di dalam pasar ini.
Kondisi Pasar Pharaa Sentani saat ini telah menampung 2000an pedagang yang berjualan di sana. Terdiri dari pedagang tetap dan pedagang musiman. Pedagang tetap terdiri dari pedagang yang berjualan barang kelontongan (perabot rumah tangga), pedagang pakain, pedagang sembako, dan bahan natura lainnya seperti ikan, daging, sagu, dan rempah-rempah.
Sementara pedagang musiman adalah mereka yang yang hanya datang sehari ketika ada barang yang dijual dari hasil kebun mereka, seperti sayur, ubi-ubian, buah-buah, dan ikan danau.
Secara terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Kabupaten Jayapura, Yos Levi Yoku mengaku pihaknya telah bekerja sama dengan beberapa elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga dan menata Pasar Pharaa kearah yang lebih baik.
“Kita masih kekurangan air bersih, lampu penerangan, dan tenaga kerja di pasar ini,” kata Yoku.
Selain itu juga, fasilitas pendukung seperti armada pengangkut sampah, kontainer tempat penampung sampah sementara juga belum ada, sudah kami usulkan ke Bapeda tetapi belum direalisasi hingga saat ini.
“Pasar yang berada di lahan dua hektar lebih ini butuh fasilitas penunjang yang komplit, karena untuk mengurusnya tidak hanya dengan bicara saja,” tukasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jayapura, Kris Kores Tokoro mengatakan, pihaknya telah meletakan dua unit kontainer sebagai tempat penampungan sampah sementara di areal Pasar Pharaa Sentani.
“Selama seminggu, DLH dengan kekuatan penuh telah membersihkan sampah-samaph di areal pasar ini, harapan kami agar pasar ini tetap bersih dan yaman untuk dikunjungi,” pungkasnya.
Pasar Pharaa yang awal pembangunannya pada periode pertama Presiden Jokowi dan diresmikan pada 2017 lalu, berdiri megah dengan lima bangunan permanen dua lantai ini diharapkan dapat mendongkrak pendapatan daerah tetapi juga meningkatkan ekonomi masyarakat melalui transaksi jual beli di pasar ini.
“Masyarakat bisa datang bersama keluarga, sambil belanja bisa menikmati fasilitas hiburan lainnya,” ujar Bupati Jayapura Mathius Awoitauw beberapa waktu lalu.
Menurut Mathius, kehadiran Pasar Pharaa selain menjalankan perputaran roda ekonomi dan pendapatan daerah secara umum, secara kusus peningkatan ekonomi masyarakat lokal yang berjualan di pasar ini.
Pelaksanaan PON Tahun depan, menurut Bupati Awoitauw menjadi ajang yang sangat penting bagi masyarakat lokal yang beraktifitas di pasar ini.
“Selain destinasi wisata yang ada, pasar Pharaa juga akan mereka dikunjungi,” jelasnya.
Bupati mengharapkan kinerja Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis untuk bekerja semaksimal mungkin dengan menata kembali fasilitas-fasilitas layanan yang ada di dalam pasar ini.
Kondisi Pasar Pharaa Sentani saat ini telah menampung 2000an pedagang yang berjualan di sana. Terdiri dari pedagang tetap dan pedagang musiman. Pedagang tetap terdiri dari pedagang yang berjualan barang kelontongan (perabot rumah tangga), pedagang pakain, pedagang sembako, dan bahan natura lainnya seperti ikan, daging, sagu, dan rempah-rempah.
Sementara pedagang musiman adalah mereka yang yang hanya datang sehari ketika ada barang yang dijual dari hasil kebun mereka, seperti sayur, ubi-ubian, buah-buah, dan ikan danau.
Secara terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Kabupaten Jayapura, Yos Levi Yoku mengaku pihaknya telah bekerja sama dengan beberapa elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga dan menata Pasar Pharaa kearah yang lebih baik.
“Kita masih kekurangan air bersih, lampu penerangan, dan tenaga kerja di pasar ini,” kata Yoku.
Selain itu juga, fasilitas pendukung seperti armada pengangkut sampah, kontainer tempat penampung sampah sementara juga belum ada, sudah kami usulkan ke Bapeda tetapi belum direalisasi hingga saat ini.
“Pasar yang berada di lahan dua hektar lebih ini butuh fasilitas penunjang yang komplit, karena untuk mengurusnya tidak hanya dengan bicara saja,” tukasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jayapura, Kris Kores Tokoro mengatakan, pihaknya telah meletakan dua unit kontainer sebagai tempat penampungan sampah sementara di areal Pasar Pharaa Sentani.
“Selama seminggu, DLH dengan kekuatan penuh telah membersihkan sampah-samaph di areal pasar ini, harapan kami agar pasar ini tetap bersih dan yaman untuk dikunjungi,” pungkasnya.
(akn)