Rumah Ambruk di Guyur Hujan, Warga Miskin Ini Tinggal di Pos Ronda
A
A
A
LEBAK - Pasangan suami istri Suherman (53) dan Sueni (49), warga miskin asal Desa Cisangu, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Banten, tepatnya di kampung Bueuk terpaksa tinggal di pos ronda. Rumah yang selama ini ditempatinya ambruk akibat diguyur hujan deras.
Untungnya ketika ambruk Suherman dan istri sudah antisipasi pindah ke pos ronda tersebut. Suherman sendiri sudah sekitar 5 tahun menderita struk tangan dan kaki sebelah kirinya susah untuk digerakkan.
"Rumah saya ambruk ini, terjadinya sekitar seminggu yang lalu. Untuk memperbaikinya saya tidak punya biaya. Sedangkan makan sehari-hari yang mencari nafkahnya istri saya jualan jagung rebus atau hasil kebun lainnya. Juga dari belas kasihan tetangga," ujar Suherman, Rabu (27/11/2019).
Kejadian roboh rumahnya tersebut, kata Suherman telah di laporkan pihaknya ke kepala Desa setempat. "Saya sudah lapor ke desa," katanya.
Untuk itu, Suherman sangat berharap rumahnya yang telah ambruk ini bisa dapat diperbaiki dan meminta bantuan dari pemerintah, baik itu pemerintah desa, Kabupaten maupun Provinsi.
"Kalau melihat kondisi saya seprti ini mah (sakit yang sudah menahun) kayaknya saya tidak bisa membangun kembali rumah yang ambruk ini. Karena itu saya berharap ada yang peduli atau kasihan dengan kondisi saya sekarang ini," katanya.
Sementara itu Ideng Kades Cisangu membenarkan ada rumah warganya yang ambruk. "Betul, tapi kita sedang berupaya meminta bantuan ke pemerintah Kabupaten. Secepatnya kita buatkan proposal agar pak Suherman ini bisa mendapatkan bantuan porgram rumah tidak layak huni," ujar dia.
Ideng juga mengaku prihatin dengan kejadian yang menimpa warganya, karena sekarang Suherman dan istrinya tinggal di pos ronda. "Karena rumahnya memang tidak bisa ditempati lagi, mereka harus tinggal di pos ronda," pungkasnya.
Untungnya ketika ambruk Suherman dan istri sudah antisipasi pindah ke pos ronda tersebut. Suherman sendiri sudah sekitar 5 tahun menderita struk tangan dan kaki sebelah kirinya susah untuk digerakkan.
"Rumah saya ambruk ini, terjadinya sekitar seminggu yang lalu. Untuk memperbaikinya saya tidak punya biaya. Sedangkan makan sehari-hari yang mencari nafkahnya istri saya jualan jagung rebus atau hasil kebun lainnya. Juga dari belas kasihan tetangga," ujar Suherman, Rabu (27/11/2019).
Kejadian roboh rumahnya tersebut, kata Suherman telah di laporkan pihaknya ke kepala Desa setempat. "Saya sudah lapor ke desa," katanya.
Untuk itu, Suherman sangat berharap rumahnya yang telah ambruk ini bisa dapat diperbaiki dan meminta bantuan dari pemerintah, baik itu pemerintah desa, Kabupaten maupun Provinsi.
"Kalau melihat kondisi saya seprti ini mah (sakit yang sudah menahun) kayaknya saya tidak bisa membangun kembali rumah yang ambruk ini. Karena itu saya berharap ada yang peduli atau kasihan dengan kondisi saya sekarang ini," katanya.
Sementara itu Ideng Kades Cisangu membenarkan ada rumah warganya yang ambruk. "Betul, tapi kita sedang berupaya meminta bantuan ke pemerintah Kabupaten. Secepatnya kita buatkan proposal agar pak Suherman ini bisa mendapatkan bantuan porgram rumah tidak layak huni," ujar dia.
Ideng juga mengaku prihatin dengan kejadian yang menimpa warganya, karena sekarang Suherman dan istrinya tinggal di pos ronda. "Karena rumahnya memang tidak bisa ditempati lagi, mereka harus tinggal di pos ronda," pungkasnya.
(nag)